Sukabumi Update

4 Alasan Penderita Depresi Menjalani Rehabilitasi, Simak Penjelasannya

Ilustrasi menjalani rehabilitasi. | Foto: Freepik

SUKABUMIUPDATE.com - Rehabilitasi sering kali paling dikaitkan dengan pengobatan narkoba dan alkohol, namun juga merupakan pilihan pengobatan bagi orang yang mengalami depresi, kecemasan, dan kondisi kesehatan mental lainnya.

Rehabilitasi dapat menyediakan tempat yang aman bagi orang-orang yang mungkin memerlukan dukungan, perawatan, dan struktur ekstra saat mereka menerima perawatan untuk kondisinya.

Ketika seseorang menghadapi kondisi kesehatan mental seperti depresi, pendekatan pengobatan yang tepat bagi mereka seringkali bergantung pada tingkat perawatan dan dukungan yang mereka butuhkan.

Tingkat pengobatan terendah adalah terapi rawat jalan, yang melibatkan pertemuan dengan terapis satu kali atau lebih setiap minggu. Ini mungkin juga melibatkan penggunaan obat-obatan seperti antidepresan. Ini adalah pilihan yang tepat dan efektif bagi banyak orang, khususnya mereka yang mengalami depresi ringan hingga sedang.

Rehabilitasi untuk depresi di sisi lain mewakili tingkat perawatan yang lebih tinggi yang mungkin sesuai untuk orang yang mengalami gejala yang lebih parah. Rehabilitasi seringkali melibatkan perawatan rawat inap di rumah sakit tetapi bisa juga melibatkan rawat inap sebagian atau tinggal di lingkungan perawatan residensial untuk jangka waktu tertentu.

Baca Juga: Sejarah Depresi Yang Tidak Banyak Orang Tahu, Yuk Simak!

Tingkat perawatan ini memberikan akses terhadap layanan kesehatan mental, perawatan medis, pengawasan, dan dukungan emosional. Ada beberapa situasi di mana layanan rehabilitasi bisa menjadi pilihan tepat untuk mengobati depresi. Perawatan rawat inap mungkin direkomendasikan jika seseorang mengalami kecenderungan bunuh diri, katatonia, malnutrisi, atau kondisi medis penyerta yang membuat penanganan gejalanya di rawat jalan menjadi sulit. Berikut beberapa alasan penderita depresi menjalani rehabilitasi:

1. Risiko Menyakiti Diri Sendiri atau Bunuh Diri

Rehabilitasi mungkin merupakan pilihan yang lebih disukai jika seseorang memiliki riwayat upaya atau pemikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri. Namun, jika risikonya sudah dekat, seseorang mungkin dirawat di rumah sakit sampai kondisinya cukup stabil untuk pergi ke fasilitas rehabilitasi. Setelah stabil, pusat rehabilitasi depresi adalah tempat yang mendukung di mana mereka dapat menerima bantuan dan belajar bagaimana memproses dan mengatasi situasi, emosi, pikiran, dan dorongan hati yang menantang.

2. Tidak Menanggapi Perawatan Rawat Jalan

Bagi sebagian orang, terapi rawat jalan saja tidak cukup. Jika terapi dan pengobatan tradisional tidak berhasil, perawatan rawat inap mungkin merupakan pilihan yang lebih baik. Jenis perawatan ini dapat memberikan tingkat dukungan dan pengawasan yang lebih tinggi. Jika seseorang tidak mengalami perubahan yang memadai dengan terapi rawat jalan, mereka mungkin memutuskan untuk beralih ke pilihan rehabilitasi atau rawat inap.

3. Kebutuhan akan Struktur dan Mendapat Dukungan Tambahan

Rehabilitasi depresi dapat memberikan dukungan emosional dan struktur harian yang dibutuhkan sebagian orang saat mereka menghadapi gejala depresi dan berupaya menuju pemulihan. Perawatan ini dapat membantu orang yang kesulitan untuk mengikuti rencana perawatan rawat jalan mereka. Hal ini juga dapat memberikan rasa kebersamaan bagi orang-orang yang merasa terisolasi dan sendirian.

Baca Juga: Cylinder Valve Patah, Polisi Ungkap Dugaan Penyebab Ledakan Gas di Cibadak Sukabumi

4. Kondisi Mental Terjadi Bersamaan

Beberapa fasilitas rehabilitasi menangani kondisi kesehatan mental tertentu seperti depresi, gangguan bipolar, skizofrenia, gangguan obsesif-kompulsif (OCD), dan penggunaan narkoba. Namun, pusat rehabilitasi lain diperlengkapi untuk menangani situasi di mana orang mengalami satu atau lebih kondisi yang terjadi bersamaan. Tidak jarang orang yang mengalami depresi juga mengalami masalah kesehatan mental lainnya pada saat yang bersamaan. Menurut sebuah penelitian, 64% orang dengan depresi ringan, 72% dengan depresi sedang, dan 78% dengan depresi berat juga memiliki gangguan mental penyerta. Kondisi yang sering terjadi bersamaan dengan depresi meliputi gangguan penggunaan narkoba dan kecemasan. Karena rehabilitasi menawarkan dukungan yang berkelanjutan dan komprehensif, rehabilitasi mungkin sangat membantu bagi orang yang mengalami komplikasi dari kondisi penyakit penyerta.

Depresi yang diderita seseorang bisa ringan, sedang, atau berat. Bisa juga jangka pendek atau jangka panjang. Orang dengan depresi ringan mungkin masih dapat berfungsi dengan baik, sedangkan orang dengan depresi berat mungkin mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Sumber: Very Well Mind

Editor : Oksa Bachtiar Camsyah

Tags :
BERITA TERKAIT