Sukabumi Update

Mitos Erep-Erep atau Sleep Paralysis, Benarkah Ketindihan Makhluk Halus?

Ilustrasi "THE NIGHTMARE" LUKISAN JOHN HENRY FUSELI. - Sleep paralysis adalah kondisi yang dapat dialami oleh siapa saja, tanpa memandang ras, agama, atau kepercayaan. (Sumber : WIKIMEDIA COMMONS.)

SUKABUMIUPDATE.com - Menurut dunia medis, erep-erep atau sleep paralysis adalah kondisi ketika seseorang tidak dapat bergerak dan berbicara saat akan bangun tidur. Kondisi ini terjadi karena adanya gangguan pada fase tidur REM (rapid eye movement), yaitu fase tidur yang ditandai dengan gerakan mata yang cepat dan mimpi yang hidup.

Pada fase REM, otak akan mengirimkan sinyal untuk menonaktifkan otot tubuh. Sinyal ini berfungsi untuk mencegah kita bergerak saat bermimpi, sehingga kita tidak melukai diri sendiri. Namun, pada beberapa orang, sinyal ini tidak bekerja dengan baik, sehingga kita tetap tidak dapat bergerak saat bangun dari tidur.

Erep-erep dapat terjadi pada siapa saja, namun lebih sering terjadi pada orang yang kurang tidur, stres, atau memiliki gangguan tidur lainnya. Kondisi ini biasanya berlangsung selama beberapa detik hingga beberapa menit, dan tidak berbahaya.

Baca Juga: 10 Ciri Anak yang Akan Tumbuh Menjadi Pribadi Introvert, Bunda Harus Kenali

Mitos yang berkembang di masyarakat tentang erep-erep adalah bahwa kondisi ini disebabkan oleh gangguan makhluk halus. Mitos ini berkembang karena beberapa orang yang mengalami erep-erep sering kali merasa seperti ada makhluk lain yang menekan atau menindih mereka.

Namun, menurut dunia medis, mitos ini tidak benar. Erep-erep disebabkan oleh gangguan pada fase tidur REM, bukan oleh gangguan makhluk halus.

Erep-Erep atau Sleep Paralysis

Erep-erep atau sleep paralysis adalah kondisi di mana seseorang tidak dapat menggerakkan tubuhnya saat akan bangun tidur atau saat akan tertidur. Kondisi ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara aktivitas otak dan otot.

Dalam dunia medis, sleep paralysis diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:

  • Hypnagogic sleep paralysis, yaitu sleep paralysis yang terjadi saat akan tertidur.
  • Hypnopompic sleep paralysis, yaitu sleep paralysis yang terjadi saat akan bangun tidur.

Baca Juga: 9 Ciri Orang yang Memiliki Kepribadian Introvert dengan Mental Kuat

Mitos Erep-erep yang Berkembang di Masyarakat Indonesia dan Dunia

Mitos tentang erep-erep yang dikaitkan dengan makhluk halus telah lama berkembang di masyarakat Indonesia. Mitos ini menyebutkan bahwa erep-erep disebabkan oleh makhluk halus yang menindih tubuh seseorang saat tidur. Mitos ini juga menyebutkan bahwa orang yang mengalami erep-erep akan melihat atau merasakan kehadiran makhluk halus tersebut.

5 Mitos Terbangun Tengah Malam, Gangguan Makhluk Halus Hingga Pertanda Buruk. |Ilustrasi Gangguan Makhluk Halus. | Film The Nightmare.

Di Indonesia sendiri, erep-erep atau eureup-eureup dikenal juga sebagai ketindihan. Sebagian masyarakat menganggap ketindihan ini adalah kondisi mistis yang terjadi kepada seseorang akibat diduduki oleh makhluk halus seperti setan dan jin.

Makhluk halus tersebut berdatangan dan berwujud seperti bayangan hitam raksasa, pocong, kuntilanak, genderuwo dan lainnya. Dalam beberapa kasus ketindihan erep-erep, konon makhluk halus tersebut seperti berdiam diri diatas tubuh korbannya. 

Baca Juga: 10 Ciri Orang yang Memiliki Kepribadian Baik dan Bijaksana, Kamu Juga Termasuk?

Makhluk halus tersebut juga terkadang membuat korbannya merasa tidak bisa bergerak, bernafas hingga bangun. Mitosnya tak jarang juga makhluk halus tersebut terasa seperti mencegah kita untuk bangun dari tidur.

Lalu di berbagai budaya, sensasi aneh dari sleep paralysis atau erep-erep telah menimbulkan beberapa gambaran yang jelas. Pada tahun 1664 seorang dokter Belanda menerbitkan riwayat kasus seorang wanita yang menderita kelumpuhan tidur atau sleep paralysis. “'Iblis berbaring di atasnya dan menahannya,” tulisnya, dikutip via sleepeducation.

Ketindihan itu dapat terjadi bersamaan dengan halusinasi. Seseorang mungkin membayangkan bahwa Anda melihat atau mendengar sesuatu, Anda bahkan mungkin mengira ada orang lain atau sesuatu yang ada di ruangan bersama Anda.

Baca Juga: Anak Tumbuh Menjadi Pribadi Introvert? Begini Bunda 9 Cara untuk Mendidiknya

Kemudian di Jepang, kelumpuhan tidur atau erep-erep disebut “kanashibari.” Istilah ini berakar pada agama Buddha; dahulu kala diyakini bahwa para biksu Buddha dapat menggunakan sihir untuk melumpuhkan orang lain.

Di Newfoundland kanada, kelumpuhan tidur disebut sebagai serangan “Old Hag” (Serangan Perempuan Tua). Lalu di Tiongkok, erep-erep ini diberi label “ penindasan hantu .” Sebuah studi baru melaporkan bahwa di Meksiko, orang-orang mungkin mengatakan bahwa kelumpuhan tidur terasa seperti “mayat naik ke atas tubuh saya”.

Mengutip rdnewsnow, erep-erep atau kelumpuhan tidur selama bertahun-tahun juga dijelaskan sebagai akibat dari kutukan ilmu hitam, monster mitos, atau bahkan setan. Masyarakat Mesir dulunya percaya bahwa jin (“jin”) berada di balik sleep paralysis atau ketindihan.

Baca Juga: Pernah Alami Erep-Erep? Ini Fakta Tentang Sleep Paralysis!

Sementara masyarakat adat di Afrika Selatan percaya bahwa hal itu disebabkan oleh Tokoloshe (roh air yang mirip kerdil). Demikian pula, orang Turki percaya bahwa Karabasan (makhluk mirip roh) berada di balik fenomena tersebut.

Dalam beberapa mitos lainnya, ketindihan juga diceritakan sebagai kedatangan manusia bertopi.  Namun, Manusia Topi itu unik dalam satu hal. Meskipun berbagai peradaban di seluruh dunia pernah memiliki penampakan ketindihan versi mereka sendiri, Manusia Topi tampaknya muncul di banyak tempat berbeda.

Yang lebih menarik lagi, deskripsinya hanya sedikit berbeda dari satu budaya ke budaya lainnya terkadang tingginya 6 kaki dan terkadang 10 kaki, matanya mungkin merah terang atau genangan kegelapan pekat. Beberapa orang mengklaim dia membawa arloji saku emas atau “ seperti kabut ” daripada sosok padat. Tapi semua orang bersikeras dia mengenakan jaket seperti jas hujan dan memakai topi yang sangat mencolok.

Baca Juga: 8 Kelebihan Anak yang Tumbuh Menjadi Pribadi Introvert, Bunda Harus Bangga!

Dalam kebanyakan kasus, dia juga sangat pendiam. Dia tidak menyentuh Anda, mencoba menyerang Anda, atau duduk di dada Anda seperti yang diketahui dilakukan oleh “setan” sleep paralysis lainnya. Dia sering kali hanya berdiri di sudut ruangan, memperhatikan Anda. Terkadang dia melayang di atas dada Anda, mengamati Anda dengan cermat.

Namun, semua yang diatas itu adalah mitos-mitos yang berkembang di masyarakat dunia tentang sleep paralysis atau erep-erep. 

Benarkah Ketindihan Makhluk Halus?

Secara ilmiah, sleep paralysis bukanlah gangguan makhluk halus. Sleep paralysis atau erep-erep adalah kondisi yang dapat dialami oleh siapa saja, terlepas dari kepercayaan agama atau kepercayaan lainnya.

Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa sleep paralysis dapat menyebabkan perasaan takut dan panik. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

  • Perasaan tidak berdaya yang dialami oleh orang yang mengalami sleep paralysis.
  • Perasaan seperti ada yang menindih yang sering dialami oleh orang yang mengalami sleep paralysis.
  • Mimpi buruk yang sering dialami oleh orang yang mengalami sleep paralysis.

Perasaan takut dan panik ini dapat membuat orang yang mengalami sleep paralysis mengira bahwa mereka sedang diganggu oleh makhluk halus.

Cara Mengatasi Sleep Paralysis atau Erep-erep

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi sleep paralysis, antara lain:

  • Bernapas dalam-dalam. Bernapas dalam-dalam dapat membantu untuk menenangkan diri dan mengurangi rasa panik.
  • Cobalah untuk menggerakkan jari-jari atau anggota tubuh lainnya. Gerakan kecil ini dapat membantu untuk melepaskan kelumpuhan.
  • Cobalah untuk membuka mata. Membuka mata dapat membantu untuk menyadarkan diri dan mengurangi rasa panik.
  • Tidur yang cukup
  • Hindari stres
  • Konsumsi makanan dan minuman yang sehat
  • Hindari konsumsi kafein dan alkohol sebelum tidur
  • Buatlah rutinitas tidur yang teratur

Jika Anda sering mengalami sleep paralysis, sebaiknya konsultasikan dengan dokter. Dokter dapat membantu untuk menentukan penyebab sleep paralysis dan memberikan penanganan yang tepat.

Editor : Ikbal Juliansyah

Tags :
BERITA TERKAIT