Sukabumi Update

10 Tradisi Unik Tahun Baru Imlek, Barongsai Hingga Doa Memohon Hujan

Ilustrasi - Ada banyak tradisi yang terkait dengan Tahun Baru Imlek, termasuk membersihkan rumah, memasang dekorasi, memberikan angpao, dan makan makanan khas Imlek. (Sumber : pexels.com/@Vlad Vasnetsov).

SUKABUMIUPDATE.com - Tahun Baru Imlek adalah perayaan terpenting bagi masyarakat Tionghoa. Perayaan ini menandai awal tahun baru dalam penanggalan Tionghoa, yang didasarkan pada siklus bulan. Tahun Baru Imlek biasanya jatuh pada bulan Januari atau Februari, dan dirayakan selama dua minggu.

Tahun Baru Imlek merupakan waktu dalam setahun untuk merangkul anggota keluarga dan juga teman dekat. Sama seperti hari libur lainnya, hari raya ini berfokus pada pentingnya hubungan kekeluargaan yang erat.

Namun bukan itu saja, karena Tahun Baru Imlek juga merupakan waktu untuk berdoa memohon rezeki, perlindungan, dan keberuntungan di tahun tersebut. Oleh karena itu, ada banyak tradisi yang harus dilakukan saat tahun baru.

Berikut beberapa tradisi unik tahun baru imlek yang dihimpun via indoindians.

1. Berkumpul Bersama Keluarga

Tak jauh berbeda dengan Idul Fitri, Imlek juga berorientasi kekeluargaan. Oleh karena itu, jutaan masyarakat Tionghoa di seluruh dunia akan berusaha untuk kembali ke rumah masing-masing (“ Pai Nian [拜年]”) agar bisa bersama ibu, ayah, dan saudara tercinta.

Apalagi bagi mereka yang tinggal atau bekerja jauh dari kampung halaman, Tahun Baru Imlek selalu menjadi momen yang spesial. Ini saat yang tepat untuk berkumpul, menyantap makanan lezat, dan menghormati leluhur yang telah meninggal.

2. Menonton Barongsai

Anda pasti pernah melihat Barongsai atau Barongsai baik secara langsung maupun di film bukan? Tarian tradisional ini menggunakan kostum mencolok menyerupai singa – dengan warna mencolok seperti merah atau kuning yang dianggap memberikan kemakmuran dan keberuntungan.

Dalam tarian ini, para penari (biasanya ada dua penari untuk setiap Barongsai ) melompat dengan lincah sambil menggerakkan badan dan kepala agar kostum Barongsai terlihat “hidup”. Barongsai ini juga sering terlihat menari untuk mengusir “naga” – yang dikenal dengan nama Nian yang dianggap sebagai simbol “roh jahat”.

Konon, dentuman gendang dan simbal yang keras, serta gerakan tariannya sendiri bisa mengusir roh jahat! Selain itu kebiasaan lain yang juga sering dijumpai adalah memberikan angpau atau sesaji kepada Barongsai . Hal ini dipercaya dapat memberikan keberuntungan di tahun mendatang.

3. Doa Tahun Baru Imlek

Doa saat Imlek sendiri sebenarnya merupakan wujud rasa syukur, sekaligus harapan agar di tahun baru seluruh anggota keluarga mendapat rezeki dan kesehatan. Doa Tahun Baru Imlek juga dimaksudkan untuk mengenang para leluhur beserta keluarga besarnya. Ada banyak makanan yang biasa disajikan saat shalat. Di antara yang paling terkenal adalah bandeng, babi, jeruk, dan kue keranjang.

4. Makan Ikan Bandeng

Ikan dipercaya sebagai simbol kebahagiaan dan keberuntungan oleh masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia, dan istilah makan ikan bandeng dikenal dengan nama Nian-Nian Yu Yi. Menurut asal usulnya, kata “ikan” yang dibaca “yu” mempunyai pengucapan yang sama dengan kata “lebih”.

Dengan begitu, rejeki di tahun baru diharapkan bisa terus melimpah. Oh iya, cara menyantapnya pun berbeda-beda. Bandeng yang disajikan tidak boleh dibalik. Jika satu sisinya habis dimakan, Anda tidak bisa mengambil daging di sisi lainnya dengan cara membalik ikannya. Anda harus mencoba mengambilnya dari sisi yang sudah jadi.

Menurut tradisi, ikan bandeng tidak boleh dikonsumsi sekaligus pada hari itu dan sebaiknya dibiarkan keesokan harinya, hal ini melambangkan rezeki yang tidak ada habisnya. Selain itu, ikan yang disajikan biasanya berukuran besar, karena diyakini semakin besar ukurannya maka semakin besar pula rejekinya.

5. Menyiapkan Makanan

Kue keranjang dan jeruk merupakan makanan yang wajib disediakan saat Imlek. Saat ibadah, makanan ini biasanya disajikan dalam jumlah antara lima, delapan atau sembilan, dan tidak boleh disajikan dalam jumlah tiga atau empat.

Hal ini dilakukan karena angka 3 dianggap terlalu sedikit, sedangkan penyebutan angka 4 (si) dalam bahasa Mandarin mirip dengan pengucapan orang mati (si), sehingga kedua angka tersebut biasanya dihindari. Sedangkan angka 5 menggambarkan kesempurnaan lima elemen penting menurut kepercayaan Tiongkok (api, air, tanah, kayu, dan logam), angka 8 melambangkan kemakmuran yang tidak terhingga atau tiada habisnya, sedangkan angka 9 atau angka tertinggi mewakili kesempurnaan.

Masakan khas Tionghoa juga tidak boleh dilewatkan jika berbicara tentang tradisi Tahun Baru Imlek di Indonesia. Selain Kue Keranjang dan jeruk yang menjadi makanan wajib, masyarakat Tionghoa juga menyajikan minimal 12 jenis makanan yang melambangkan 12 macam zodiak dalam kepercayaan Tionghoa.

Tak hanya itu, sebagian orang juga menyiapkan makanan keberuntungan seperti mie yang belum dipotong dan telur abad karena dianggap melambangkan umur panjang.

6. Makan Bersama Keluarga

Makan malam bersama (“ Tuan Yuan Fan [团圆 饭]”) saat perayaan Tahun Baru Imlek adalah hal yang penting. Hal ini biasanya dilakukan sehari sebelum Tahun Baru Imlek, atau jika tidak ada waktu, maka makan malam bisa dilakukan saat Tahun Baru Imlek.

Biasanya acara makan bersama akan diadakan di meja bundar dengan piring berputar di tengahnya. Anggota keluarga tertua seperti kakek-nenek dipersilakan mengambil makanan terlebih dahulu. Di saat seperti ini biasanya diadakan tradisi Yu Shang .

Sedangkan pada pagi hari Imlek, makan bersama juga dilakukan namun biasanya masakan yang disajikan tidak mengandung daging. Hal ini diyakini sebagai penghormatan kepada dewa yang tidak memakan hewan bernyawa.

7. Bagi-bagi Angpao

Ini dia tradisi yang paling ditunggu-tunggu oleh anak-anak dan mereka yang masih lajang saat Imlek: angpao ! Anak-anak biasanya “kaya” seketika karena orang tuanya atau saudaranya yang sudah menikah diharuskan memberikan angpau saat Tahun Baru Imlek.

Angpao sendiri berasal dari kata Hong Pao yang berarti tas berwarna merah, dan biasanya di dalamnya berisi sejumlah uang. Tidak ada aturan mengenai jumlah uang, dan nilai nominalnya pun tidak harus besar. Yang penting berbentuk uang kertas baru dan bukan dalam bentuk uang logam.

Hal ini dilakukan karena dengan membagikan uang kertas, nantinya akan mendapat uang kertas juga, sedangkan pemberian uang logam atau uang receh nantinya akan mendapat uang logam juga.

Membagikan angpao juga dipercaya dapat memperlancar rezeki di masa depan. Akan lebih baik jika angpao yang diberikan berwarna merah karena melambangkan kemakmuran. Nah, bagi anak-anak yang ingin menerima angpao biasanya mengucapkan selamat tahun baru dengan cara mengepalkan tangan kanan dengan tangan kiri.

Hal ini dilakukan karena kepalan tangan kanan mengandung arti agresivitas. Sebaliknya, bagi yang belum menikah, tidak diperkenankan memberikan angpao karena diyakini akan semakin mempersulit pencarian jodoh.

8. Kenakan Segalanya Berwarna Merah

Menurut kepercayaan masyarakat Tiongkok, Nian adalah sejenis binatang yang hidup di dasar laut yang akan muncul saat awal musim semi atau Tahun Baru Imlek. Kedatangan Nian memang meresahkan manusia, khususnya anak kecil.

Untungnya Nian sangat takut dengan warna merah. Itu sebabnya semua orang akan mendekorasi rumahnya, memakai baju cheongsam dan aksesoris berwarna merah untuk mengusir Nian . Selain itu warna merah juga melambangkan keberuntungan dan kemakmuran.

9. Saksikan Kembang Api dan Petasan

Petasan dan kembang api memang identik dengan perayaan besar, terutama saat tahun baru. Hal serupa juga terjadi pada perayaan Tahun Baru Imlek. Selain merayakan perayaan setahun sekali ini, menurut kepercayaan masyarakat Tionghoa, pembakaran petasan dan kembang api tepat di Tahun Baru Imlek merupakan suatu keharusan untuk membuang kesialan di tahun sebelumnya dan mendoakan tahun baru yang lebih bahagia dan lebih baik.

10. Berdoa Mohon Hujan

Selain warna merah, Imlek juga identik dengan hujan. Masyarakat Tionghoa kerap mengharapkan turunnya hujan saat Tahun Baru Imlek karena dianggap sebagai pembawa rezeki dan berkah, seperti halnya tradisi Tahun Baru Imlek di Indonesia.

 

Editor : Ikbal Juliansyah

Tags :
BERITA TERKAIT