Sukabumi Update

Tradisi Menjelang Ramadan, Ini Bacaan Doa Ziarah Kubur Beserta Adabnya

Ilustrasi - Mengunjungi kuburan sebelum Ramadhan tidak dilarang dan hukumnya boleh (mubah). Namun perlu diingat untuk melakukannya dengan niat yang baik, sesuai syariat Islam, serta menjaga kebersihan. SU

SUKABUMIUPDATE.com - Menjelang bulan Ramadhan, tradisi ziarah kubur menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh sebagian masyarakat muslim di Indonesia. Salah satu tujuan dari ziarah kubur ini merupakan mendoakan mereka yang telah berpulang ke rahmatullah.

Hal-hal yang perlu diperhatikan saat ziarah kubur:

  • Niat yang baik: Ziarah kubur hendaknya diniatkan untuk mendoakan para yang telah meninggal, bukan untuk tujuan lain seperti berdoa meminta rezeki atau hal-hal duniawi lainnya.
  • Menghindari perbuatan syirik : Hindari melakukan perbuatan yang bertentangan dengan syariat Islam, seperti beribadah kuburan, meminta selain Allah SWT, dan memberikan sesajen.
  • Menjaga kebersihan dan kesopanan: Jaga kebersihan dan kesopanan di lingkungan makam, serta hindari perilaku yang dapat mengganggu ketenangan dan kekhusyukan orang lain yang sedang berziarah.

Baca Juga: Doa-doa Pendek yang Bisa umat Muslim Hafalkan, Yuk Amalkan

Meski sebelumnya Nabi Muhammad SAW pernah melarang untuk ziarah kubur, namun kemudian larangan tersebut direvisi menjadi mansukh. 

Salah satu dasar anjuran ziarah kubur ini adalah sabda Rasulullah SAW berikut: 

كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ أَلَا فَزُورُوهَا، فَإِنَّهُ يُرِقُّ الْقَلْبَ، وَتُدْمِعُ الْعَيْنَ، وَتُذَكِّرُ الْآخِرَةَ، وَلَا تَقُولُوا هُجْرً    

Artinya: “Dahulu saya melarang kalian berziarah kubur, tapi (sekarang) berziarahlah kalian, sesungguhnya ziarah kubur dapat melunakkan hati, menitikkan (air) mata, mengingatkan pada akhirat, dan janganlah kalian berkata buruk (pada saat ziarah).” (HR. Hakim).   

Terkait doa ziarah kubur, Imam Nawawi dalam kitabnya al-Adzkar menganjurkan para peziarah untuk mengawali dengan mengucapkan salam kepada ahli kubur sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian memperbanyak bacaan Al-Qur’an, dzikir, serta mendoakan ahli kubur di daerah yang diziarahi dan semua umat Islam.   

Baca Juga: Bacaan Doa Sahur, Yuk Amalkan Jangan Sampai Terlewat Selama Ramadan

Rasulullah SAW juga mencontohkan kepada kita adab saat ziarah kubur dengan mengucapkan salam: 

  السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنينَ وَأتاكُمْ ما تُوعَدُونَ غَداً مُؤَجَّلُونَ وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحقُونَ

Assalâmu‘alaikum dâra qaumin mu’minîn wa atâkum mâ tû‘adûn ghadan mu’ajjalûn, wa innâ insyâ-Allâhu bikum lâhiqûn​​​​​​​

Artinya: "Assalamu’alaikum, hai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Tuhan yang sempat ditangguhkan besok, dan kami insyaallah akan menyusul kalian.

 

Mengutip NU Online, ketika di makam wali Allah atau orang saleh, para ulama biasanya melafalkan shalawat ‘Salamullâh Yâ Sâdah’. Ini juga termasuk bagian dari bacaan doa ziarah kubur.

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ سَـــلاَمُ اللهِ يـَا سَـــادَةْ ۩ مِنَ الرَّحْمٰنِ يَغْـْشَاكُمْ عِبَـــــادَ اللهِ جِـئْنَــاكُمْ ۩ قَـصَدْنَاكُمْ طَلَبْنَـاكُمْ تُـعِــيـْنُوْنَــــا تُـغِــــيْثُوْنَــــا۩ بـهِمَّتِكُمْ وَجَــدْوَاكُـمْ فَأَحْبُـوْنَـــــا وَأَعْـطُوْنَــــا ۩ عَـطَاَياكُمْ هَـــدَايَـاكُمْ فَــــلاَ خَيَّـبْتُـمُوْا ظَـــنِّيْ ۩ فَحَــاشَاكُمْ وَحَاشَاكُمْ سَــعِدْنَـــا إِذْ أَتَيْنــَاكُمْ ۩ وَفُزْنَــا حِيْنَ زُرْنَــــاكُمْ فَـقـُوْمُوْا وَاشْفَعُوْا فِيْنَا ۩ إِلَى الرَّحْمٰنِ مَـوْلاَكُمْ عَسَى نُحْظَى عَسَى نُعْطَى ۩ مَـزَايـَا مِنْ مَزَايـَاكُمْ عَسَى نَظْرَةْ عَسَى رَحْمَـــةْ ۩ تَـغْشَـانَا وَتَـغْشَاكُمْ سَــــلاَمُ اللهِ حَـيــَّــاكُـــم ۩ وَعـَيْنُ اللهِ تَـرْعَــاكُمْ وَصَـــــلَّى اللهُ مـَوْلاَنَـــا ۩ وَسَـــــلَّمَ مَا أَتَـيْنَـــاكُـــــمْ عَلَى الْمُخْـتَارِ شَـــافِعِنَــا ۩ وَمُـنْقـِذِنَـا وَإِيَّـــــاكُمْ 

 

Bismillâhirrahmânirrahîm 

Salâmullâhi yâ sâdah minar-Rahmâni yaghsyâkum 

Ibâdallâhi ji’nâkum qashadnâkum thalabnâkum

 Tu'înûnâ tughîtsûnâ bihimmatikum wa jadwâkum 

Fa ahbûnâ wa a'thûnâ 'athâyâkum hadâyâkum

 Falâ khayyabtumû dzannî fahâsyâkum wahâsyâkum 

Sa'idnâ idz ataynâkum wa fuznâ hîna zurnâkum 

Faqûmû wasyfa'û fînâ ilâr-rahmâni mawlâkum

'Asâ nuhdzâ 'asâ nu'thâ mazâyâ min mazâyâkum 

'Asâ nadzrah 'asâ rahmah taghsyânâ wa taghsyâkum 

Salâmullâhi hayyâkum wa 'ainullâhi tar'âkum 

Wa shallâllâhu mawlânâ wasallam mâ atainâkum 

'Alâl mukhtâri syâfi'înâ wa munqidzinâ wa iyyâkum 

 

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Wahai Tuanku, semoga salam Allah tetap tercurah padamu. Wahai hamba-hamba Allah, kami datang kepadamu. Kami bermaksud (bersentuhan dengan rohanimu) dan kami berharap (berkahmu). Untuk menolong kami, menyejukkan kami dengan siraman yang berasal darimu, sesuai dengan tekad dan pencapaianmu (selama ini). Maka cintailah dan berikanlah kepada kami hal-hal yang Allah berikan dan hadiahkan padamu.” 

“Jangan biarkan pengharapan ini sia-sia, jauhlah engkau semua (dari sifat tega menyia-nyiakan kami). Kami sangat beruntung datang di haribaanmu dan kami amat berbahagia dengan menziarahimu, maka bangkitlah dan syafaatilah kami bermohon pada Allah yang bersifat ar-Rahman, Tuanmu. Mudah-mudahan kami diberi (Allah) keberuntungan dan diberi limpahan karunia yang selama ini dianugerahkan kepadamu.” 

“Mudah-mudahan kita dipandang dan dilimpahi rahmat yang akan menyelimuti kami dan engkau. Semoga engkau semakin dihidupkan dengan keselamatan (dari) Allah dan semoga pandangan Allah senantiasa menuntun engkau. Mudah-mudahan rahmat Allah dan keselamatan semakin terlimpah kepada tuan kita, manusia pilihan yang mensyafaati dan menyelamatkan kita.”

Sumber: NU Online

 

Editor : Ikbal Juliansyah

Tags :
BERITA TERKAIT