Sukabumi Update

Jadi Tidak Konsisten, 11 Kesalahan Umum dalam Mengasuh Anak yang Harus Dihindari

Ilustrasi kesalahan mengasuh anak. | Foto: Freepik/@peoplecreations

SUKABUMIUPDATE.com - Menjadi orang tua bisa menjadi pengalaman yang menegangkan terutama jika merasa khawatir tidak akan melakukan segalanya dengan benar. Namun Anda hanyalah manusia biasa, dan akan melakukan kesalahan dalam mengasuh anak. Ingatkan diri bahwa Anda tidak sendirian, dan setiap orang tua pasti membuat kesalahan.

Anda dapat menghindari beberapa kesalahan umum dalam mengasuh anak jika Anda tahu apa yang harus diperhatikan. Dengan belajar mengatasi kesalahan umum dalam mengasuh anak, Anda akan selangkah lebih dekat untuk menjadi orang tua yang lebih efektif. Berikut 11 kesalahan mengasuh anak yang harus diwaspadai.

1. Mengabaikan Memperbaiki Masalah

Entah karena mereka berpikir bahwa masalah tertentu tidak dapat diselesaikan atau karena mereka terlalu cepat menerimanya, banyak orang tua yang mengalami frustasi selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Masalah-masalah umum ini mungkin termasuk pertengkaran sebelum tidur, sering terbangun di malam hari, atau kemarahan dan masalah perilaku pada anak-anak yang lebih besar.

2. Melebih-lebihkan atau Meremehkan Masalah

Sebelum mencoba memperbaiki masalah, Anda harus terlebih dahulu memutuskan apa yang merupakan masalah dan apa yang bukan. Sayangnya, orang tua terkadang melebih-lebihkan atau meremehkan masalah yang mereka hadapi pada anak. Ketika orang tua meremehkan masalah, mereka berpotensi mengabaikan emosi anak mereka dan secara tidak sengaja mengajari mereka untuk menghindari masalah atau masalah.

Baca Juga: Dapat Tumbuhkan Sifat Positif, Kenali 2 Manfaat Penerapan Pola Asuh yang Lembut

3. Memiliki Harapan yang Tidak Realistis

Jika memiliki ekspektasi yang tidak realistis terhadap apa yang seharusnya dilakukan anak Anda, hal itu justru dapat menimbulkan masalah. Hal ini sering terjadi ketika orang tua merasa frustrasi atau tidak sabar terhadap anak berusia 2 1/2 tahun yang masih belum tertarik dengan latihan pispot, anak berusia 6 tahun yang mengompol, atau remaja yang pemurung. Maka dari itu pastikan ekspektasi Anda sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

4. Menjadi Tidak Konsisten

Ada beberapa hal yang lebih merugikan anak Anda selain gaya pengasuhan yang tidak konsisten. Jika Anda kadang-kadang sangat ketat, tetapi kadang-kadang menyerah, atau sepertinya tidak peduli dengan apa yang dilakukan anak-anak, mereka akan kesulitan mengetahui apa yang diharapkan dari mereka dan bagaimana harus bertindak.

5. Menghindari Aturan atau Batasan

Anda mungkin berpikir bahwa sudah memberikan kebaikan kepada anak-anak dengan membiarkan mereka melakukan apa pun yang mereka inginkan, namun kebanyakan anak-anak, terutama yang masih kecil, merasa sulit untuk hidup tanpa pedoman apa pun. Memiliki aturan, menetapkan batasan, mengikuti rutinitas yang konsisten, dan menawarkan pilihan terbatas akan membantu anak Anda mengetahui dan mengharapkan apa yang akan terjadi sepanjang hari.

6. Melawan balik Saat Anak Marah

Bertengkar atau berdebat dengan anak-anak akan memberi mereka perhatian negatif dan kekuasaan yang besar terhadap Anda karena mereka dapat memicu reaksi keras tersebut. Alih-alih menghentikan perilaku bermasalah, melawan justru akan membuat Anda secara tidak sengaja memberi imbalan atas perilaku yang ingin Anda hentikan. Daripada melawan, hentikan perebutan kekuasaan dan pelajari teknik disiplin yang lebih efektif, seperti time-out dan gunakan konsekuensi logis dan alami.

7. Mengabaikan Mengubah Apa yang Tidak Berhasil

Tidak mengenali atau mengubah teknik mengasuh anak yang tidak berhasil merupakan masalah yang sama besarnya dengan tidak mencoba memperbaiki masalah sejak awal. Misalnya, Anda mungkin berpikir bahwa waktu menyendiri adalah bentuk disiplin yang efektif, namun jika Anda harus menggunakannya setiap hari untuk memperbaiki masalah atau perilaku yang sama, maka waktu menyendiri tidak efektif untuk anak Anda.

8. Gagal Memimpin dengan Memberi Teladan

Anak-anak melihat teladan di lingkungan mereka untuk mempelajari apa yang dapat diterima dan apa yang tidak, kata Dr. Guarnotta. Karena anak-anak adalah orang yang paling sering bertemu dengan orang tuanya, maka memberi contoh sangatlah penting. Selain itu, menjadi teladan yang baik juga memungkinkan anak mempelajari perilaku positif. Misalnya, akan bermanfaat bagi anak-anak untuk melihat keterampilan komunikasi dan resolusi konflik yang sehat dalam tindakan.

9. Melawan Perjuangan Anak

Meskipun ada beberapa situasi di mana orang tua harus turun tangan untuk membantu anak mereka untuk mengatasi konflik, namun selalu bertengkar dengan anak akan menghalangi mereka belajar bagaimana berinteraksi dengan orang lain, kata Dr. Guarnotta.

10. Menyelamatkan Anak Sebelum Mereka Melakukan Kesalahan

Wajar jika Anda ingin melindungi anak-anak dari rasa sakit karena melakukan kesalahan, namun anak-anak perlu melakukan kesalahan untuk belajar dan bertumbuh. Kesalahan adalah kesempatan untuk mengevaluasi kembali apa yang Anda lakukan dan apa yang dapat Anda lakukan secara berbeda di masa depan dan untuk mengambil tanggung jawab, karena Ini adalah keterampilan yang penting.

11. Gagal Mendengarkan Anak Anda

Saat mendengarkan, berarti Anda memvalidasi pikiran dan perasaannya. Mendengarkan juga menunjukkan kepada anak Anda bahwa mereka penting dan membantu membangun hubungan yang lebih kuat di antara orang tua anak. Mendengarkan anak Anda dengan penuh perhatian juga membantu mereka mengembangkan konsep diri yang sehat serta menunjukkan kepada mereka bahwa mendengarkan orang lain itu penting.

Sumber: Very Well Family

Editor : Oksa Bachtiar Camsyah

Tags :
BERITA TERKAIT