Sukabumi Update

Dapat Menghambat Keterampilan, Berikut 6 Kelemahan Pola Asuh Helikopter

Ilustrasi kelemahan pola asuh helikopter. | Foto: Freepik/@jcomp

SUKABUMIUPDATE.com - Orang tua helikopter cenderung sangat memperhatikan aktivitas dan tugas sekolah anak-anak mereka dalam upaya untuk tidak hanya melindungi mereka dari rasa sakit dan kekecewaan tetapi juga untuk membantu mereka sukses. Orang tua helikopter dikenal suka mengatur anak-anak mereka secara mikro dan menjadi sangat terikat dalam setiap aspek kehidupan mereka.

Namun, terlalu terlibat dalam kehidupan anak-anak juga bisa berbahaya. Anak-anak bisa mulai merasa tercekik dan apatis. Mereka juga mungkin berjuang dengan otonomi dan kemandirian.

Berikut adalah beberapa kelemahan utama dari pola asuh helikopter:

1. Menghambat Keterampilan Pemecahan Masalah

Anak-anak dari segala usia membutuhkan keterampilan pemecahan masalah. Baik Anda memiliki anak berusia 5 tahun yang perlu belajar mengucapkan kata-kata atau anak berusia 25 tahun yang tidak dapat menemukan pekerjaan, anak-anak perlu mengetahui cara mengatasi masalahnya sendiri dan secara proaktif menyelesaikannya sendiri.

Akan tetapi, orang tua yang tidak tahu apa-apa sering kali langsung turun tangan ketika ada masalah yang muncul, sehingga anak-anak tidak mempelajari keterampilan pemecahan masalah yang berharga.

Baca Juga: Beri Anak Masa Kecil Bahagia, 3 Alasan Orang Tua Menerapkan Pola Asuh Helikopter

2. Menyebabkan Ketergantungan pada Orang Tua

Orang tua helikopter melakukan banyak hal untuk anak-anak mereka sehingga membuat anak-anak bergantung pada orang tuanya. Jika seorang ibu menelepon anaknya yang berusia 19 tahun untuk membangunkan mereka setiap pagi guna memastikan mereka tiba di kelas tepat waktu, mereka tidak akan belajar melakukan hal ini sendiri.

3. Menghambat Advokasi Diri

Orang tua helikopter biasanya melakukan advokasi untuk anak-anak mereka, daripada mengajarkan untuk melakukan advokasi untuk diri mereka sendiri. Penting bagi anak-anak untuk dapat bertanya, mendapatkan klarifikasi, dan berbicara ketika mereka membutuhkan sesuatu. Di sekolah atau di dunia kerja, anak-anak ini tidak memiliki orang tua yang bisa membantu menghadapi tugas atau atasan yang menantang.

4. Menumbuhkan Harga Diri Rendah

Memiliki orang tua yang terus-menerus mengawasi segala sesuatu yang Anda lakukan dapat membuat anak merasa tidak akan pernah bisa melakukan sesuatu dengan benar. Hal ini dapat menyebabkan masalah harga diri saat mereka tumbuh dewasa jika pola asuh helikopter dan pengelolaan mikro berlanjut hingga masa remaja dan awal masa dewasa.

5. Mencegah Konsekuensi Alami

Anak-anak perlu menghadapi beberapa konsekuensi alami dalam hidup. Lagi pula, dalam situasi di mana orang tua tidak melakukan intervensi, anak-anak akan menghadapi konsekuensi jika mereka gagal. Namun, sebagian besar orang tua helikopter mengatur aktivitas anak-anak mereka secara mikro dalam upaya mencegah mereka menerima konsekuensi negatif.

6. Berdampak pada Hubungan Orang Tua-Anak

Meskipun pola asuh helikopter biasanya dilakukan karena cinta, namun gaya pengasuhan ini dapat mengganggu hubungan orang tua-anak. Jika anak Anda merasa terus-menerus mengomel untuk menyelesaikan pekerjaan rumahnya, membuat keputusan untuknya, atau memeriksa setiap gerakannya, kecil kemungkinannya dia akan merasa positif terhadap interaksi Anda. Sebaliknya, melakukan hal tersebut justru akan menjauhkan anak Anda dan membuat mereka bertanya-tanya apakah Anda mempercayai penilaian dan kemampuannya.

Sumber: Very Well Family

Editor : Oksa Bachtiar Camsyah

Tags :
BERITA TERKAIT