Sukabumi Update

Tetapkan Aturan yang Sehat, Ini 7 Tips untuk Mendisiplinkan Anak yang Depresi

Ilustrasi mendisiplinkan anak. | Foto: Freepik

SUKABUMIUPDATE.com - Depresi tidak hanya menimpa orang dewasa, namun juga menimpa jutaan anak-anak dan remaja di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Beberapa gejala yang menyertai depresi pada masa kanak-kanak termasuk mudah tersinggung, menarik diri dari pergaulan, dan energi yang rendah.

Selain itu, anak-anak dengan depresi mungkin juga kesulitan mengatur perilakunya. Anak-anak dengan depresi mungkin juga memerlukan pendekatan disiplin yang sedikit berbeda. Berikut tujuh tips mendisiplinkan anak depresi.

1. Bekerjasamalah dengan Dokter Anak

Jika Anda mencurigai anak Anda mengalami depresi, maka bicarakan dengan dokter anak atau ahli kesehatan mental. Depresi dapat diobati, namun tanpa intervensi yang tepat, depresi bisa menjadi lebih buruk. Perawatannya mungkin termasuk terapi, pelatihan orang tua, atau pengobatan.

Bekerjasamalah dengan penyedia layanan kesehatan untuk mempelajari langkah-langkah yang dapat Anda ambil untuk mendukung kesehatan mental anak Anda. Tanyakan juga tentang strategi spesifik yang harus Anda gunakan untuk mengatasi masalah perilaku seperti ketidakpatuhan dan rasa tidak hormat.

2. Tetapkan Aturan Sehat

Semua anak membutuhkan aturan, namun anak dengan depresi terkadang memerlukan aturan khusus yang mendukung gaya hidup sehat. Anak yang mengalami depresi mungkin ingin begadang dan tidur sepanjang hari, atau ia mungkin ingin menghabiskan seluruh waktunya bermain video game karena ia kekurangan energi untuk bermain di luar.

Akan tetapi, tetapkan batasan pada barang elektronik dan cegah anak Anda untuk tidur di siang hari, atau mungkin juga perlu membuat peraturan tentang kebersihan pribadi karena anak-anak dengan depresi terkadang tidak mau mandi atau mengganti pakaian. Jagalah peraturan rumah tangga Anda tetap sederhana, dan tekankan pentingnya menjadi sehat.

Baca Juga: Dengarkan dengan Penuh Perhatian, 8 Cara Mendidik Anak yang Memiliki Kepribadian Introvert

3. Berikan Struktur pada Kegiatan Harian Anak

Anak-anak penderita depresi seringkali kesulitan mengisi waktunya dengan aktivitas yang bermakna. Misalnya, seorang anak mungkin duduk di kamarnya sepanjang hari, atau dia mungkin menunda mengerjakan tugasnya selama mungkin.

Maka dari itu, buatlah jadwal sederhana yang memberikan struktur pada kegiatan harian anak Anda. Sisihkan juga waktu untuk pekerjaan rumah, dan tanggung jawab lainnya serta beri dia waktu terbatas untuk menggunakan perangkat elektronik setelah pekerjaannya selesai. Anak-anak dengan depresi terkadang kesulitan dengan masalah tidur, jadi penting juga untuk menetapkan rutinitas waktu tidur yang sehat.

4. Tanggapi dengan Positif Kegiatan Anak

Disiplin positif paling efektif untuk anak-anak penderita depresi. Carilah kesempatan untuk memuji anak Anda dengan mengatakan hal-hal seperti, “Kamu melakukan pekerjaan yang baik dalam membersihkan kamarmu hari ini,” atau, “Terima kasih telah membantuku membersihkan setelah makan malam.” Pujian akan mendorong anak Anda untuk terus berbuat baik.

5. Buat Sistem Penghargaan

Daripada berfokus pada menghilangkan hak istimewa atas perilaku buruk, lebih baik tekankan pada anak Anda bahwa ia dapat memperoleh imbalan atas perilaku baik. Karena bagan perilaku atau sistem ekonomi token dapat memotivasi anak-anak yang mengalami depresi.

Pilih satu atau dua perilaku untuk dikerjakan terlebih dahulu seperti mandi sebelum jam 7 malam. Jika dia menindaklanjutinya, biarkan dia mendapatkan token atau stiker yang dapat ditukar dengan hadiah yang lebih besar, seperti jalan-jalan ke taman. Atau, berikan imbalan kecil dan langsung atas kepatuhan, seperti 15 menit bermain di komputer.

6. Disiplinkan Emosi Anak, Bukan Perilakunya

Disiplinkan perilaku anak Anda, bukan emosinya. Jangan memarahi mereka karena sedang marah atau karena suasana hatinya sedang buruk. Sebaliknya, kirimkan pesan bahwa emosi itu baik-baik saja, yang penting adalah apa yang mereka pilih untuk dilakukan terhadap emosi tersebut. Ajari juga strategi penanggulangan yang sehat sehingga mereka dapat menghadapi perasaan tidak nyaman, seperti kemarahan, frustrasi, rasa malu, atau kesedihan.

7. Pertimbangkan Konsekuensi Negatif

Anak-anak depresi membutuhkan konsekuensi negatif jika melanggar aturan, namun Anda harus memilih konsekuensi tersebut dengan hati-hati. Menghilangkan kemampuan anak untuk bersosialisasi dengan teman-temannya, misalnya, dapat memperburuk depresinya.

Konsekuensi jangka pendek, seperti waktu menyendiri, bisa sangat efektif untuk anak kecil yang mengalami depresi. Namun, konsekuensi yang terjadi selama beberapa hari, seperti dilarang masuk sekolah selama seminggu, dapat menjadi bumerang karena anak-anak yang mengalami depresi mungkin kehilangan motivasi untuk mendapatkan hak istimewanya kembali.

Sumber: Very Well Family

Editor : Oksa Bachtiar Camsyah

Tags :
BERITA TERKAIT