Sukabumi Update

Beri Pujian, Terapkan 8 Cara Mendisiplinkan Anak Tanpa Memukul

Ilustrasi mendisiplinkan anak tanpa memukul. | Foto: Freepik

SUKABUMIUPDATE.com - Memukul menjadi salah satu parenting yang paling banyak diperdebatkan. Meskipun sebagian besar dokter anak dan pakar pengasuhan anak tidak menganjurkan untuk memukul, namun sebagian besar orang tua di seluruh dunia mengaku memukul anak mereka.

Bagi kebanyakan orang tua, memukul terasa seperti cara tercepat dan paling efektif untuk mengubah perilaku anak. Dan ini sering kali berhasil dalam jangka pendek. Tetapi sebuah penelitian menunjukkan bahwa hukuman fisik memiliki konsekuensi jangka panjang bagi anak-anak.

Jika Anda mencari alternatif selain memukul, berikut delapan cara mendisiplinkan anak Anda tanpa menggunakan hukuman fisik.

1. Berikan Anak Waktu untuk Menyendiri

Memukul anak-anak karena perilaku buruk (terutama agresi) dapat menimbulkan pesan yang beragam. Anak Anda akan bertanya-tanya mengapa Anda boleh memukulnya, tetapi tidak boleh jika dia memukul saudaranya. Menempatkan anak dalam waktu istirahat bisa menjadi alternatif yang jauh lebih baik. Apabila dilakukan dengan benar, waktu menyendiri dapat mengajarkan anak cara untuk menenangkan diri yang merupakan keterampilan hidup yang berguna.

Namun agar waktu menyendiri menjadi efektif, anak-anak perlu memiliki banyak waktu menyendiri yang positif bersama orang tuanya. Kemudian, ketika mereka tersingkir dari suatu situasi, mereka akan mulai belajar mengatur diri sendiri, mengekspresikan emosi mereka dengan tepat, dan membuat pilihan berbeda di masa depan.

Baca Juga: 6 Cara Mendisiplinkan Anak Tanpa Membentak, Salah Satunya Tetapkan Aturan yang Jelas

2. Hilangkan Hak Istimewa

Tujuannya bukan untuk menghukum anak Anda agar tunduk, namun untuk membantu mereka belajar membuat pilihan yang lebih baik untuk masa depan. Akan tetapi hal ini memerlukan latihan. Jika mereka membuat pilihan yang buruk, ajari mereka bahwa konsekuensinya adalah hilangnya hak istimewa. Kerugiannya harus dikaitkan dengan perilaku.

Perjelas juga kapan hak istimewa dapat diperoleh kembali. Biasanya, 24 jam cukup lama untuk mengajari anak Anda belajar dari kesalahannya.

3. Abaikan Perilaku Buruk Anak

Mengabaikan secara selektif sebenarnya bisa lebih efektif daripada memukul. Ini tidak berarti Anda harus mengabaikannya jika anak melakukan sesuatu yang berbahaya atau tidak pantas. Namun Anda bisa mengabaikan perilaku mencari perhatian.

Saat anak Anda berusaha mendapatkan perhatian dengan merengek atau mengeluh, maka jangan berikan hal tersebut. Lihatlah ke arah lain, berpura-puralah Anda tidak dapat mendengarnya dan jangan merespons. Lalu, saat mereka meminta dengan baik atau berperilaku baik, kembalikan perhatian Anda padanya. Seiring waktu, mereka akan belajar bahwa perilaku sopan adalah cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan mereka.

4. Mengajarkan Keterampilan Baru

Anak-anak mendapat manfaat dari pembelajaran cara memecahkan masalah, mengelola emosi, dan berkompromi. Ketika orang tua mengajarkan keterampilan ini, masalah perilaku dapat sangat berkurang. Gunakan disiplin yang bertujuan untuk mengajar, bukan menghukum.

5. Konsekuensi Logis

Konsekuensi logis adalah cara yang bagus untuk membantu anak-anak yang mengalami masalah perilaku tertentu. Konsekuensi logis secara khusus terkait dengan perilaku buruk tersebut.

6. Konsekuensi Alami

Konsekuensi alami memungkinkan anak belajar dari kesalahannya sendiri. Misalnya, jika anak Anda mengatakan bahwa mereka tidak akan memakai jaket, biarkan mereka keluar dan kedinginan selama hal tersebut aman untuk dilakukan. Gunakan konsekuensi alami ketika berpikir anak Anda akan belajar dari kesalahannya sendiri. Pantau situasinya untuk memastikan anak Anda tidak mengalami bahaya

7. Beri Hadiah untuk Perilaku Baik

Daripada memukul anak karena kelakuannya yang buruk, lebih baik berikan hadiah kepada anak yang berperilaku baik. Misalnya, jika anak Anda sering bertengkar dengan saudaranya, buatlah sistem penghargaan untuk memotivasi mereka agar bisa rukun.

8. Beri Pujian Atas Perilaku Baik

Cegah masalah perilaku dengan menangkap perilaku anak yang baik. Misalnya, saat dia bermain baik dengan saudaranya, tunjukkan hal tersebut. Katakan, “Kamu melakukan pekerjaan yang baik dengan berbagi dan bergiliran hari ini.”

Bila ada beberapa anak di dalam ruangan, berikan perhatian dan pujian yang sebesar-besarnya kepada anak yang mengikuti aturan dan berperilaku baik. Kemudian, ketika anak yang lain mulai bertingkah laku, berikan dia pujian dan perhatian juga.

Sumber: Very Well Family

Editor : Oksa Bachtiar Camsyah

Tags :
BERITA TERKAIT