Sukabumi Update

Dapat Memupuk Keterampilan Kognitif, Ini 6 Aktivitas yang Sangat Baik untuk Anak

Ilustrasi aktivitas anak. | Foto: Freepik/jcomp

SUKABUMIUPDATE.com - Sebagai orang tua, kita semua ingin membesarkan anak-anak yang bahagia, memiliki motivasi diri, baik hati, bersemangat, serta mandiri. Untuk mencapai hal tersebut, kita sering merasa perlu terus-menerus berbuat lebih banyak misalnya dengan membeli semua mainan edukatif yang ada dalam diperlukan, mendaftarkannya ke berbagai kegiatan ekstrakurikuler, dan mengajari banyak hal agar mereka tidak ketinggalan.

Berikut adalah beberapa aktivitas yang dapat memupuk keterampilan kognitif, sosial, dan emosional yang dibutuhkan anak-anak agar berhasil.

1. Dorong Permainan dengan Mainan Sederhana

Salah satu kegiatan terbaik adalah bermain yang sepenuhnya dipimpin oleh anak. Permainan berpura-pura adalah salah satu cara anak-anak mempelajari soft skill yang dibutuhkan untuk berhasil melampaui bidang akademis.

Memberi anak waktu untuk bermain bersama teman, saudara, atau sendirian tanpa arahan atau bimbingan dari orang dewasa sangat penting untuk perkembangannya. Kita sering merasa perlu terus-menerus berinteraksi atau menghibur, namun penting untuk dipahami bahwa aktivitas yang dipimpin orang dewasa bukanlah permainan bebas.

2. Temukan Waktu untuk Bermain di Luar Ruangan

Keluar rumah penting untuk perkembangan fisik dan mental. Berada di alam dapat membantu mengembangkan keterampilan seperti mendengarkan, perhatian, pengaturan emosi, dan kemampuan berkolaborasi. Bermain mandiri di luar ruangan di lingkungan alami seperti genangan air, lumpur, hujan, dan rumput dapat memberikan pengalaman sensorik alami luar biasa yang sering kali kurang dimiliki anak-anak saat ini.

Biarkan anak-anak berjalan tanpa alas kaki di tempat yang aman, dan izinkan mereka mengambil tongkat hingga melakukan pengamatan terhadap alam di sekitar mereka.

Baca Juga: 6 Rekomendasi Makanan Mengandung Omega 3 untuk Kecerdasan Anak

3. Izinkan Pengambilan Risiko yang Sehat

Pengambilan risiko yang sehat ketika masih muda memungkinkan anak-anak kita belajar bagaimana mengelola risiko ketika mereka sudah besar. Kurangnya kesempatan untuk mengambil risiko dapat menyebabkan rasa takut atau agresi. Pengambilan risiko bagi anak-anak tidak berarti mereka berpartisipasi dalam aktivitas berbahaya yang mengancam nyawa mereka.

Pengambilan risiko yang sehat bisa berupa berlari dengan kecepatan tinggi, berputar dan jatuh, melakukan gerakan kasar, menuruni bukit kecil, dan melompat dari ketinggian yang mungkin membuat kita gugup. Segala sesuatu yang akan menimbulkan sedikit ketakutan yang harus mereka pelajari cara menanganinya.

4. Beri Anak Waktu dan Ruang Jauh dari Orang Dewasa

Meskipun anak-anak yang lebih besar perlu memiliki waktu untuk bermain mandiri, namun mereka juga membutuhkan ruang yang jauh dari pandangan orang dewasa.

Agar anak-anak bisa bermain dengan lancar, mereka membutuhkan banyak waktu tanpa gangguan. Pertimbangkan untuk mencari ruang di ruangan lain atau di lantai lain rumah Anda yang didedikasikan untuk memberi anak ruang jauh dari Anda sehingga mereka dapat fokus bermain.

5. Libatkan Anak dalam Kehidupan Sehari-hari Anda

Anak-anak adalah penolong yang dilahirkan secara alami. Mereka ingin terlibat dalam kehidupan kita sehari-hari, dan sangat penting bagi mereka untuk dilibatkan. Melakukan hal ini memberi mereka rasa tanggung jawab dan kesempatan untuk merasa berkontribusi terhadap rumah tangga.

Keterampilan hidup praktis juga membantu mengembangkan keterampilan kasar. Misalnya, membersihkan daun, menyekop salju, atau membawa keranjang cucian, dan semuanya memerlukan kerja sama kelompok otot yang besar. Keterampilan motorik halus dikembangkan dengan mengupas jeruk clementine, menuangkan air dari teko kecil ke dalam cangkir, atau mengoleskan selai diatas roti panggang.

6. Jangan Takut Bosan

Dengan menerima kebosanan, kita membiarkan anak-anak mengembangkan kemampuan untuk menciptakan kesenangan mereka sendiri, dan melakukan aktivitas dengan sedikit bantuan dari kita.

Kebosanan adalah tempat anak-anak belajar menghadapi dan mengatasi ketidaknyamanan, dan bagaimana mereka mulai menemukan jati diri. Memiliki lebih banyak waktu senggang, berarti memberi anak-anak kesempatan untuk mencari tahu sendiri, mempelajari apa yang membuat mereka gembira, dan membantu menumbuhkan kreativitas, kemandirian, dan kemandirian.

Sumber: Parents.com

Editor : Oksa Bachtiar Camsyah

Tags :
BERITA TERKAIT