Sukabumi Update

Penjajahan Jepang Berpusat di Jawa, Romusha Awalnya Sukarela Para Pengangguran

Ilustrasi. Para Romusha Indonesia. Foto: IG/@lorongwaktu.id

SUKABUMIUPDATE.com - Romusha adalah istilah Jepang yang berarti "buruh" dan merujuk pada orang-orang yang dipaksa bekerja tanpa upah. Sistem ini mirip dengan sistem kerja paksa pada masa penjajahan Belanda.

Romusha adalah sistem kerja paksa di Indonesia selama pendudukan Jepang (1942-1945), di mana tenaga kerja Indonesia dipaksa melakukan pekerjaan berat, seperti membangun infrastruktur militer dan fasilitas pendukung perang.

Sistem Romusha diperkenalkan oleh Jepang untuk memenuhi kebutuhan perang, seperti pembangunan infrastruktur militer dan sipil.

Baca Juga: Wabah Menari Frau Troffea 1518: 400 Orang Joget Kejang Diduga Keracunan Jamur

Sejarah Romusha adalah bagian penting dari sejarah Indonesia yang mengingatkan kita akan kerendahan hati dan penderitaan yang dialami oleh rakyat Indonesia selama masa penjajahan. Berikut ulasannya yang telah dirangkum dari berbagai sumber:

Sejarah Romusha di Indonesia

Ilustrasi. Romusha di Masa Penjajahan Militer Jepang di IndonesiaIlustrasi. Romusha di Masa Penjajahan Militer Jepang di Indonesia

Melansir Ensiklopedia Kemdikbud, awalnya Romusha bersifat sukarela yang mayoritas merupakan para pengangguran pencari kerja. Akan tetapi seiring meningkatnya kebutuhan Jepang, pekerja direkrut secara paksa.

Romusha bekerja dalam kondisi buruk, sering kali tanpa upah dan mengalami penyiksaan fisik. Selama masa penjajahan, Romusha dipusatkan di Jawa oleh pemerintah militer Jepang. Alasannya tak lain karena kepadatan penduduk yang dipandang menyediakan sumber daya terpenting.

Ilustrasi. Para Romusha Indonesia yang bekerja sebagai petani. Foto: IG/@lorongwaktu.idPara Romusha Indonesia yang bekerja sebagai petani. Foto: IG/@lorongwaktu.id

Namun, tidak hanya di daerah-daerah di Jawa, Romusha tetapi juga dipekerjakan di luar Jawa dan luar Indonesia, seperti Sumatera, Sulawesi, Borneo, Papua Nugini, Birma, Muangthai, Vietnam, dan Malaysia.

Para Romusha bahkan dikirim ke Siam, Filipina, dan Kepulauan Solomon. Diperkirakan sekitar 160.000 hingga 200.000 orang Romusha Indonesia dikirim ke luar negeri selama masa perang.

Baca Juga: Jejak Sejarah Leluhur Sunda di Gunung Pulosari Pandeglang Banten

Kondisi Romusha Indonesia

Artikel Sejarah Tentang Kondisi Romusha Indonesia. Foto: IG/@_mlakumlakusejarahArtikel Sejarah Tentang Kondisi Romusha Indonesia. Foto: IG/@_mlakumlakusejarah

Romusha dipaksa bekerja dalam berbagai proyek, termasuk pembangunan jalan raya, jembatan, lapangan terbang, rel kereta api, dan pertanian.

Romusha Indonesia bekerja dalam kondisi yang sangat buruk, tanpa upah, makanan yang memadai, atau perlindungan medis. Banyak yang mengalami kekerasan dan kekejaman dari pekerjaan yang berat dan kondisi hidup yang sangat sulit.

Dampak Romusha di Masa Penjajahan Jepang

Romusha Indonesia di Stasiun Tanjung Priok. Foto: IG/@historiadotidRomusha Indonesia di Stasiun Tanjung Priok. Foto: IG/@historiadotid

Sejarah kelam masa penjajahan Jepang kala itu mengungkap bahwa banyak Romusha yang meninggal dunia akibat kondisi kerja yang ekstrem dan penyakit yang menyebar di antara mereka.

Dampak sosial pun kerap dirasakan masyarakat Pribumi. Keluarga Romusha sering kali mengalami kelaparan dan kemiskinan karena kehilangan anggota keluarga utama yang bekerja sebagai romusha.

Salah satu proyek besar yang melibatkan Romusha adalah pembangunan gua-gua pertahanan Jepang di berbagai daerah, termasuk di Jawa Barat.

Editor : Nida Salma

Tags :
BERITA TERKAIT