Sukabumi Update

Melaksanakan Sholat Tahajud di Sepertiga Malam: Panduan Niat, Tata Cara, dan Doa

Ilustrasi - Sholat tahajud adalah salah satu sholat sunnah yang sangat dianjurkan dalam Islam dan dilakukan pada malam hari setelah tidur sebentar. (Sumber : Pexels.com/@Alena Darmel).

SUKABUMIUPDATE.com - Sholat tahajud, yang dilakukan di sepertiga malam terakhir, memiliki banyak keistimewaan dan manfaat. Ibadah sunnah ini sangat dianjurkan dalam Islam dan dilaksanakan setelah seseorang tidur terlebih dahulu di malam hari.

Dalam berbagai hadits, waktu sepertiga malam terakhir dianggap sebagai momen yang sangat istimewa untuk berdoa. Pada waktu ini, Allah SWT disebutkan lebih dekat dengan hamba-Nya, sehingga doa yang dipanjatkan memiliki peluang besar untuk dikabulkan.

Untuk melaksanakan sholat tahajud, seseorang perlu bangun di waktu sepertiga malam terakhir, yang biasanya antara pukul 03.00 hingga 04.00 pagi. Setelah berwudhu, ia dapat melaksanakan sholat sunnah mulai dari dua rakaat hingga delapan rakaat, dilanjutkan dengan dzikir dan doa.

Di bawah ini adalah panduan mengenai tata cara, niat, dan doa sholat tahajud sebagaimana dihimpun dari sumber NU Online.

Tata Cara Sholat Tahajud

Sholat tahajud dilakukan dengan tata cara yang sama seperti sholat sunnah lainnya. Diawali dengan takbiratul ihram, diikuti bacaan surat Al-Fatihah dan surat pendek, kemudian ruku, i’tidal, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga salam.

Niat Sholat Tahajud

Tulisan Arab:

أُصَلِّيْ سُنَّةَ التَهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Latin:

Ushallî sunnatat tahajjudi rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ.

Artinya:

“Aku berniat melaksanakan sholat sunnah Tahajud dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

Keterangan Waktu Pelaksanaan:

Menurut NU Online, sholat tahajud dapat dilakukan dalam tiga waktu berbeda:

  1. Antara pukul 19.00 hingga 22.00 malam, yang merupakan waktu awal pelaksanaan.
  2. Dari pukul 22.00 hingga pukul 01.00 dini hari, yang disebut waktu terbaik.
  3. Antara pukul 01.00 dini hari hingga waktu subuh, yang menjadi waktu paling utama.

 

Doa Setelah Sholat Tahajud

اَللهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاءُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهُمَّ لَكَ اَسْلَمْتُ وَبِكَ اَمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْكَ اَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَاِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْلِيْ مَاقَدَّمْتُ وَمَا اَخَّرْتُ وَمَا اَسْرَرْتُ وَمَا اَعْلَنْتُ وَمَا اَنْتَ اَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ. اَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَاَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لاَاِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ. وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ

 

Latin:

Allâhumma rabbana lakal hamdu. Anta qayyimus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta malikus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta nûrus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu antal haq. Wa wa‘dukal haq. Wa liqâ’uka haq. Wa qauluka haq. Wal jannatu haq. Wan nâru haq. Wan nabiyyûna haq. Wa Muhammadun shallallâhu alaihi wasallama haq. Was sâ‘atu haq.

Allâhumma laka aslamtu. Wa bika âmantu. Wa alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khâshamtu. Wa ilaika hâkamtu. Fagfirlî mâ qaddamtu, wa mâ akhkhartu, wa mâ asrartu, wa mâ a‘lantu, wa mâ anta a‘lamu bihi minnî. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru. Lâ ilâha illâ anta. Wa lâ haula, wa lâ quwwata illâ billâh.

 

Artinya:

“Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad SAW itu benar. Hari Kiamat itu benar.

Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah.”

Sumber: NU Online



Editor : Ikbal Juliansyah

Tags :
BERITA TERKAIT