Sukabumi Update

Multitasking: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Otak Anda?

Contoh Kegiatan Multitasking, Apa yang Sebenarnya Terjadi di Otak Anda? (Sumber : Freepik/@DC Studio)

SUKABUMIUPDATE.com - Multitasking telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari di era digital ini. Kita sering mendengar bahwa kemampuan untuk mengerjakan beberapa tugas sekaligus merupakan keterampilan penting yang meningkatkan efisiensi. Namun, apakah benar multitasking efektif dan dapat meningkatkan produktivitas? Atau sebenarnya, otak kita justru kesulitan melakukan beberapa tugas sekaligus? Artikel ini akan mengupas fakta-fakta yang ada mengenai multitasking dan apa yang sebenarnya terjadi di otak kita saat mencoba melakukannya.

Apa Itu Multitasking?

Multitasking adalah kemampuan atau kebiasaan melakukan lebih dari satu tugas pada waktu yang sama. Dalam kehidupan sehari-hari, ini sering terjadi, seperti menjawab email sambil berbicara di telepon atau mengerjakan pekerjaan sambil menonton video. Meskipun kita merasa bisa melakukan banyak hal sekaligus, apakah benar otak kita dapat melakukannya secara efektif?

Baca Juga: Ternyata, Coklat dan Keju Bisa Sebabkan Migrain, Ini Alasannya!

Mitos atau Fakta: Apakah Otak Bisa Melakukan Multitasking?

Secara sederhana, otak manusia tidak bisa benar-benar melakukan multitasking seperti yang kita bayangkan. Sebaliknya, otak kita bekerja dengan cara beralih antar tugas proses yang disebut sebagai task-switching. Ketika kita mencoba mengerjakan beberapa hal sekaligus, otak kita sebenarnya hanya berganti-ganti fokus antara satu tugas dan tugas lainnya, dan bukan mengerjakan semuanya secara bersamaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Stanford University menunjukkan bahwa orang yang sering mengerjakan banyak tugas sekaligus sebenarnya memiliki kinerja yang lebih buruk dalam tugas-tugas yang memerlukan perhatian penuh. Mereka tidak lebih efisien dan malah bisa kehilangan fokus.

Apa yang Terjadi di Otak Saat Multitasking?

Saat kita mencoba untuk multitasking, otak kita memproses informasi yang datang dari berbagai tugas dengan cepat. Namun, setiap kali kita berpindah dari satu tugas ke tugas lain, otak kita membutuhkan waktu untuk beradaptasi dan kembali fokus pada tugas baru. Proses ini memerlukan energi mental dan bisa menurunkan kecepatan serta kualitas kerja. Ketika otak kita berpindah antar tugas, kita sebenarnya membuang waktu berharga yang bisa digunakan untuk menyelesaikan satu tugas dengan lebih baik.

Baca Juga: Ada Teh Hangat: Ini 6 Jenis Minuman untuk Mendukung Kualitas Tidur dan Energi Tetap Terjaga

Sebagai contoh, bayangkan kamu sedang mengetik email sambil memeriksa media sosial. Setiap kali kamu beralih dari mengetik ke media sosial, otak kamu perlu beradaptasi kembali, sehingga memperlambat produktivitas dan meningkatkan kemungkinan kesalahan.

Mengapa Multitasking Bisa Menurunkan Kinerja?

  1. Task-Switching Memakan Waktu Menurut penelitian yang dilakukan oleh University of California, San Francisco, beralih antar tugas memerlukan waktu yang disebut switching cost. Waktu yang dibutuhkan untuk beradaptasi dengan tugas baru bisa mengurangi efisiensi kita. Setiap pergantian tugas menambah beban kognitif, yang bisa mengarah pada penurunan produktivitas secara keseluruhan.
  2. Menurunnya Kualitas Pekerjaan Ketika kita mencoba melakukan beberapa tugas sekaligus, perhatian kita terbagi. Dengan fokus yang tidak sepenuhnya pada satu hal, kita cenderung membuat lebih banyak kesalahan. Penelitian dari University of Sussex menunjukkan bahwa orang yang multitasking cenderung lebih sering lupa informasi penting atau membuat kesalahan dalam pekerjaan mereka dibandingkan mereka yang fokus pada satu tugas.
  3. Stres dan Kecemasan Meningkat Multitasking juga dapat meningkatkan tingkat stres dan kecemasan. Ketika kita merasa kewalahan dengan banyaknya tugas yang harus diselesaikan, ini bisa membuat kita merasa tertekan. Stres ini mengganggu kemampuan kita untuk berpikir jernih dan mempengaruhi kualitas pekerjaan.
  4. Membuat Otak Cepat Lelah Otak kita tidak dirancang untuk terus-menerus berpindah antar tugas. Proses berganti-ganti fokus ini menyebabkan otak bekerja lebih keras, yang pada akhirnya menyebabkan kelelahan mental. Saat otak lelah, kita lebih rentan terhadap kesalahan, dan kemampuan kita untuk mengambil keputusan dengan baik menurun.

Baca Juga: Inilah 3 Alasan Mengapa Tubuh Terasa Sangat Lelah Saat Menstruasi, Menurut Dokter Kandungan

Fokus vs. Multitasking: Mana yang Lebih Efektif?

Berdasarkan banyak penelitian, kita dapat menyimpulkan bahwa fokus pada satu tugas adalah cara yang lebih efektif untuk bekerja. Dengan memberikan perhatian penuh pada satu tugas, kita dapat menyelesaikannya dengan lebih cepat dan dengan kualitas yang lebih baik. Fokus juga memungkinkan kita untuk menyelesaikan tugas dengan tingkat konsentrasi yang lebih tinggi, mengurangi kesalahan, dan meningkatkan kepuasan dalam pekerjaan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang terbiasa fokus pada satu tugas sekaligus dapat mengerjakan lebih banyak tugas dengan kualitas lebih tinggi dalam waktu yang lebih singkat. Teknik seperti Pomodoro, yang melibatkan kerja fokus dalam sesi-sesi singkat diikuti dengan istirahat, adalah salah satu cara yang terbukti efektif untuk meningkatkan produktivitas.

Mitos Multitasking dan Kenyataannya

Multitasking mungkin terdengar seperti kemampuan yang mengesankan, tetapi kenyataannya, otak kita tidak dirancang untuk melakukannya dengan efisien. Sebaliknya, beralih antar tugas dapat mengurangi kinerja dan kualitas pekerjaan kita, serta meningkatkan tingkat stres. Untuk meningkatkan produktivitas, lebih baik fokus pada satu tugas pada satu waktu dan menghindari gangguan.

Dengan memahami bagaimana otak kita bekerja, kita bisa lebih bijak dalam mengelola waktu dan energi, serta mendapatkan hasil yang lebih baik dalam setiap tugas yang kita lakukan.

Baca Juga: Jusuf Kalla Pandang Positif Tagline #KaburAjaDulu: Refleksi Mobilitas Global di Era Modern

Sumber: Berbagai Jurnal Psikologi

Editor : Silvi Maharani

Tags :
BERITA TERKAIT