SUKABUMIUPDATE.com - Mungkin banyak orang saat ini sedang mencari jodoh atau pasangan hidupnya. Namun, jodoh seorang manusia telah ditentukan oleh Allah SWT sebelum mereka dilahirkan ke bumi.
Hal ini sebagaimana yang dikatakan Baginda Nabi Muhammad SAW, dalam hadis Muslim dan Tirmidzi telah disebutkan jika jodoh manusia telah dicatat di Lauhul Mahfudz.
“Allah telah mencatat ketentuan-ketentuan ciptaan-Nya 50.000 tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi.” (HR Muslim dan Tirmidzi).
Meski demikian, seorang manusia yang ingin mendapatkan jodohnya harus dibarengi juga dengan ikhtiar dan doa. Tertera dalam Surah An-Nur ayat 26, jodoh itu merupakan cerminan dari diri sendiri.
Lalu apakah ayat ini benar-benar menunjukkan bahwa orang baik akan bertemu dengan yang baik, dan sebaliknya?
Bagaimana jika seseorang yang baik justru bertemu dengan pasangan yang tidak baik? Apakah hal ini relevan dengan makna ayat tersebut?
Dalam sebuah kajiannya berjudul “Mau Tahu Rumus Jodoh ? Makna Surah An-Nur Ayat 26” Ustadz Adi Hidayat membagikan tentang pengertian dari surah tersebut. Berikut selengkapnya di bawah ini.
Memahami Konteks Surah An-Nur Ayat 26
Pertama, mari kita membaca ayat yang dimaksud:
اَلْخَبِيْثٰتُ لِلْخَبِيْثِيْنَ وَالْخَبِيْثُوْنَ لِلْخَبِيْثٰتِۚ وَالطَّيِّبٰتُ لِلطَّيِّبِيْنَ وَالطَّيِّبُوْنَ لِلطَّيِّبٰتِۚ اُولٰۤىِٕكَ مُبَرَّءُوْنَ مِمَّا يَقُوْلُوْنَۗ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌࣖ ٢٦
Latin: al-khabîtsâtu lil-khabîtsîna wal-khabîtsûna lil-khabîtsât, wath-thayyibâtu lith-thayyibîna wath-thayyibûna lith-thayyibât, ulâ'ika mubarra'ûna mimmâ yaqûlûn, lahum maghfiratuw wa rizqung karîm
Artinya: Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka (yang baik) itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia.
Mengutip NU Online dari Tafsir Talili, dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa perempuan yang tidak baik cenderung menjadi pasangan bagi laki-laki yang tidak baik, begitu pula sebaliknya. Hal ini terjadi karena kesamaan sifat dan akhlak yang membentuk kedekatan serta hubungan yang erat di antara mereka.
Sebaliknya, perempuan yang baik diperuntukkan bagi laki-laki yang baik, sebagaimana hubungan yang harmonis terjalin karena kesamaan dalam sifat, akhlak, dan cara bergaul.
Ketetapan ini bersifat tetap dan tidak berubah. Oleh karena itu, jika Rasulullah SAW adalah manusia terbaik dan pilihan di antara seluruh umat, maka sudah pasti istri beliau, Aisyah r.a., juga merupakan perempuan yang paling baik. Tuduhan yang diarahkan kepadanya adalah fitnah yang tidak berdasar.
Orang-orang yang memiliki hati yang baik, baik laki-laki maupun perempuan—termasuk Safwan bin Muattal dan Aisyah r.a.—terbebas dari segala tuduhan keji yang disebarkan oleh mereka yang buruk akhlaknya. Sebagai balasan atas kesucian dan kesabaran mereka, Allah memberikan ampunan serta rezeki yang mulia, yaitu kenikmatan di dalam surga.
Jika kita memperhatikan ayat ini dengan saksama, ayat ini termasuk dalam rangkaian ayat yang membebaskan Sayyidah Aisyah radhiyallahu ‘anha dari tuduhan buruk yang disebarkan oleh orang-orang munafik pada masa itu. Mereka menuduh beliau telah melakukan perbuatan tercela, padahal tuduhan tersebut hanyalah hoaks yang bertujuan merusak kehormatan keluarga Nabi Muhammad SAW.
Dalam bahasa Arab, hal-hal yang buruk sering disebut dengan khabits (jamaknya khaba'its), yang bermakna sesuatu yang kotor dan tidak baik. Dalam konteks ayat ini, Allah menegaskan bahwa kata-kata buruk hanya keluar dari orang-orang yang hatinya buruk, sementara kata-kata baik akan keluar dari orang-orang yang hatinya bersih.
Apakah Ayat Ini Berkaitan dengan Jodoh?
Banyak yang memahami ayat ini sebagai ‘rumus jodoh’, yaitu bahwa orang baik akan mendapat pasangan yang baik, dan orang buruk akan mendapat pasangan yang buruk. Sekilas, pemahaman ini tampak benar karena lingkungan dan kebiasaan seseorang memang seringkali mempengaruhi pilihan pasangannya.
Namun, jika dikaitkan dengan realitas kehidupan, tidak selalu demikian. Ada orang yang baik tetapi mendapatkan pasangan yang tidak sesuai dengan harapannya. Begitu pula sebaliknya.
Oleh karena itu, para ulama tafsir lebih cenderung memahami ayat ini sesuai konteksnya, yaitu membebaskan Sayyidah Aisyah dan keluarga Rasulullah ﷺ dari tuduhan keji, daripada menghubungkannya langsung dengan jodoh.
Dalam Islam, ada ayat-ayat lain yang lebih relevan untuk menjelaskan tentang pasangan dalam rumah tangga. Misalnya, kisah Sayyidah Asiyah yang tetap beriman meskipun bersuamikan Fir’aun, atau kisah Nabi Nuh dan Nabi Luth yang memiliki istri yang tidak beriman. Ini menunjukkan bahwa kebaikan seseorang tidak selalu berbanding lurus dengan kualitas pasangannya.
Bagaimana Jika Pasangan Tidak Sesuai Harapan?
Islam mengajarkan kesabaran dan prasangka baik kepada Allah. Bisa jadi, pasangan yang kurang baik dititipkan kepada kita agar kita bisa membimbingnya menuju jalan yang lebih baik. Kesabaran dalam menghadapi ujian rumah tangga dapat menjadi jalan menuju surga, sebagaimana firman Allah:
"Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah: 153)
Banyak orang mencari jalan keluar dari masalah rumah tangga, padahal solusi itu mungkin ada dalam diri mereka sendiri. Bisa jadi, pasangan yang dianggap kurang baik sebenarnya adalah ujian yang bisa mendekatkan kita kepada Allah.
Kesimpulan
Ayat 26 dari Surah An-Nur lebih menekankan kepada pembebasan Sayyidah Aisyah dari fitnah yang dituduhkan kepadanya, bukan secara langsung berbicara tentang jodoh. Namun, sebagai pelajaran, ayat ini mengajarkan bahwa kebaikan atau keburukan seseorang sering kali tampak dalam ucapan dan perilakunya.
Dalam hal jodoh, Islam lebih menekankan pada usaha, doa, dan kesabaran. Jika seseorang mendapatkan pasangan yang kurang baik, ada dua kemungkinan:
- Itu adalah ujian agar kita bisa bersabar dan membimbing pasangan menuju kebaikan.
- Itu adalah bagian dari ketetapan Allah yang memiliki hikmah tersendiri.
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala merahmati kita, menjaga keutuhan rumah tangga kita, dan menjauhkan kita dari fitnah serta keburukan, Aamiin.
Itulah sekilas tentang memaknai tentang Surah An-nur Ayat 26 yang sering dikaitkan dengan jodoh.
Editor : Ikbal Juliansyah