Sukabumi Update

Doa Qunut Witir Ramadan, Lengkap Bacaan Arab, Latin dan Terjemahan

Doa Qunut Witir biasanya akan diamalkan pada Separuh Terakhir Ramadan. | Sumber: Freepik (rawpixel.com)

SUKABUMIUPDATE.com - Pada Selasa malam, 18 Maret 2025, Ramadan 1446 H telah memasuki hari ke-18. Umat Islam, khususnya warga Nahdlatul Ulama (NU), umumnya akan membaca doa qunut pada rakaat terakhir shalat witir.

Tradisi ini mengikuti amalan para sahabat Nabi, seperti Sayyidina Umar bin Khattab dan Ubay bin Ka’ab, yang juga melakukannya.

Membaca doa qunut pada witir di separuh terakhir Ramadan dianjurkan oleh para ulama. Selain Sayyidina Umar dan Ubay bin Ka’ab, menurut riwayat Abu Dawud, Ibnu Umar dan Mu’adz al-Qari juga melaksanakan amalan serupa. Imam Syafi’i, sebagaimana dikutip oleh Al-Baihaqi dalam kitab Ma’rifatus Sunan wal Atsar, juga menyebut hal yang sama.

Pendapat ini diperkuat oleh Imam an-Nawawi dalam kitab al-Adzkar an-Nawawiyah, yang menegaskan bahwa ulama madzhab Syafi’i menganjurkan pembacaan doa qunut saat witir pada separuh terakhir Ramadan.

Meskipun ada pandangan lain yang menganjurkan pembacaan qunut sepanjang Ramadan, Imam an-Nawawi menjelaskan bahwa pendapat yang paling kuat adalah membacanya hanya pada separuh terakhir bulan suci ini.

Berikut bacaan doa qunut witir Ramadan, dikutip dari NU Online, lengkap dengan tulisan latin dan terjemahannya:

اللّهُمَّ اهْدِنَا فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنَا فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنَا فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لًنَا فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنَا شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Bacaan Latin:

Allahummahdinâ fî man hadait. Wa ‘âfinâ fî man ‘âfait. Wa tawallanâ fî man tawallait. Wa bâriklanâ fî mâ a‘thait. Wa qinâ syarra mâ qadhait. Fa innaka taqdhî wa lâ yuqdhâ ‘alaik. Wa innahû lâ yazillu man wâlait. Wa lâ ya‘izzu man ‘âdait.

Tabârakta rabbanâ wa ta‘âlait. Fa lakal hamdu a’lâ mâ qadhait. Wa astagfiruka wa atûbu ilaik, wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alâ âlihi wa shahbihi wa sallam.

Artinya: “Ya Allah, berikanlah petunjuk kepada kami sebagaimana mereka yang telah Engkau tunjukkan. Dan berilah kesehatan kepada kami sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesehatan. Dan peliharalah kami sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan. Dan berilah keberkahan kepada kami pada apa-apa yang telah Engkau karuniakan. Dan selamatkan kami dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan. Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan terkena hukum. Maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin. Dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya. 

Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau. Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan. Aku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau. (Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera untuk junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.” 




Editor : Ikbal Juliansyah

Tags :
BERITA TERKAIT