SUKABUMIUPDATE.com - Sukabumi, seperti banyak wilayah lain di Jawa Barat, mengalami perubahan besar dalam struktur sosial dan ekonominya akibat Cultuurstelsel.
Cultuurstelsel, atau Sistem Tanam Paksa, adalah kebijakan kolonial Belanda yang diterapkan di Hindia Belanda, termasuk Sukabumi, Jawa Barat, pada abad ke-19.
Sistem Cultuurstelsel era Belanda memiliki dampak besar terhadap masyarakat lokal, terutama dalam sektor pertanian dan sosial-ekonomi.
Sejarah Cultuurstelsel di Sukabumi
Cultuurstelsel atau Sistem Tanam Paksa adalah kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah kolonial Belanda di Indonesia pada abad ke-19.
Sistem Cultuurstelsel mewajibkan rakyat pribumi untuk menanam tanaman ekspor seperti kopi, teh, dan gula, yang hasilnya kemudian diserahkan kepada pemerintah kolonial.
Sukabumi, sebagai salah satu wilayah di Jawa Barat, mengalami dampak besar dari Sistem Cultuurstelsel zaman Belanda.
Baca Juga: Equil: Air Mineral Premium Dari Sukabumi yang Mendunia, Produk Lokal Go Internasional!
Penerapan Cultuurstelsel di Sukabumi
- Fokus pada Perkebunan
Pada masa kolonial, Sukabumi berkembang menjadi pusat perkebunan teh dan kopi.
Pemerintah Belanda membangun infrastruktur seperti jalan raya dan rel kereta api untuk mendukung distribusi hasil perkebunan ke pelabuhan-pelabuhan utama.
Meskipun sistem ini meningkatkan produksi dan ekspor, masyarakat pribumi sering kali mengalami kesulitan karena kerja paksa dan ketimpangan ekonomi yang dihasilkan oleh kebijakan ini.
Sukabumi, yang merupakan bagian dari Residentie Preanger, menjadi salah satu wilayah utama untuk produksi kopi di bawah Cultuurstelsel. Kopi dari Sukabumi dikenal berkualitas tinggi dan menjadi komoditas ekspor penting bagi pemerintah kolonial.
- Sistem Kerja Paksa
Kala itu, Petani lokal diwajibkan untuk menanam kopi di lahan mereka dan menyerahkannya kepada pemerintah kolonial. Sistem Cultuurstelsel di Sukabumi ini sering kali disertai dengan kerja paksa dan pengawasan ketat.
Dampak Sosial dan Ekonomi Cultuurstelsel Era Belanda
- Kemiskinan dan Kelaparan
Banyak petani kehilangan akses ke lahan mereka sendiri untuk menanam tanaman pangan, yang menyebabkan kelaparan dan kemiskinan.
- Pemberontakan Lokal
Ketidakpuasan terhadap Sistem Tanam Paksa ini memicu berbagai bentuk perlawanan, meskipun sering kali ditekan oleh pemerintah kolonial.
Sistem Cultuurstelsel ini akhirnya dihapus pada akhir abad ke-19 setelah mendapat kritik tajam dari berbagai pihak, termasuk aktivis dan penulis Belanda.
Baca Juga: We Are Hiring! Info Loker Lulusan S1 di Perusahaan Makanan Wilayah Jabodetabek
Sebagai informasi, Sukabumi di masa Kolonial Belanda mengalami perkembangan administratif yang pesat.
Awalnya hanya berupa distrik kecil, kota ini kemudian berkembang menjadi gemeente atau kota dalam sistem pemerintahan Hindia Belanda pada tahun 1921. Perubahan ini menunjukkan bagaimana Sukabumi menjadi pusat ekonomi dan administrasi penting di Jawa Barat selama masa kolonial.
Sumber: berbagai sumber.
Editor : Nida Salma