Sukabumi Update

Mengapa Tidur Bisa Terganggu Saat Bulan Purnama? Ini Penjelasan Lengkapnya

Ilustrasi Mengapa Tidur Bisa Terganggu Saat Bulan Purnama? Ini Penjelasan Lengkapnya (Sumber: Freepik/@freepik)

SUKABUMIUPDATE.com - Bulan purnama selalu menjadi fenomena langit yang memukau. Cahaya bulan yang terang sering membuat malam terasa lebih hidup. Namun, di balik keindahannya, banyak orang mengaku tidur mereka justru terganggu ketika bulan berada pada fase purnama. Ada yang merasa lebih gelisah, sulit terlelap, atau terbangun berulang kali tanpa sebab yang jelas.

Fenomena ini sudah lama menjadi perdebatan, apakah bulan purnama benar-benar mempengaruhi kualitas tidur, atau hanya sugesti semata? Berikut penjelasan ilmiah dan faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab perubahan pola tidur saat bulan purnama tiba.

Seberapa Besar Pengaruh Bulan Purnama pada Tidur?

Beberapa penelitian menunjukkan adanya perubahan kecil pada pola tidur manusia ketika bulan memasuki fase purnama. Namun, hasil penelitian tidak selalu konsisten. Ada studi yang menemukan perubahan nyata, tapi ada pula yang menunjukkan tidak ada kaitan sama sekali.

Baca Juga: Kumpulan Bacaan Doa untuk Orang yang Sedang Sakit agar Cepat Sembuh

Salah satu penelitian yang terkenal menemukan bahwa waktu seseorang untuk tertidur bisa menjadi sedikit lebih lama, durasi tidur berkurang, dan kualitas deep sleep menurun pada fase purnama. Artinya, sebagian orang mungkin merasa kurang segar saat bangun keesokan paginya.

Meski begitu, ada penelitian lain yang menganalisis ribuan data tidur dan menyimpulkan bahwa fase bulan hampir tidak berpengaruh. Berdasarkan temuan tersebut, pengaruh bulan purnama sebenarnya sangat kecil dan tidak terjadi pada semua orang. Ini membuat para ahli menyimpulkan bahwa sensitivitas terhadap bulan purnama bisa sangat bergantung pada individu.

Apa Penyebab Tidur Bisa Terganggu Saat Bulan Purnama?

Walaupun tidak ada jawaban pasti, ada beberapa teori yang dianggap berhubungan dengan fenomena ini:

1. Cahaya Bulan yang Lebih Terang

Ketika bulan purnama, cahayanya jauh lebih kuat dan bisa masuk ke kamar tidur, terutama jika tidak menggunakan tirai tebal. Cahaya tambahan ini dapat mengganggu ritme sirkadian, yaitu jam biologis tubuh yang mengatur kapan seseorang merasa mengantuk.

Baca Juga: Terbaru Kang Mus, Berikut 7 Pemain Preman Pensiun yang Meninggal Dunia

Cahaya yang kuat di malam hari bisa menurunkan produksi melatonin, hormon yang memicu rasa kantuk.

2. Faktor Psikologis

Bulan purnama sering dikaitkan dengan mitos, cerita mistis, atau kejadian yang membuat orang merasa waspada. Tanpa disadari, hal ini dapat memicu kecemasan ringan yang membuat tubuh sulit rileks. Sugesti seperti ini dapat mempengaruhi kualitas tidur, terutama pada orang yang lebih sensitif atau mudah khawatir.

3. Sensitivitas Tubuh terhadap Perubahan Alam

Beberapa ahli menduga bahwa perubahan ringan pada gravitasi bulan saat purnama bisa mempengaruhi tubuh manusia, meski sangat kecil. 

Efek ini jauh lebih lemah dibandingkan pengaruh bulan terhadap pasang surut laut, sehingga belum dapat dipastikan kebenarannya.

Siapa yang Lebih Mudah Terpengaruh?

Tidak semua orang merasakan perubahan tidur ketika bulan purnama. Namun, ada beberapa kelompok yang disebut lebih peka terhadap perubahan cahaya dan ritme biologis, seperti:

  • Anak-anak, karena pola tidur mereka masih berkembang.
  • Orang yang memiliki insomnia atau gangguan tidur lain.
  • Lansia, yang produksi melatoninnya sudah berkurang secara alami.

Orang dengan gangguan suasana hati, seperti gangguan bipolar atau kecemasan.

Pada kelompok ini, cahaya atau perubahan kecil dapat mengganggu kualitas tidur lebih mudah.

Baca Juga: Kabar Duka! Epy Kusnandar Meninggal Dunia di Usia 61 Tahun

Fenomena bulan purnama memang bisa mempengaruhi kualitas tidur beberapa orang, namun efeknya tidak terjadi pada semua individu. Dengan menjaga kebiasaan tidur yang sehat dan memastikan lingkungan kamar tetap gelap dan nyaman, kamu tetap bisa menikmati tidur nyenyak meskipun bulan sedang bersinar terang di langit.

Sumber: halodoc

Editor : Emi Amelia

Tags :
BERITA TERKAIT