Sukabumi Update

Bolehkah Anak Memakai Kuteks? Ini Penjelasan Lengkap yang Perlu Orang Tua Tahu

Ilustrasi Bolehkah Anak Memakai Kuteks? Ini Penjelasan Lengkap yang Perlu Orang Tua Tahu (Sumber: Freepik/@freepik)

SUKABUMIUPDATE.com - Warna-warni kuteks atau cat kuku sering kali menarik perhatian anak, terutama anak perempuan yang senang meniru kebiasaan orang dewasa. 

Aktivitas merawat kuku atau berdandan bersama orang tua memang bisa menjadi momen menyenangkan dan mempererat hubungan emosional. Namun, dibalik tampilannya yang cantik, banyak orang tua bertanya-tanya, apakah kuteks aman digunakan oleh anak-anak?

Seperti produk kecantikan lainnya, kuteks dibuat dari campuran berbagai bahan kimia. Pada orang dewasa, penggunaan zat-zat ini umumnya masih dalam batas aman. Akan tetapi, kondisi tubuh anak yang masih berkembang membuat mereka lebih rentan terhadap paparan bahan kimia, terutama jika zat tersebut masuk ke dalam tubuh secara tidak sengaja.

Bagaimana Kuteks Bisa Membahayakan Anak?

Secara umum, kuteks memang dirancang untuk digunakan pada kuku. Namun, anak-anak cenderung sering memasukkan jari ke mulut, mengisap kuku, atau mengelupas cat kuku yang sudah kering. Serpihan kuteks yang tertelan inilah yang berpotensi menimbulkan masalah kesehatan.

Baca Juga: UMP Naik Jadi Rp2,3 Juta, Berikut Daftar Lengkap UMK-UMSK Jabar 2026 yang Diteken KDM

Hingga kini, belum banyak penelitian khusus yang meneliti dampak penggunaan kuteks pada anak. Meski begitu, sejumlah bahan kimia yang umum ditemukan dalam cat kuku diketahui dapat berdampak buruk jika terpapar dalam jangka panjang atau masuk ke dalam tubuh.

Kandungan Kimia dalam Kuteks yang Perlu Diwaspadai

  • Toluena: Toluena merupakan zat kimia yang sering digunakan sebagai pelarut. Paparan berlebih dapat mempengaruhi sistem saraf, pernapasan, serta fungsi hati dan ginjal. Anak-anak lebih sensitif terhadap efek ini dibandingkan orang dewasa.
  • Trifenil Fosfat (TPHP): Bahan ini berfungsi untuk meningkatkan daya tahan cat kuku. TPHP diketahui dapat mengganggu sistem hormon atau endokrin, yang berperan penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Paparan jangka panjang juga dikaitkan dengan gangguan metabolisme lemak dan gula.
  • Formaldehida: Formaldehida digunakan sebagai pengawet dan pengeras kuteks. Jika terhirup terus-menerus, zat ini dapat menyebabkan iritasi saluran napas dan meningkatkan risiko gangguan kesehatan serius di kemudian hari.
  • Ftalat: Ftalat sering ditambahkan untuk membuat kuteks lebih fleksibel dan tidak mudah retak. Sayangnya, zat ini dapat mengganggu keseimbangan hormon, meningkatkan resiko alergi, serta mempengaruhi pertumbuhan anak.

Selain itu, cairan penghapus kuteks yang mengandung aseton juga berbahaya jika tertelan. Keracunan aseton dapat menyebabkan muntah, lemas, gangguan pernapasan, hingga penurunan kesadaran pada anak.

Baca Juga: William Saliba Percaya Diri Musim ini Arsenal bisa Mendapatkan Empat Gelar

Tips Aman Jika Anak Ingin Menggunakan Kuteks

Meski sebaiknya dihindari, dalam kondisi tertentu orang tua mungkin tetap ingin mengizinkan anak memakai kuteks. Jika demikian, beberapa langkah berikut dapat membantu meminimalkan resikonya:

  • Pilih kuteks yang diformulasikan khusus untuk anak dan berlabel non-toksik.
  • Gunakan kuteks di ruangan dengan ventilasi udara yang baik atau di luar ruangan.
  • Jangan biarkan anak mengoleskan atau menghapus kuteks sendiri, terutama balita.
  • Batasi frekuensi penggunaan dan segera bersihkan kuteks setelah acara selesai.
  • Simpan kuteks dan cairan pembersih di tempat tertutup dan jauh dari jangkauan anak.

Kesimpulannya, kuteks memang terlihat sepele, tetapi kandungan kimianya tidak bisa dianggap aman sepenuhnya untuk anak.

Baca Juga: Natal 2025: Remisi Khusus untuk 16 Ribu Warga Binaan, 174 Narapidana Langsung Bebas

Orang tua perlu lebih bijak dalam mengizinkan penggunaan produk kecantikan dan selalu mengutamakan kesehatan serta keselamatan si kecil di atas segalanya.

Sumber: alodokter

Editor : Emi Amelia

Tags :
BERITA TERKAIT