Sukabumi Update

Yaya Moektio, Drummer Penting God Bless & Gong 2000, Meninggal Dunia

Yaya Moektio, Drummer Penting God Bless & Gong 2000, Meniggal Dunia (Sumber: Instagram)

SUKABUMIUPDATE.com - Kabar duka yang mendalam kini menyelimuti jagat musik rock Indonesia menyusul berpulangnya Yahya Karya Konsepsianto bin Moektio, atau yang lebih dikenal dengan sapaan akrab Yaya Moektio. Musisi serba bisa ini dikenal luas karena fleksibilitas dan dedikasinya yang melintasi berbagai genre, mulai dari pop LCLR,progressive rock Cockpit,supergroup Gong 2000, hingga rock klasik God Bless. Yaya Moektio mengembuskan napas terakhirnya dini hari ini, Senin (8/12) pukul 04.00 WIB di RS Fatmawati, Jakarta.

Berita duka cita resmi datang langsung dari keluarga besarnya,God Bless, yang memublikasikan pernyataan lengkap melalui akun media sosial mereka, memberikan penghormatan tertinggi kepada sang penggebuk drum. God Bless secara eksplisit mengakui kontribusi besar Yaya, menyebutnya sebagai "saudara" dan "bagian penting dalam sejarah God Bless dan dunia musik Indonesia," menegaskan bahwa peran Yaya Moektio turut memberikan "warna dan kontribusi yang tak akan pernah terlupakan" pada perjalanan band legendaris tersebut, khususnya pada saat perekaman album kebangkitan mereka,Godbless 36th di tahun 2009.

Pengakuan tulus dari God Bless ini menunjukkan betapa krusialnya posisi Yaya Moektio dalam narasi rock Indonesia. Meskipun masa baktinya secara resmi di God Bless (2009–2012) relatif singkat, mengisi posisi yang sebelumnya dipegang Gilang Ramadhan sebelum akhirnya digantikan Fajar Satritama, Yaya telah menjalin chemistry yang erat dengan inti God Bless sejak lama, terutama melalui Gong 2000 (1991–2000) bersama Ian Antono, Ahmad Albar, dan Donny Fattah. Sepanjang kariernya yang panjang, yang berawal sebagai home band Prambors Band pada 1978 dan Cockpit di era 80-an, Yaya Moektio meninggalkan jejak rhythm yang berkarakter, dikenal sebagai musisi yang konsisten membangun fondasi musik rock Tanah Air. Kepergiannya adalah kehilangan besar, dan God Bless menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya, mendoakan agar ia beristirahat dalam damai, meninggalkan warisan musikalitas yang akan terus menginspirasi generasi penerus.

Baca Juga: Di Hari Bhakti PU ke-80, Bupati Sukabumi Minta Jajarannya Bersiap Hadapi Cuaca Ekstrem

Berita duka cita resmi datang langsung dari band rock legendaris, God Bless, yang mempublikasikan pernyataan lengkap melalui akun media sosial mereka, mengakui kontribusi besar sang musisi.

"Berita Duka Cita. Kami dari keluarga besar God Bless menyampaikan kabar duka yang mendalam. Telah berpulang dini hari ini (8/12) pada pukul 04.00 WIB di RS Fatmawati, Jakarta, saudara kami Bapak Yahya Karya Konsepsianto bin Moektio (Yaya Moektio).

Beliau adalah bagian penting dalam sejarah God Bless dan dunia musik Indonesia, turut memberikan warna dan kontribusi yang tak akan pernah terlupakan. Atas nama keluarga besar God Bless, kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga yang ditinggalkan. Semoga diberi ketabahan dan kekuatan.

Selamat jalan, Yaya. Semoga beristirahat dalam damai di sisiNya." tulis akun Instagram @godblessrocks

Pernyataan ini mengukuhkan bahwa kiprah Yaya Moektio di God Bless khususnya saat merekam album Godbless 36th (2009) jauh lebih signifikan dari sekadar session player. Ia menjadi figur vital yang turut menyegarkan kembali semangat band di era kebangkitan.

Baca Juga: Dorong UMKM dan Pariwisata Terus Tumbuh, Pemkab Sukabumi Apresiasi Perkembangan Goalpara Tea Park

Jejak Sang Maestro Rhythm

Karier Yaya Moektio adalah cerminan perkembangan musik rock dan pop di Tanah Air:

  • Prambors Band (1978): Mengawali karier sebagai home band pengiring Lomba Cipta Lagu Remaja (LCLR) yang sangat berpengaruh, menunjukkan adaptasi dengan musik pop.
  • Cockpit (1980-an): Menggebrak panggung progressive rock dengan skill tinggi, dikenal mahir membawakan lagu-lagu Genesis.
  • Gong 2000 (1991–2000): Menjadi inti rhythm section bersama supergroup bentukan Ian Antono, bersama Ahmad Albar dan Donny Fattah, melahirkan hits rock seperti "Menanti Kejujuran".
  • God Bless (2009–2012): Menggantikan Gilang Ramadhan dan memberikan sentuhan drum yang modern pada album 36th, sebelum posisinya digantikan oleh Fajar Satritama.

Kepergian Yaya Moektio pada hari Senin, 8 Desember 2025, mengakhiri sebuah perjalanan panjang penuh dedikasi. Meskipun namanya mungkin tidak selalu berada di barisan terdepan headline seperti vokalis atau gitaris, peran Yaya sebagai rhythm section adalah pilar yang tak tergantikan.

Dari panggung LCLR yang meriah, sound system progresif Cockpit yang menantang, hingga power rock dinamis Gong 2000, Yaya menunjukkan bahwa seorang musisi sejati harus mampu beradaptasi tanpa kehilangan karakter. Kontribusinya bukan sekadar mengisi kekosongan, tetapi memberikan chemistry musikal yang dibutuhkan oleh band-band legendaris untuk tetap relevan dan produktif di setiap era. Ia adalah jembatan penghubung antara generasi musisi 70-an, 80-an, dan kebangkitan rock di milenium baru.

Selain warisan berupa rekaman-rekaman emas, pengaruh Yaya Moektio juga terasa kuat di kalangan komunitas drummer dan musisi muda Indonesia. Dikenal sebagai sosok yang ramah dan suportif, ia kerap membagikan ilmu dan pengalamannya, termasuk kepada putranya sendiri, Rama Moektio, yang kini meneruskan jejaknya. Pengakuan tulus dari God Bless bahwa ia adalah "bagian penting" dan kontributor warna yang "tak akan pernah terlupakan" menjadi epitaf terbaik bagi kariernya. Yaya Moektio telah menunaikan tugasnya, meninggalkan  beat dan semangat yang akan terus menginspirasi, memastikan bahwa irama rock Indonesia akan terus berdetak. Selamat jalan, Maestro.

Editor : Danang Hamid

Tags :
BERITA TERKAIT