Sukabumi Update

Sederet Fakta Buaya Antar Jasad Balita di Kaltim, Utuh dan Tak Ada Bekas Gigitan!

Ilustrasi. Buaya Antar Jasad Balita di Kaltim, Utuh dan Tak Ada Bekas Gigitan (Sumber : Freepik)

SUKABUMIUPDATE.com - Video Buaya antar jasad balita viral di media sosial. Pasalnya, hewan karnivora ini membawa jenazah daging manusia secara utuh tanpa bekas gigitan sama sekali.

Balita ini dikabarkan tewas usai tenggelam di sungai yang berada di wilaya Kalimantan Timur.

Untuk menjawab berbagai pertanyaan warganet, berikut sederet fakta buaya antar jasad balita di Kalimantan Timur, seperti dikutip via Tempo.co.

Baca Juga: 7 Alamat Proxy Whatsapp Indonesia Gratis, Pake WA Gak Perlu Terhubung Internet

1. Tak ada bekas gigitan pada jasad Balita

Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas Kaltim Melkianus Kotta mengatakan, tubuh balita yang dibawa masih utuh dan tidak tidak ada bagian yang tenggelam tercabik.

Namun demikian, balita berusia 4 tahun yang diketahui bernama Muhammad Ziyad Wijaya itu dipastikan meninggal dunia dan langsung dievakuasi ke rumah duka.

"Semua utuh. Jadi buaya ini kalau di kita malah membantu menemukan pencarian korban," kata Melkianus Kotta," kata Melkianus seperti keterangan tertulisnya.

Baca Juga: 6 Bahasa Tubuh Wanita Jatuh Cinta, Salah Satunya Selalu Tersenyum Padamu

2. Balita hilang sebelum ditemukan tenggelam

Menurut Melkianus, sebelum ditemukan meninggal dunia dan dibawa buaya, korban sempat dilaporkan hilang pada Rabu 18 Januari 2023.

Sebelum hilang, korban diketahui tengah bermain di belakang rumahnya yang langsung berbatasan dengan Perairan Muara Jawa.

Kemudian, lanjut dia, pukul 15.00 Wita korban sudah tidak terlihat lagi di belakang rumahnya. Namun mainan korban masih berada di tempat terakhir korban terlihat.

Baca Juga: Puasa Sunnah Rajab 2023 Dimulai 23 Januari Besok! Simak Jadwal Lengkapnya

3. Penyebab buaya tidak memakan jasad balita

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Amir Ma'ruf mengatakan, peristiwa buaya mengantar jasad memang memungkinkan untuk terjadi. Amir menilai, adanya kedekatan sang buaya dengan masyarakat sekitar menjadi salah satu alasannya.

"Jadi itu buaya itu kan mungkin sudah berapa kali sering dikasih makan oleh masyarakat sekitar," ujar Amir Ma'ruf.

Pasalnya, menurut Amir, satwa pada umumnya, bisa memenuhi timbal balik dengan manusia. "Misalnya bukan hanya buaya, yang lain pun seperti itu, terus sering berinteraksi, bagi dia (jasad balita) itu bukan makanannya," katanya.

SUMBER: TEMPO.CO | ANTARA

Editor : Nida Salma

Tags :
BERITA TERKAIT