Sukabumi Update

Menkes Sebut Vaksin Booster Kedua Tak Jadi Syarat Perjalanan

Menkes Budi Gunadi menyatakan vaksin booster kedua tak jadi syarat perjalanan. |Foto: Istimewa.

SUKABUMIUPDATE.com - Pelaksanaan suntik vaksinasi booster kedua bagi masyarakat umum yang berusia diatas 18 tahun telah dimulai sejak 24 Januari 2023 secara serentak di Indonesia. Lalu apakah vaksin booster kedua ini akan menjadi syarat perjalanan, seperti vaksin yang sebelum-sebelumnya?

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memastikan vaksin booster kedua ini tidak akan diberlakukan sebagai syarat perjalanan.

"Enggak [jadi syarat]," kata Budi usai rakornas transisi penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional tahun 2023 di Jakarta, Kamis (26/1/2023) dilansir dari tempo.co.

Baca Juga: Geger Video Syur Hubungan Terlarang Betrand Peto dengan Sarwendah, Cek Faktanya!

Kepastian ini disampaikan Budi setelah adanya pengumuman pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi, akhir 2022 lalu. Meski PPKM dicabut, booster pertama sampai sekarang masih jadi syarat perjalanan.

Di sisi lain, program booster kedua sudah dimulai, dan menurut Budi sejauh ini masih gratis. Tapi Budi tak menutup kemungkinan bahwa pemerintah akan mengubahnya jadi berbayar, sebagai bagian dari strategi pandemi menuju endemi.

"Intinya intervensi pemerintah yang mengatur-atur masyarakat akan kami kurangi. Supaya partisipasi masyarakat atas kesadaran sendiri itu boleh ditingkatkan obat-obatan vaksinnya ada," ujar Budi.

Baca Juga: Kenali 6 Bahasa Tubuh Wanita, Tanda-Tanda Dia Jatuh Cinta Padamu

Dia belum memastikan wilayah yang jadi prioritas untuk penetrasi booster kedua. Sebab pemerintah masih menunggu hasil sero survei yang akan keluar hasilnya awal Februari.

Kasus Covid Kraken

Lebih lanjut, imbauan ke masyarakat untuk segera booster kedua disampaikan Budi menyusul adanya pasien pertama di Indonesia yang terkonfirmasi telah terjangkit subvarian Omicron XBB 1.5 alias Covid Kraken. Budi menyebut pihaknya terus melakukan surveillance dan penelusuran kontak erat dari pasien tersebut.

Berdasarkan pengamatan kementerian, Covid Kraken ini memiliki penularan yang cepat. "Tapi lemah, apa artinya? Hospitality (potensi pasien masuk rumah sakit)-nya enggak tinggi," kata Budi.

Baca Juga: Heboh Botol Miras di Setda Palabuhanratu Sukabumi, Ini Respons Bupati

Kemarin di DPR, Budi telah mengumumkan kasus Covid Kraken yang berasal dari warga negara asing alias WNA Polandia yang berkunjung ke Indonesia. WNA tersebut masuk ke Indonesia lewat Jakarta pada 6 Januari lalu. Kemudian, WNA ini ke Balikpapan pada 7 Januari. Atas temuan kasus ini, kementerian sedang menelusuri kontak erat pasien tersebut.

Budi Gunadi menyebut Kraken ini adalah cicit dari Omicron, BA.1 dan BA.1.5, dari BA.5 kemudian XBB. Meski virus ini terus bermutasi, Budi mengklaim imunitas masyarakat relatif lebih baik. "Kami harapkan sero-survei kan akan keluar di Februari, nah selama populasi kita baik, terutama yang orang tua yang punya komorbid itu imunitasnya masih tinggi, Insyaallah kalau ada varian baru bisa tertangani," ujarnya.

Sumber: Tempo.co

Editor : Andri Somantri

Tags :
BERITA TERKAIT