Sukabumi Update

Banyak Dugaan Kecurangan, Jokowi Pertimbangkan Nasib PPDB Sistem Zonasi

(Foto Ilustrasi) PPDB 2023 sistem zonasi menjadi sorotan dengan banyaknya masukan dan kritikan dalam pelaksanaannya. | Foto: Istimewa

SUKABUMIUPDATE.com - Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2023 sistem zonasi lalu menjadi sorotan dengan banyaknya masukan dan kritikan dalam pelaksanaannya. Sebab, masih ditemukan banyaknya dugaan kecurangan hingga manipulasi data yang dapat berujung pidana.

Mengutip tempo.co, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemerintah sedang mempertimbangkan untuk melanjutkan atau menghapus sistem zonasi dalam PPDB. “(Sedang) dipertimbangkan. Akan dicek secara mendalam dulu plus minusnya,” kata dia, Kamis, 10 Agustus 2023.

Sehari sebelumnya, Wakil Ketua MPR Ahmad Muzani mengatakan Presiden Jokowi tengah mempertimbangkan untuk menghapus sistem zonasi PPDB. Menurut dia, kebijakan sistem zonasi PPDB telah melenceng dari tujuan awal. Sebab, bukannya menargetkan pemerataan sekolah unggulan justru menimbulkan masalah hampir di seluruh provinsi di Indonesia. Ia pun meminta agar sistem ini dievaluasi.

Baca Juga: Ridwan Kamil akan Laporkan 80 Kasus Pemalsuan Data PPDB 2023 ke Polisi

Meski begitu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy sebelumnya mengatakan sistem zonasi lebih baik dibandingkan dengan sistem lama yang telah melahirkan banyak masalah seperti pemalsuan nilai hingga jual beli kursi. Menurut dia, sistem zonasi semangat perbaikan, terutama untuk menghilangkan fenomena "kastanisasi" sekolah negeri dan untuk pemerataan kualitas pendidikan di berbagai daerah.

Berkaitan dengan kecurangan dalam PPDB zonasi, Muhadjir menyebut bukan karena kesalahan sistem. "Kalau kecurangan numpang kartu keluarga (KK) itu kan bukan salahnya sistem, tetapi pengawasannya yang tidak jalan," kata mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu, Juli lalu.

Dengan banyaknya kritikan terhadap sistem itu, Muhadjir menyatakan tidak masalah jika sistem zonasi perlu dievaluasi atau bahkan diganti. "Kalau mau kembali ke sistem lama silakan. Kalau menurut saya, perbaikilah sistem yang ada ini, silakan diubah kalau sudah tidak cocok dan memang seharusnya begitu, harus selalu ada evaluasi dan perbaikan," kata dia.

Sumber: Tempo.co

Editor : Oksa Bachtiar Camsyah

Tags :
BERITA TERKAIT