Sukabumi Update

Produksi Beras 35 Juta Ton/Tahun, Solusi Ayep Zaki Wujudkan Target Pemerintah

Target 35 Juta Ton/Tahun, Solusi Ayep Zaki Wujudkan Target Pemerintah (Sumber : Istimewa)

SUKABUMIUPDATE.com - Rencana pemerintah meningkatkan target produksi beras dalam negeri dari 31 juta ton ke 35 juta ton per tahun dinilai sangat baik bagi masyarakat dan realistis untuk diwujudkan. Sebab, Indonesia memiliki potensi dan sumber daya untuk mencapai target produksi beras Indonesia tersebut.

Hal tersebut diungkapkan Anggota Bidang Pertanian, Peternakan, dan Kemandirian Desa DPP Partai NasDem, H. Ayep Zaki. Politisi Sukabumi itu menanggapi keinginan Pemerintah yang menargetkan produksi padi nasional menjadi 35 juta ton per tahun.

"Rencana pemerintah menargetkan produksi beras 35 juta ton pertahun ini sangat realistis dan baik, namun ini harus dijabarkan dan dijabarkan secara detailnya," kata Ayep dalam keterangannya, Senin (23/10/2023).

Baca Juga: 10 Ciri-Ciri Orang Sok Tahu, Selalu Merasa Paling Benar

Bacaleg DPR RI dari Partai NasDem Dapil Jawa Barat IV (Sukabumi Raya) itu juga mengatakan, jika diperhitungkan, target 35 juta ton beras tersebut dengan rendemen 50% maka sama dengan produksi 70 juta ton gabah. Akan tetapi, jika 55% rendemen maka setara dengan 64 juta ton produksi gabah.

Untuk itu, kader NasDem asal Sukabumi itu menyampaikan bahwa target tersebut harus dijabarkan karena produktivitas sawah di Indonesia sangat bervariasi. 

Di daerah subur seperti Karawang, 7-8 ton bisa tercapai. Tetapi ada daerah tertentu yang produktivitas per Ha nya hanya 2-5 ton.

"Tentu saja ini harus dijabarkan, berapa luas lahan panen dalam 1 tahun ini bisa dihasilkan untuk mencapai gabah 64 juta ton gabah yang akan menghasilkan 35 juta ton beras," jelas Ayep.

Baca Juga: Bangun Ekosistem Pertanian, Komitmen Ayep Zaki di Desa Girijaya Nagrak Sukabumi

Di samping itu, Ayep Zaki juga sangat mengapresisasi target tersebut dan pihaknya pun akan mendukung dan mendorong program keberhasilan 35 juta ton beras atau sama dengan 64 juta ton gabah. 

Dukungan Ayep Zaki diwujudkan dengan program peningkatan kualitas dan peningkatan produktivitas budidaya padi dalam negeri. Pihaknya juga memberikan dukungan kepada pemerintah untuk bekerja sesuai dengan regulasi yang ada.

"Jadi bukan hanya dipasang target, tetapi target produksi beras ini per hektarnya berapa ton. Ini yang harus Kementerian Pertanian betul-betul bekerja secara detail, sehingga bisa tercapai. Tapi kalau ini tidak ada, upaya meningkatkan produktivitas dan kerjanya hanya biasa saja, khawatir ini tidak bisa tercapai," tambah Ayep.

Baca Juga: 11 Ciri-Ciri Orang Kecewa Pada Kita, Terlihat dari Sikapnya

Ayep Zaki yang sudah keliling Indonesia dalam membangun ekosistem pertanian, menyampaikan bahwa untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas pada budidaya padi sangat berkaitan erat dengan kualitas bibit yang ditanam dan kualitas pupuk. Karena, menurut Ayep, pupuk memegang peran yang sangat penting, sebagai sumber protein serta nutrisi makro dan mikro untuk kebutuhan budidaya padi sehingga harus terkontrol dengan baik.

"Kedua yaitu kondisi tanah, kita harus membuka diri, cek di lapangan mengenai kondisi tanah di Indonesia ini seperti apa, kita memiliki ahli di bidang tanah apakah memang mampu atau memang harus ada penanganan secara khusus, karena ini unsur hara, unsur makro dan mikro nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman padi apakah sudah memenuhi kebutuhan dari budidaya itu sendiri," katanya.

Untuk itu, Ayep optimis target pemerintah tersebut dapat tercapai dengan hadirnya kolaborasi bersama mitra swasta yang memiliki kemampuan untuk bersama-sama mencapai target bahkan melebihi target 35 juta ton. Yakni dengan memetakan dan merancang model untuk dikembangkan.

"Visi misi ini Insyaallah Ayep Zaki menjamin tidak perlu lagi ada impor beras dan jagung, Indonesia sangat luas. Hanya kata kuncinya sinergi antara swasta dan Pemerintah. Ayep Zaki siap turun tangan, swasta bersama-sama dengan pemerintah kita membahas dan ini dalam tempo lima tahun bisa tuntas seratus persen,"  tutup dia.

(ADV).

Editor : Nida Salma

Tags :
BERITA TERKAIT