Sukabumi Update

Masyarakat Diimbau Waspadai Tanah Longsor

SUKABUMIUPDATE.COM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, meminta masyarakat mewaspadai potensi bencana tanah longsor, banjir dan puting beliung memasuki musim penghujan.

Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kulon Progo Hepy Eko di Kulon Progo, Selasa, mengatakan di kabupaten itu terdapat 21 desa rawan bencana tanah longsor yang terbesar di Kecamatan Samigaluh, Girimulyo, Kalibawang, Kokap dan Pengasih.

"Beberapa hari terakhir, terjadi curah hujan dengan intensitas tinggi yang menyebabkan terjadinya puluhan titik longsor. Hujan deras dengan intensitas tinggi akan terus terjadi hingga awal Januari, sehingga kami mengimbau masyarakat selalu siap siaga terjadinya bencana, khususnya masyarakat yang tinggal di daerah potensi bencana," kata Hepy Selasa.

Ia mengatakan 21 desa rawan bencana tersebar di kawasan Bukit Menoreh, dimana setiap musim penghujan, di daerah tersebut pasti terjadi bencana tanah longsor dengan titik-titik yang berbeda.

Selain desa rawan bencana, Hepy mengatakan di Kabupaten Kulon Progo juga terdapat 66 desa potensi bencana, tapi tidak semua ditetapkan sebagai desa tangguh bencana. Desa tersebut cukup diberikan sosialisasi kesiapsiagaan menghadapi bencana.

Selain itu, kata Hepy, BPBD juga menetapkan 10 desa rawan potensi tsunami, di antaranya Desa Jangkaran, Sindutan, Palihan, Glagah, Karangwuni, Bugel dan Banaran.

Terkait kesiapsiagaan BPBD Kulon Progo menghadapi ancaman bencana alam, ia mengatakan pihaknya mengecek lokasi-lokasi yang potensi terjadi bencana, baik tanah longsor, pohon tumbang dan banjir.

"Kami terus melakukan pemantauan dan pengecekan di lokasi. Setelah itu, data dari lapangan kami gunakan untuk bahan pemataan dan kebijakan penanganan bila terjadi bencana," kata dia.

Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo Gusdi Hartono mengimbau kepada warga, khususnya di wilayah perbukitan Menoreh untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana tanag longsor.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta memperkirakan curah hujan dengan intensitas akan mencapai puncaknya pada November dan Desember.

Menurutnya, kemarau basah ini menyebabkan intensitas hujan sangat tinggi. Sehingga masyarakat kawasan Bukit Menoreh harus meningkatkan kewaspadaan.

"Seharusnya kemarau basah akan berakhir Oktober, tapi saat ini hujan telah mengguyur di wilayah Kulon Progo. Untuk itu, kami mengimbau potensi bencana tanah longsor," imbaunya.

Selain bencana tanah longsor, Gusdi juga mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai potensi puting beliung pada pancaroba ini. Hal ini karena banyak pohon yang berpotensi tumbang akibat angin kencang.

"Bagi masyarakat yang dekat rumah ada pohon tinggi, mohon dipangkas untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.

Editor : Administrator

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI