Sukabumi Update

Greenpeace Soroti 100 Hari Kerja Prabowo-Gibran: Di Bidang Transisi Energi Diberi Nilai D

Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka (Sumber : akun medsos prabowo gibran)

SUKABUMIUPDATE.com - Pada 28 Januari 2025, pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka akan memasuki usia 100 hari, terhitung sejak dilantik pada 20 Oktober 2024 lalu.

Dalam rangka mengevaluasi kinerja kabinet menjelang 100 hari kerja, Prabowo sebelumnya menggelar sidang kabinet paripurna di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat pada Rabu, 22 Januari 2025.

Mengutip dari tempo.co, Greenpeace Indonesia dalam diskusi "Rapor Bayangan 100 Hari Pemerintahan Prabowo Gibran" di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis, (23/1/2025), memberi nilai D untuk pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di bidang transisi energi.

Greenpeace menilai upaya pemerintah untuk melakukan transisi dari energi fosil ke energi terbarukan masih belum maksimal. "Untuk urusan batubara dan transisi energi, kita berikan nilai D," kata Country Director for Greenpeace in Indonesia Leonard Simanjuntak.

Baca Juga: Kritik 100 Hari Pemerintahan Prabowo, Walhi: Langgengkan Perusakan Lingkungan Warisan Jokowi

Leonard mengungkapkan alasan Greenpeace menilai kinerja pemerintahan Prabowo-Gibran di sektor transisi energi masih rendah. Salah satu alasannya karena hingga saat ini pemerintah masih terus memperkuat peran batubara melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di kawasan industri. Contohnya, Leonard menyampaikan kebanyakan smelter-smelter nikel masih menggunakan PLTU yang dibangun khusus untuk menyokong industri mereka.

Selain itu, Leonard juga menyampaikan strategi pemerintah untuk menggunakan gas sebagai energi transisi juga salah kaprah. "Ini mungkin masih agak awal, tetapi kita sudah melihat arah kebijakan energi Indonesia akan kemudian menempatkan gas sebagai energi transisi, padahal gas itu adalah energi fosil juga," ucap Leonard.

Pengutamaan gas sebagai energi transisi dipertanyakan oleh Leonard. Sebab, Leonard berujar peningkatan penggunaan energi terbarukan di Indonesia masih relatif stagnan dalam beberapa tahun terakhir. "Karena juga kelemahan political will, justru bukannya diperbaiki tetapi malah mau pindah ke gas, mengutamakan gas," ujar dia.

Sumber : tempo.co

Editor : Syamsul Hidayat

Tags :
BERITA TERKAIT