Sukabumi Update

Pelecehan Pancasila di Australia, Kerja Sama Militer Lanjut?

SUKABUMIUPDATE.com - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo belum mengambil keputusan terkait kelanjutan kerja sama militer antara Indonesia dan Australia. Namun, dia menerima permohonan maaf yang diajukan Chief of the Australian Army Letnan Jenderal Angus Campbell, yang datang menyampaikan hasil investigasi kasus pelecehan Pancasila di pusat pelatihan bahasa milik militer Australia.

Gatot berencana mendiskusikan hasil itu dengan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi, sebelum mengambil keputusan. "Lalu bersama-sama melapor pada Presiden Joko Widodo," begitu bunyi berita pers Pusat Penerangan Mabes TNI, Rabu (8/2).

Gatot yang didampingi Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Mulyono menerima kunjungan Campbell di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu siang. Campbell sendiri datang mewakili Kepala Militer Australia Marsekal Mark Binskin untuk menyampaikan hasil investigasi, sekaligus meminta maaf secara resmi.

Selain maaf, Campbell pun menjanjikan revisi terhadap materi pelajaran di pusat pelatihan bahasa AD Australia. "Mereka (militer Australia) menghentikan pelajaran pendidikan Bahasa Indonesia, serta melakukan pembenahan internal terhadap satuan, staf, dan tenaga pengajar," begitu yang disampaikan dalam berita pers tersebut.

Pihak Australia pun memberi sanksi tegas kepada personel yang bertanggung jawab atas insiden itu. Disebutkan juga bahwa sanksi itu berdampak terhadap karir personel yang bersangkutan. Gatot mengapresiasi langkah tegas pihak militer Australia. Di depan Campbell, dia sempat menjabarkan isi pembukaan Undang Undang Dasar 1945.

Pancasila, kata dia, merupakan ideologi yang rela dibela sampai mati oleh seluruh rakyatIndonesia. "Apalagi bagi seorang prajurit TNI, dan hal itu (insiden penodaan Pancasila) sangat sensitif dan menyakitkan," kata Gatot.

Jenderal bintang empat itu secara resmi menerima permohonan maaf dari Australia. Gatot menyorot pentingnya hubungan baik kedua negara, terutama untuk menghadapi persaingan global.

 

Sumber: TEMPO

Editor : Administrator

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI