Sukabumi Update

Kriminolog Anggap Pesan Hary Tanoe ke Penyidik Kejaksaan Tak Etis

SUKABUMIUPDATE.com - Kriminolog Universitas Indonesia Ferdinand Andi Lolo menganggap bahwa pesan yang dikirimkan Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoe kepada Penyidik Kejaksaan Agung, Yulianto tak etis dilakukan. Menurut dia, Hary Tanoe mencoba mempengaruhi proses hukum yang sedang disidik oleh Kejaksaan Agung.

"Itu lebih kepada tidak etis, Hary Tanoe kurang menunjukan rasa hormat kepada hukum," kata Ferdinand saat dihubungi pada Selasa (20/6). Meski demikian, kata dia, tindakan tak etis tidak bisa dijerat di ranah pidana. Karena alat bukti belum cukup kuat untuk menjerat bos MNC Group tersebut.

Ferdinand menilai pesan Hary Tanoe belum dikatakan sebagai sebuah ancaman. Jika dilihat dari perspektif pidana, ancaman yang dikirim itu belum bisa dianggap sebagai sebuah ancaman. "Kalau dari perspektif pidana, itu masih levelnya belum ancaman, secara pidana masih terlalu lemah unsurnya," tutur dia.

Bagi dia, perbuatan tidak menyenangkan masih abu-abu untuk dijerat pidana. Tidak ada ukuran yang pasti karena bergantung pada masing-masing orang berpresepsi. Namun dia tidak secara ekpsplisit apakah Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik bisa digunakan untuk menjerat Hary Tanoe atau tidak.

Dia juga mengkritik sikap Jaksa Agung H.M. Prasetyo yang menyebut Hary Tanoe telah ditetapkan sebagai tersangka. Padahal kepolisian belum menetapkan tersangka. Kata Ferdinand, kejaksaan tak etis mengomentari kasus yang masih berada di domain penyidik kepolisian.

Sebelumnya, Hary Tanoesoedibjo dilaporkan karena diduga mengirimkan pesan pendek bernada ancaman kepada Kepala Subdirektorat Penyidik Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Yulianto pada Januari 2016. Hingga saat ini, polisi telah memeriksa 13 saksi terkait dengan kasus ini. Saksi-saksi tersebut termasuk saksi ahli.

Sebelumnya, Yulianto pertama kali mendapatkan pesan pendek dari orang tak dikenal pada 5 Januari 2016, sekitar pukul 16.30, yang kemudian diketahui berasal dari Hary Tanoe. Pesan tersebut, sebagai berikut ini: "Mas Yulianto, kita buktikan siapa yang salah dan siapa yang benar. Siapa yang profesional dan siapa yang preman. Anda harus ingat kekuasaan itu tidak akan langgeng. Saya masuk ke politik antara lain salah satu penyebabnya mau memberantas oknum-oknum penegak hukum yang semena-mena, yang transaksional yang suka abuse of power. Catat kata-kata saya di sini, saya pasti jadi pimpinan negeri ini. Di situlah saatnya Indonesia dibersihkan."

 

Sumber: Tempo

Editor : Administrator

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI