Sukabumi Update

TKW Sekarat di Dekat Anjing, Hanif Dhakiri: Penyiksanya Ditangkap

SUKABUMIUPDATE.com - Kementerian Tenaga Kerja mengatakan Tenaga Kerja Wanita (TKW) Indonesia yang meninggal di Malaysia berasal asal Kupang, Nusa Tenggara Timur. Hal itu diketahui dari paspor yang telah didapat oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia  (KJRI) Penang seusai bertemu dengan Polis Diraja Malaysia.

“Nama asli Adelina Lisao, paspor A4725964, lahir 27 April 1992, alamat Dusun Tanah Merah, Kupang Tengah, Kupang. Bukan dari Medan seperti diberitakan sebelumnya,” ujar Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Senin, 12 Februari 2018.

Sebelumnya, Adelina, 21 tahun, ditemukan duduk tak berdaya di beranda rumah majikannya ditemani seekor anjing hitam jenis rottweiler. Adelina diselamatkan tim yang datang dengan kondisi kepala dan wajah bengkak serta kedua kaki penuh luka dan sudah terinfeksi.

Dari pengakuan para tetangga di sekitar rumah, lebih dari sebulan Adelina dipaksa untuk tidur bersama anjing rottweiler di beranda rumah. Setelah diselamatkan, Adelina dilarikan ke Rumah Sakit Mertajam. Namun ia menghembuskan nafas terakhirnya pada Minggu, 11 Februari 2018.

Hanif menuturkan dari catatan Kemenaker, Adelina sebelumnya pernah masuk ke Malaysia secara resmi. Adelina juga pulang ke NTT pada September 2014. “Dan kembali lagi ke Malaysia Desember 2014 melalui jalur tidak resmi,” katanya.

Hanif berujar Adelina masuk ke Malaysia melalui agen di sana yang bernama Lim. Lim merupakan agen pertama. Adelina dijual ke Aida sebagai agen kedua yang kemudian dipekerjakan ke majikan warga Malaysia bernama Jaya sampai meninggal. “Saat ini polisi sudah menangkap majikan dan saudaranya,  sementara diduga penyiksaan dilakukan oleh ibu kandung majikan,” ucapnya.

Hanif menuturkan ibu kandung majikan Adelina ditangkap Senin, 12 Februari 2018. Dia menyebutkan pelaku akan didakwa dengan pasal 302 hukum pidana dengan ancaman maksimal hukuman mati.

Saat ini jenazah Adelina telah dipindahkan dari Rumah Sakit Bukit Mertajam ke Rumah Sakit Seberang Jaya. Kementerian Luar Negeri Indonesia telah berkoordinasi dengan pihak-pihak di NTT untuk menelusuri keluarga korban. “KJRI Penang sudah berkomunikasi dengan agen yang mendatangkan untuk mengupayakan hak-hak yang bersangkutan,” tutur Hanif.

Sumber: Tempo

Editor : Administrator

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI