Sukabumi Update

Tenda Jemaah Haji Roboh, Menteri Agama Lukman Hakim Minta Maaf

SUKABUMIUPDATE.com - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengecek kondisi beberapa tenda jemaah haji Indonesia di Padang Arafah, Arab Saudi, yang roboh akibat diterpa angin kencang dan hujan lebat. Tenda haji untuk wukuf di Arafah itu diguyur hujan ketika jemaah sedang salat Magrib pada Minggu, 19 Agustus 2918

Berdasarkan pantauan Antara, sebelum hujan kawasan Arafah terjadi angin kencang. Petugas di perkemahan jemaah haji Indonesia beberapa kali memberi pengumuman agar jemaah tetap berada di tenda. Angin kencang sangat mengganggu karena disertai debu yang menutupi kawasan Padang Arafah.

Tak berapa lama kemudian hujan turun. Listrik di sekitar tenda Arafah padam. Sebagian jemaah tetap melangsungkan salat Magrib di tenda yang difungsikan sebagai musala. Salat Maghib digabungkan (jamak) dengan Isya tanpa diringkas (qashar).

Sekitar pukul 21.00 waktu Arab Saudi. angin ribut beserta hujan berhenti, beberapa tenda roboh. Dampak cuaca buruk juga menganggu distribusi katering untuk jemaah. "Hujan dan angin tadi kencang, distribusi makanan beberapa terhalang. Mudah-mudahan bisa segera teratasi dan beberapa sudah didistribusikan," kata Lukman Hakim yang juga selaku Amirul Hajj untuk jemaah  haji Indonesia.

"Saya mohon maaf makanan ada yang sudah datang, ada yang belum," kata Lukman di tenda jemaah asal Tegal, Jawa Tengah. Menteri Lukman juga mengingatkan kepada jemaah untuk bersiap melaksanakan wukuf. Berikut ini dua poin terkait dengan wukuf.

1.Jambore Terbesar Diikuti 3,5 Manusia

Jemaah haji pada Senin ini, 20 Agustus 2018, dijadwalkan wukuf di Arafah. Wukuf merupakan salah satu rukun haji, yaitu ritual atau amalan yang harus dilakukan. Apabila ada yang meninggalkan salah satunya berarti tidak sah ibadah tersebut.

Wukuf secara bahasa artinya berhenti. Adapun rukun haji harus dilakukan secara tertib mulai dari ihram (niat berhaji sesudah mengenakan kain ihram, wukuf di Arafah, Thawaf Ifadhah (mengelilingi Kakbah), sa'i (lari-lari kecil di Shafa-Marwa) dan tahalul (bercukur).

Wakil Amirul Hajj Indonesia Dadang Kahmad mengatakan, wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijah atau bertepatan dengan 20 Agustus 2018 untuk tahun ini merupakan inti dari ibadah haji. Pelaksanaan wukuf, kata dia, dilakukan pada waktu Dzuhur sampai terbenamnya matahari pada 9 Dzulhijah.

"Ini inti wukuf Arafah. Haji itu Arafah. Ini merupakan jambore perkemahan besar dihadiri 3,5 juta Muslim sedunia untuk zikir, salat, mendengarkan khutbah bersama meminta ampun Allah," kata Dadang yang merupakan delegasi Amirul Hajj perwakilan dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Dadang mengatakan, terdapat beberapa hal yang bisa diambil dari prosesi wukuf di Arafah. Pertama, kebersamaan. Umat Islam akan ada dalam satu identitas dan pakaian ihram di Arafah serta kesemuanya dalam bingkai meraih ketaqwaan kepada Allah SWT.

2. Miniatur Kebangkitan Setelah Mati

Di Arafah, kata Dadang, akan menjadi refleksi miniatur pascakebangkitan manusia setelah mati di Padang Mashar kelak. Kain ihram akan menjadi contoh pakaian yang digunakan jasad seorang Muslim saat dibalut kain kafan kala menjadi jasad tak bernyawa.

Kedua, prosesi berhaji memiliki rangkain yang ketat terkait waktu. Jika terlambat maka ibadah haji tidak akan berfaedah. Maka, Muslim harus memaknai itu. Sebaik-baiknya Muslim itu bisa mengatur waktu. "Orang sukses diatur waktu. Orang malas itu yang mengatur waktu. Agar disiplin. Arafah ini harus memiliki efek panjang setelah berhaji," kata Dadang.

Untuk memperoleh faedah-faedah berhaji, Dadang mengingatkan saat wukuf jemaah harus bisa memilah dan memilih agar yang mereka lakukan adalah kegiatan yang bermanfaat. "Jangan banyak keluar karena panas, di dalam tenda di Arafah zikir, istighfar dan lakukan perbaikan-perbaikan lain. Insya Allah mabrur mabruroh, kalau tidak serius maka ibadah haji bisa tidak bermakna," kata Dadang sembari menambahkan bahwa haji itu juga mengajarkan tentang kemanusiaan.

Sumber: Tempo

Editor : Ardi Yakub

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI