Sukabumi Update

Peternak Ayam Sebut Impor Jagung Tak Cukup Penuhi Kebutuhan Pakan

SUKABUMIUPDATE.com - Ketua Perhimpunan Peternak Ayam Nasional (PPAN) Jawa Barat Herry Dermawan meragukan impor jagung 100 ribu ton cukup menutupi kebutuhan jagung untuk campuran pakan ternak ayam. “Yang dibutuhkan bukan 100 ribu ton, tapi jutaan ton. Itu kurang. Seratus ribu ton itu kasih ke peternak petelur Blitar, habis itu. Paling sebulan dua bulan habis,” kata dia pada Tempo di Bandung, Jumat, 9 November 2018.

Namun dia bersyukur pemerintah akhirnya mengimpor jagung khusus untuk memasok kebutuhan pakan ternak ayam. Prioritas penyaluran jagung impor tersebut untuk peternak mandiri dan petelur. “Ini sedikit, tapi jauh lebih bagus daripada tidak ada,” kata Herry.

Herry mengatakan, dua bulan terakhir peternak ayam terpaksa menanggung rugi. Biaya produksi akibat harga pakan, kata dia, naik menyusul jagung langka. “Jagung komponen utama di pakan, sampai 50 persennya," kata dia.

Harga pakan saat ini melonjak. Peternak misalnya membeli jagung dengan harga Rp 5.300 per kilogram, sementara Peraturan Menteri Perdagangan sudah mematok harga jagung pakan ternak itu maksimal Rp 4 ribu. “Padahal kalau jagung impor itu paling mahal Rp 3.200 per kilogram. Kenapa jagung sampai Rp 5.300? Itu karena barangnya gak ada,” kata Herry.

Harga pakan ternak pabrikan juga ikut naik. Herry mencatat, kenaikan harga pakan ternak sudah naik dua kali dalam dua bulan terakhir. “Harga pakan pabirkan itu Rp 6.800 sampai Rp 7.200,” kata Herry.

Herry mengatakan, kendati harga pakan naik, peternak tidak bisa menaikkan harga jual ayam. Dia mengklaim, dengan harga ayam di kandang Rp 17 ribu, peternak merogoh biaya produksinya hingga menembus Rp 19 ribu. “Biaya produksi naik, tapi peternak tidak bisa menentukan harga jual. Karena harga jual itu ditentukan oleh pasar,” kata dia. “Posisi hari ini, peternak rugi.”

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Dan Peternakan Jawa Barat Dewi Sartika membenarkan soal keluhan naiknya harga pakan ternak ayam akibat berkurangnya pasokan jagung. “Memang ada keluhan itu, tapi Jawa Barat tidak terlalu bergejolak seperti di Blitar sampai demo,” kata dia saat dihubungi Tempo.

Sumber: Tempo

Editor : Ardi Yakub

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI