Sukabumi Update

Tunanetra Tak Dapat Mengakses Informasi Tertulis Tentang Corona

SUKABUMIUPDATE.com - Seruan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tentang pencegahan dan pengendalian virus corona masih sulit diakses penyandang disabilitas. Dilansir dari tempo.co, informasi visual tidak menyediakan juru bahasa isyarat dan pedoman tertulis mengenai penanganan wabah corona banyak yang tidak dapat diakses pembaca layar untuk tunanetra.

"Sayangnya semua informasi disampaikan dalam dokumen berbentuk gambar hasil pemindaian dokumen asli, seperti surat edaran, poster, kertas, dan flyer," ujar Ketua Persatuan Tunanetra Indonesia atau Pertuni, Aria Indrawati dalam pernyataan yang disampaikan pada Minggu 22 Maret 2020.

Perlu diketahui, program pembaca layar yang biasa digunakan tunanetra untuk membaca teks hanya akan menyebut kata "gambar" tanpa membaca tulisan di dalam dokumen. Sebab itu, penyebaran informasi dalam bentuk pemindaian tidak dapat terakses oleh penyandang disabilitas netra.

"Tunanetra masih harus mencari bantuan non-tunanetra untuk membacakan isi edaran yang berisi informasi penting," kata Aria. Padahal Persatuan Tunanetra Dunia atau World Blind Union telah mengeluarkan pernyataan publik berupa peringatan dan imbauan kepada pemerintah di negara seluruh dunia agar semua informasi mengenai COVID-19 harus dapat diakses oleh semua orang.

Dalam keterangan tertulis yang disampaikan pada Minggu, 22 Maret 2020, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito mengatakan para pakar dalam tim gugus tugas percepatan penanganan wabah corona telah merumuskan sejumlah pedoman pencegan untuk masyarakat serta penanganan medis di beberapa fasilitas kesehatan. Salah satunya pedoman komunikasi informasi serta edukasi masyarakat tanpa tatap muka.

Melalui pedoman ini, kelompok difabel berharap mendapatkan edukasi dan informasi yang jelas serta dapat terakses dengan baik. "Pertuni mengingatkan kembali kepada semua pihak yang memberikan informasi kepada masyarakat tentang virus corona menyadari bahwa orang yang membutuhkan informasi tersebut beragam, bukan seragam," kata Aria.

 

Sumber : tempo.co

 

Editor : Muhammad Gumilang Gumilang

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI