Sukabumi Update

Bertahun-tahun Terkubur, Jasad Ulama Pendiri Ponpes di Bondowoso Masih Utuh

SUKABUMIUPDATE.com - Fenomena jasad masih utuh meskipun terkubur selama bertahun-tahun terjadi di Bondowoso. Kejadian itu dialami pada seorang ulama dan pendiri ponpes yang telah meninggal dunia pada hari Jumat 2 Juni 2017. Bertepatan dengan 7 Ramadhan 1438 H.

Jasad seorang ulama di Bondowoso dikabarkan masih utuh meski sudah terkubur selama empat tahun. Kondisi serupa juga terjadi pada kain kafan yang membungkus jasad Kiai Baidlowi bin H Abdus Syukur, seorang pendiri Pondok Pesantren (Ponpes) Bustanul Ulum di Desa Pekauman, Kecamatan Grujugan, Bondowoso, Jawa Timur (Jatim). 

Dari informasi yang tersebar makam tersebut dibongkar, Jumat (25/2/2021) kemarin.

Putra almarhum Kiai Baidhowi, Kiai Ali Rohbini mengatakan, pembongkaran itu dilakukan karena makam tersebut ambruk karena pengaruh air hujan. Padahal, makam tersebut ambruk sudah dua hari sebelumnya. "Sebenarnya katanya sudah dua hari. Tapi saya baru tahu kemarin," katanya saat dikonfirmasi Suaraindonesia.co.id-jaringan Suara.com.

Dia mengaku telah diberitahu seorang pekerja di Ponpes Bustanul Ulum. Setelah itu, kemudian mengecek ke lokasi. Awalnya, lanjutnya, tanah yang ambruk itu akan langsung ditimbun tanah baru. Tapi karena kondisinya yang memprihatinkan, sehingga perlu dibongkar dan dikeruk.

Ia juga melanjutkan, saat berada di liang lahat terlihat jasad almarhum serta kain kafan yang asli masih utuh dan posisi jenazah masih menghadap kiblat. Namun kain kafan tersebut warnanya kecoklat-coklatan, karena terkena tanah dan air.

Meski begitu, dia mengaku tidak berani membuka keseluruhan kain kafan. "Saya tidak kuat menahan air mata. Maka buru-buru saya bungkus atau dilapisi kain kafan baru. Artinya kain kafan lama sudah layu. Tidak seperti dalam foto-foto," jelasnya.

Meskipun tidak dibuka secara utuh. Dia memastikan, bahwa tidak ada satu pun ruas atau sendi jenazah yang lepas. Dia mengaku membalik punggungnya saat mengkafani, dan bagian kakinya juga ikut terbalik.

"Tetapi saya membuka bagian wajah. Agar menyentuh kiblat, sesuai tata cara pemakaman dalam Islam. Tak ada ruasan tubuh yang lepas. Itu setelah saya cek sendiri. Dari ujung kaki sampai ujung kepala utuh," katanya.

Dia membeberkan, almarhum Kyai Baidhowi sekaligus Pendiri Pondok Pesantren Bustanul Ulum Pekauman, Grujugan Bondowoso tersebut, lahir 1942 dan wafat pada hari Jumat 2 Juni 2017. Bertepatan dengan 7 Ramadhan 1438 H.

Sumber: SUARA.COM

Editor : Andri Somantri

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI