Sukabumi Update

Volume Produk Perikanan Tinggi tapi Nilai Ekspor Rendah, Drh Slamet Soroti Kebijakan Ini

SUKABUMIUPDATE.com - Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (F-PKS) drh Slamet menyatakan sektor perikanan jika dikelola dengan optimal dapat menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Itu dikatakannya dalam rapat kerja dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP, Selasa, 22 Juni 2021.

"Optimisme ini berkaca pada data kenaikan ekspor komoditas perikanan pada kuartal I tahun 2021 sebesar 1,75 miliar USD atau Rp 25 triliun," kata Slamet. "Nilai ekspor perikanan terus tumbuh meski saat ini sedang masa pandemi. Ini menjadi sinyal bagus terkait pengembangan sektor perikanan ke depan," tambah dia.

Legislator asal Sukabumi ini mengatakan komoditas udang masih menjadi tumpuan utama ekspor Indonesia, disusul tuna-cakalang-tongkol, cumi-cumi-sotong-gurita, kepiting dan rumput laut. Kendati begitu, Slamet mencatat volume produk perikanan Indonesia hanya kalah dari Cina, tetapi nilai ekspornya jauh lebih rendah dari negara-negara yang punya volume ekspor lebih sedikit. "Ini sebuah ironi," katanya.

Situasi tersebut, kata Slamet, bisa disebabkan oleh kebijakan yang keliru di mana KKP menganggarkan pengelolaan perikanan tangkap dan budi daya yang merupakan sektor hulu (produksi) sebesar Rp 1,9 triliun. "Sedangkan sektor hilir yaitu daya saing hanya di angka Rp 384 miliar. Perlu keseimbangan antara kebijakan hulu dan hilir," ucap dia.

Baca Juga :

Slamet mendorong agar program KKP pada 2022 dalam memaksimalkan penyerapan anggaran melalui program padat karya yang langsung menstimulasi kegiatan masyarakat nelayan, pembudidaya ikan, dan petambak garam, serta mengurangi kegiatan yang belum langsung menyentuh akar persoalan yang dihadapi masyarakat.

Editor : Oksa Bachtiar Camsyah

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI