Sukabumi Update

Menjaga Tradisi Bambu ala Warga Muaradua Kabupaten Sukabumi

SUKABUMIUPDATE.com – Di tengah kepungan industri, mempertahankan tradisi ekonomi kerakyatan a la warga Desa Citamiang dan Muaradua, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, adalah hal cukup melelahkan. Mereka berjuang keras mempertahankan tradisi yang sudah berjalan selama lebih dari 50 tahun, yaitu membuat kerajinan dan peralatan rumah tangga berbahan bambu.

Dua desa ini memang dikenal sebagai salah satu sentra kerajinan bambu di Kabupaten Sukabumi. Bahkan sebagian besar peralatan rumah tangga seperti, tudung, topi anyaman, bakul, ketampah, krey, kipas, kukusan penanak nasi, dan lainya yang beredar di Jakarta dan kota besar lainnya berasal dari tangan-tangan terampil warga di dua desa ini.

Menjadi perajin peralatan dan perhiasan bambu bagi warga di sini awalnya memang cukup menjanjikan. Warga membangun rumah, membeli sawah hingga menyekolahkan anak-anak dari hasil mengayam bilah bambu.

Tak heran jika Pemerintah Desa Muaradua mencatat lebih dari 60 persen warganya masih mempertahankan menjadi perajin anyaman bilah bambu. “Bahkan di Kampung Legoknyenang hampir 90 persen lebih warga berprofesi sebagai pengrajin anyaman bambu. Ini profesi sambilan yang sangat membantu pendapatan rumah tangga,” jelas Kepala Desa Muaradua, Basariris Bawansyah, kepada sukabumiupdate.com, Minggu (12/2).

BACA JUGA:

Terobosan Perajin Ijuk Kalibunder Kabupaten Sukabumi

Diminati Warga Asing, Kerajinan Berbahan Limbah di Kecamatan Cikole

Cara Kreatif Komunitas Bengkers Surade Kabupaten Sukabumi Manfaatkan Waktu Luang

Menurut Basariris, profesi ini digeluti segara usia, mulai dari remaja hingga lansia. Pulang sekolah, anak-anak mengambil bahan anyaman dari pengepul, menganyam sendiri di rumah mengisi waktu, dan mendapatkan penghasilan dari setiap anyaman.

“Lumayanlah jang, abah mah meunang lima tampah bisa meunang artos lima puluh rebu,” ungkap Abah Apit (64) salah seorang pengrajin yang sudah menekuni usaha ini sejak tahun 1965.

Abah Apit mengerjakan anyaman disela waktunya bertani. Ia, istri dan anak-anaknya hingga saat ini terus memproduksi anyaman bambu.

“Ayah saya juga perajin, saya disekolahkan dari hasil ini. Sebelum jadi Kades saya juga masih sempat bikin dan ikut jualan. Sekarang waktunya sedikit, karena tugas saya sebagai kepala desa,” sambung Kades Muaradua.

Editor : Administrator

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI