Sukabumi Update

Miris! Sejumlah Siswa SMP di Warungkiara Sukabumi Numpang Mondok di Masjid

SUKABUMIUPDATE.com - Sebanyak 6 dari 23 siswa sekaligus santri putra Sekolah Menegah Pertama (SMP) Islam Baitul Amanah terpaksa menempati ruang berukuran 2 x 3 meter di sebuah masjid di Kampung Panagan RT 1 RW 09 Desa Sukaharja Kecamatan Warungkiara Kabupaten Sukabumi.

Kepala SMP Islam Baitul Amanah, Yeyep Nuryadin mengungkapkan, para siswa ini terpaksa mukim di masjid lantaran lembaga pendidikan yang didirikannya belum memiliki gedung pondokan bagi siswa yang sekolah sambil mondok.

BACA JUGA: Booming Pembangunan Infrastruktur di Sukabumi dan Dunia, Mahasiswa Teknik Kian Dibutuhkan

"Kami tidak punya gedung pondok, bahkan kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa pun numpang di gedung madrasah diniyah," ujar pria yang sering disapa ustadz Yeyep ini kepada sukabumiupdate.com, Rabu (25/7/2018).

Sekolah ini didirikan dua tahun lalu, kata ustadz Yeyep, dengan tujuan untuk membantu warga yang tidak mampu supaya anaknya tidak putus sekolah. Pasalnya sebagian besar anak usia sekolah di wilayahnya tidak bisa melanjutkan sekolah lantaran himpitan ekonomi.

"Alhamdulillah, tahun lalu yang sekarang kelas 2 jumlahnya ada 12 siswa sedangkan tahun ini ada 11 siswa," tuturnya.

Pada tahun kemarin, kata Yeyep, siswa tidak dipungut biaya lantaran ia dan isterinya masih bisa nanggung biaya operasinal sekolah.

BACA JUGA: Pelajar Asal Jepang Sambangi SDN Manggis Cicurug Sukabumi

"Namun tahun ini kami tidak mampu lagi karena uang tabungannya sudah habis,” keluhnya.

Rencananya, kata Yeyep, agar KBM di sekolah ini bisa terus berjalan, dirinya akan meminta iuran alakadarnya kepada siswa namun karena sebagian besar atau hampir 98 persen siswanya berasal dari keluarga kurang mampu dan yatim piatu maka diurungkan.

BACA JUGA: UMMI Kaji Rancangan Sukabumi Creative City Berstandar Unesco

"Sempat minta iuran seikhlasnya ke siswa untuk dana operasional sekolah, tapi nyatanya tak ada yang bayar. Ya udahlah kita pasrah saja," akunya.

Dengan dana bantuan dari pemerintah yang jumlahnya sebesar Rp1,6 juta per tiga bulan, tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional sekolah.

BACA JUGA: Universitas Nusa Putra Sukabumi Akan Gelar 4th ICCED 2018 di Bangkok, Thailand

"Dana bantuan itu tidak cukup untuk keperluan sekolah, belum lagi kami memiliki tenaga pengajar sebanyak 15 orang. Namun Alhamdulillah, meskipun tidak diberi honor mereka (guru) ikhlas menjalaninya," tuturnya.

“Kami berharap pemerintah daerah maupun donatur agar senantiasa mengulurkan tangannya supaya yayasan pendidikan sosial ini bisa terus bertahan,” pintanya.

Editor : Ardi Yakub

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI