Sukabumi Update

Generasi Milenial Harus Melek Investasi

Oleh: Intan Prilia Naomi

(Mahasiswa Universitas Nusa Putra, Prodi Manajemen)

Generasi milenial yang juga disebut dengan generasi Y umumnya orang yang lahir pada kisaran tahun 1980 sampai tahun 2000-an. Generasi milenial ini sedang jadi perbincangan dunia karena disebut akan membawa gaya kehidupan yang unik dan terbarukan.

Lahir dalam era pergantian abad menyebabkan banyaknya sistem kehidupan yang bertransformasi. Saat ini, kaum milenial menganggap kehidupan sosial sebagai hal yang penting. Berbagai kemajuan teknologi dan perilaku konsumtif untuk memenuhi gaya hidup memang lekat sebagai karakteristik era milenial ini.

Sementara, Kota Sukabumi memiliki jumlah warga kelompok remaja atau termasuk generasi milenial, sebanyak 28.205 jiwa. Dari jumlah tersebut, menurut data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) tahun 2017 (Semester II), mayoritas tinggal di lima kecamatan yaitu Kecamatan Cikole, Warudoyong, Citamiang, Gunung Puyuh, dan Cibeureum.

Sudah menjadi hal lumrah jika sebagian anak muda memiliki banyak keinginan yang melampaui kebutuhannya, terutama generasi milenial. Keinginan ingin berlibur, makan-makan di restoran berbintang atau sekadar hang out bersama orang terdekat.

Banyaknya keinginan-keinginan tersebut kadang mengakibatkan keuangan defisit yang tentunya hal ini bisa menjadi bumerang untuk diri sendiri. Juga sebagian dari generasi milenial hanya peduli untuk membanggakan pola hidup kebebasan dan hedonisme.

Gaya hidup hedonisme "Yang penting bisa gaya" yang dimiliki oleh milenial membuat mereka cenderung boros dan susah menabung serta sulit menentukan prioritas dalam hal pengeluaran, membuat kaum milenial masih sering salah membedakan mana yang prioritas mana yang bukan.

Pengamat sosial dari Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati menjelaskan keadaan itu memang sudah menjadi virus global, bukan hanya terjadi di Indonesia. Devie menyebut hal itu dipengaruhi hidup yang gaya ala anak milenial, meskipun tidak semua anak milenial seperti itu. Banyak pula dari mereka yang mulai atau sudah merencanakan keuangan demi masa depan yang lebih baik.

Problem keuangan anak milenial mendapat perhatian dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Sri Mulyani berharap generasi muda sekarang mulai mengubah kebiasaan mereka yang konsumtif dan kemudian mengelola keuangan dengan benar salah satunya dengan menyisihkan uang untuk investasi.

Investasi secara umum merupakan penanaman dana dalam jumlah tertentu pada saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Atau bisa juga dikatakan proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan bagaimana mencapai tujuan tersebut.

Jadi investasi memiliki perbedaan dengan tabungan yang kurang memiliki tujuan secara spesifik dan kejelasan metode atau strategi dalam mencapai tujuannya. Selain itu, investasi memiliki kelebihan dalam tingkat profitabilitas yang lebih tinggi dan pilihan instrumennya yang lebih beranekaragam dibandingkan dengan tabungan.

Secara umum ada tujuh jenis pilihan investasi yaitu menabung atau deposito,logam mulia, properti, obligasi, reksadana, saham dan forex. Untuk generasi milenial dapat memulai investasi dengan jenis investasi reksadana dan saham. Alasannya adalah jenis investasi ini tidak membutuhkan modal yang besar.

Dengan bermodal Rp. 100.000 sudah dapat menjadi investor, sehingga bagi generasi milenial yang masih berstatus mahasiswa atau sudah berpenghasilan (dibawah atau diatas Upah Minimum Regional) sudah dapat memulai dengan jenis investasi tersebut.

Kemajuan teknologi membuat kita lebih dekat dengan informasi artinya dengan sentuhan jari saja sebuah informasi yang kita butuhkan dapat segera tersedia. Informasi tentang investasi saham dan reksa dana cukup banyak dan mudah untuk didapatkan. 

Dengan informasi tersebut kita dapat mempelajari mana investasi yang benar dan investasi bodong. Mempelajari lebih dalam mengenai keuntungan dan resiko berinvestasi saham maupun reksa dana maka manfaat dari investasi tersebut akan kita dapatkan.

Pahami bahwa setiap aset investasi mengandung risiko dan tidak dijamin hasilnya seperti tabungan biasa. Namun, jika tidak berani berinvestasi, maka risikonya adalah kaum milenial berpotensi tidak dapat memiliki gaya hidup yang nyaman di masa depan.

Jangan takut untuk berinvestasi, karena investasi itu sangat penting manfaatnya di masa mendatang. Lakukan secara konsisten menggunakan dana yang sudah dialokasikan pada awal menerima gaji setiap bulannya. Jadilah cerdas dengan berinvestasi.

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI