Sukabumi Update

Cari Uang Pakai Uang

Oleh: Eneng Mas ula

(Mahasiswa Universitas Nusa Putra, Prodi Manajemen)

Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk terbanyak peringkat ke empat di dunia, dampak dari banyaknya jumlah penduduk tersebut adalah tingginya angka pengangguran, kriminalitas dan kurangnya kesejahteraan sosial.

Dari sekian banyak masalah yang dihadapi oleh Indonesia, yang paling menarik perhatian adalah banyaknya jumlah pengangguran, yang didalamnya bukan hanya masyarakat yang berpendidikan rendah, namun banyak juga diantaranya yang bergelar sarjana.

Pasti banyak orang terheran-heran dan bertanya “mengapa seorang dengan gelar sarjana tidak bisa mendapatkan pekerjaan?,”. Tapi faktanya memang begitu, banyak sarjana perguruan tinggi swasta, bahkan negeri, yang menganggur dikarenakan kurangnya lapangan pekerjaan.

Selain kurangnya lapangan pekerjaan, sebab dari para sarjana ini menganggur adalah metode “Cari Uang Pakai Uang”. Apa itu metode “cari uang pakai uang”? yaitu metode yang mengedepankan uang sebagai jaminan mendapatkan pekerjaan.

Dalam metode ini kreatifitas seseorang, kecerdasan seseorang, penampilan seseorang bahkan pendidikannya tidak berpengaruh sedikitpun, asal pelamar mempunyai uang untuk membeli pekerjaan, mereka sudah terjamin mendapatkan pekerjaan.

Seperti contoh kasus disalah satu pabrik pembuat sepatu di daerah Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Sudah menjadi rahasia umum bahwasanya di pabrik tersebut perekrutan karyawan menggunkan metode “cari uang pakai uang”.

Setiap kali ada perekrutan dipabrik tersebut, dari sekian banyak pelamar yang mendapatkan panggilan untuk bekerja yang diterima adalah mereka yang memberikan sejumlah uang, sebenarnya metode cari uang pakai uang ini adalah metode terburuk yang pernah ada.

Bagaimana tidak? Metode ini selain yang sudah dijelakan tadi juga menimbulkan niat buruk dari para pelaku kriminalitas untuk memanfaatkan situasi. Contohnya, seperti mereka menjadi calo untuk bisa mempekerjakan pelamar disuatu perusahaan atau pabrik dengan meminta sejumlah bayaran, atau bahkan ada yang menipu dengan cara meminta uang kepada pelamar, namun mereka tidak penah  memberikan pekerjaan yang dijanjikan.

Contoh kasusnya baru-baru ini di media sosial Sukabumi Facebook sudah diramaikan dengan kabar penipuan pencari kerja (pencaker) yang diposting oleh salah satu akun anggota grup. Disebutkan dia dan rekannya menjadi korban oknum yang mengaku mencari pekerjaan di PT GSI Cikembar, masing-masing sudah menyetorkan uang Rp 10 juta. 

Ia menambahkan bahwa warga atau pencari kerja untuk tidak mudah dirayu dengan iming-iming cepat dapat kerja tapi ujung-ujungnya harus mengeluarkan uang (sogok atau beli kerjaan). “Selalu pantau info tenaga kerja dan gunakan saluran resmi, bisa di dinas atau langsung ke manajemen perusahaan.”

Bagaimana tidak miris mendengar berita tersebut, ini disebabkan karena lapangan pekerjaan yang semakin sulit untuk para pencari kerja, terutama untuk laki-laki.

Maka dari itu diperlukan peran aktif dan aksi dari pemerintah untuk mengatasi oknum  ini. Salah satunya, dengan menyelenggarakan bursa tenaga kerja agar hal hal penipuan para calo tidak terjadi lagi.

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI