Sukabumi Update

Tingginya Nilai Tukar Dollar Terhadap Rupiah

Oleh : Nabella Novia Putri

(Mahasiswa Prodi Akuntansi Universitas Nusa Putra Sukabumi)

 

Tidak semua masyarakat Indonesia paham akan definisi apalagi tingginya nilai dollar itu berpengaruh atau tidak terhadap nilai tukar rupiah dan perekonomian. 

Padahal tingginya nilai tukar dollar sering kita rasakan dalam kehidupan sehari hari, seperti hal nya harga bahan pokok naik atau langka nya suatu barang di pasaran itu adalah salah satu contoh akibat tingginya nilai tukar dollar terhadap rupiah. 

Untuk lebih jelas nya langsung saja kepada definisi nilai tukar dollar terhadap rupiah.

Definisi nilai tukar dollar terhadap rupiah

Nilai tukar (atau dikenal sebagai kurs) adalah sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing negara atau wilayah.

Dalam sistem pertukaran dinyatakan oleh besaran jumlah unit yaitu "mata uang" (atau "harga mata uang" atau "sarian mata uang") yang dapat dibeli dari 1 penggalan "unit mata uang" (disebut pula sebagai "dasar mata uang"). 

Sebagai contoh, dalam penggalan disebutkan bahwa kurs EUR-USD adalah 1,4320 (1,4320 USD per EUR) yang berarti bahwa penggalan mata uang adalah dalam USD dengan penggunaan penggalan nilai dasar tukar mata uang adalah EUR. 

Dampak tingginya dollar terhadap nilai tukar rupiah

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah. Bahkan, kurs rupiah sempat menyentuh Rp 16.225 per dolar AS. 

Sementara itu, jika dihitung sejak awal 2020, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS telah melemah 15,10 persen. Alhasil, kondisi ini mempengaruhi bisnis para emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. 

Kepala Riset MNC Sekuritas Thendra Crisnanda mengatakan, pelemahan dan volatilitas tinggi yang terjadi pada kurs rupiah ke dolar AS memberi dampak negatif pada hampir semua sektor emiten.

Dampak negatif terbesar menimpa para emiten berbasis impor, seperti industri farmasi. Sebagaimana diketahui, bahwa bahan baku pembuatan obat-obatan mayoritas masih didatangkan dari luar negeri. 

Hal ini dibenarkan oleh Direktur Utama PT Phapros Tbk (PEHA) Barokah Sri Utami (Emmy). "Karena sebesar 95 persen bahan baku farmasi impor, penguatan nilai tukar dolar AS pasti akan berpengaruh pada margin perusahaan," kata Emmy. 

Anak usaha PT Kimia Farma Tbk (KAEF) ini memperkirakan, nilai tukar rupiah yang berada di kisaran Rp 16.000 per dolar AS dapat menggerus margin PEHA sebesar 8 persen.

Thendra menambahkan, emiten yang juga merasakan dampak negatif pelemahan kurs rupiah ini adalah perusahaan yang memiliki utang besar dalam dolar AS. 

"Mereka dirugikan atas kondisi ini. Apalagi jika pemasukannya justru dalam bentuk rupiah," ucap dia.

Bahkan, perusahaan-perusahaan yang biasanya diuntungkan dengan penguatan dolar AS, seperti pperusahaan yang orientasi ekspor dan sektor pariwisata juga berpotensi terkena dampak negatif. 

Pasalnya, merebaknya virus corona di Indonesia dan berbagai belahan dunia lainnya dapat menurunkan permintaan barang maupun jasa dari para perusahaan ini.

DATA HISTORIS USD/IDR

Tertinggi: 16.640,0. Terendah: 14.120,0. Selisih: 2.520,0. Rata-Rata: 15.497,6. Perubahan persentase: 16,4. Riset oleh: Nabella Novia Putri.

Nilai tukar rupiah berhasil rebound dan berakhir terapresiasi 65 poin atau 0,39 persen ke level Rp16.430 per dolar AS. Dalam waktu yang sama sekitar pukul 15.05 WIB, indeks dolar AS naik 0,39 persen atau 0,386 poin ke posisi 100,566.

Sementara itu, data yang diterbitkan Bank Indonesia Jumat pagi menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp16.464 per dolar AS, menguat 277 poin atau 1,65 persen dari posisi Rp16.741. 

Dalam paparannya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry mengungkapkan aliran dana masuk dari lelang surat utang akan membawa pergerakan rupiah ke level Rp15.000 pada akhir tahun.

Perry mengungkapkan capital inflow atau aliran dana masuk baik dari lelang SBN dan SBSN, serta tambahan pasokan valas akan memperkuat stabilitas nilai tukar. 

"Insyaallah, rupiah bukan hanya stabil dan menguat," ungkap Gubernur BI.

Saat ini, BI melihat rupiah undervalue. Hal ini disebabkan oleh risiko global tinggi. Ke depannya, BI yakin rupiah akan kembali menguat ke arah Rp15.00 karena ada aliran dari portofolio.

Sebelumnya, beredar skenario buruk dan terburuk bagi rupiah. Dalam dua skenario tersebut, rupiah diperkiraan akan mencapai Rp17.500 - Rp20.000 per dolar AS.

Perry meluruskan bahwa angka-angka tersebut bukan proyeksi, melainkan hanya skenario dalam kondisi tidak normal. "Angka-angka itu what if scenario bukan proyeksi." 

Perry sebelumnya menegaskan pihaknya akan berupaya keras untuk menjaga pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. 

Dia berjanji BI akan menjaga agar rupiah tidak bergerak ke arah level tersebut. Menurut Perry, tingkat rupiah saat ini sudah memadai. 

Upaya pemerintah dalam menghadapi tingginya dollar terhadap nilai tukar rupiah.

Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) mendorong pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan yang lebih tepat sasaran untuk merespons pelemahan rupiah saat ini. 

Pasalnya, beberapa insentif seperti diskon tarif pesawat dinilai tidak efektif dalam mendongkrak ekonomi terlebih dengan minat kunjungan wisatawan yang rendah . 

Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani mengatakan pelemahan mata uang terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terjadi tidak hanya di Indonesia.

Beberapa negara  juga mengalami hal serupa terlebih dengan adanya wabah virus corona atau Covid-19 yang cukup menghambat pertumbuhan ekonomi global.  

"Jadi ini faktor kepercayaan dunia sedang goyah, kebijakan yang diambil pemerintah harus tepat sasaran dan bisa mencegah penurunan ekonomi ke depan, mungkin dengan kebijakan likuiditas cash flow," kata Rosan di Jakarta.

Upaya pemerintah lainnya yaitu akan mengontrol impor dan meningkatkan ekspor demi menjaga defisit perdagangan. 

Pemerintah akan melakukan beberapa langkah untuk menghadapi nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Upaya itu yakni mengontrol impor dan meningkatkan ekspor. Ini karena defisit neraca perdagangan menjadi salah satu penyebab melemahnya nilai tukar Rupiah. 

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kementerian Perdagangan Kasan Muhri menyatakan ada beberapa instrument mengontrol impor. 

“Contohnya seperti pengenaan kebijakan anti-dumping dan safeguards terhadap barang impor,” kata dia.

 

Editor : Muhammad Gumilang Gumilang

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI