Sukabumi Update

Budidaya Ramah Lingkungan dengan Silvofishery, Mangrove Terjaga Perikanan Berjaya

Oleh: Ilham Ahmadian | Mahasiswa Magister Ilmu Perikanan Universitas Padjadjaran

Indonesia terkenal memiliki berbagai keanekaragaman laut yang begitu kaya. Berdasarkan data dari lipi, luas terumbu karang yang dimiliki Indonesia seluas 2,5 juta hektar dan 3,4 juta hektar untuk hutan mangrove.

Dari data tersebut hanya 5 persen saja terumbu karang yang dalam kondisi bagus sedangkan hutan mangrove mengalami kerusakan sebanyak 1,8 juta hektar mengalami kerusakan.

Rusaknya hutan mangrove banyak disebabkan olah ulah manusia itu sendiri. Banyak masyarakat pesisir yang membuka lahan untuk kegiatan budidaya dengan cara menebang hutan mangrove untuk di jadikan area tambak budidaya ikan.

Secara ekosistem hutan mangrove memiliki banyak fungsi selain sebagai penahan ombak, mangorve juga sebagai tempat hidup atau habitat bagi para hewan seperti burung, monyet, kepiting, udang, ikan dan masih banyak lainnya. 

Mangrove juga mempunyai peran penting dalam siklus nitrogen dan penyeimbang bagi biota air dengan menghasilkan zat nutrien yang daat menyuburkan perairan yang penting bagi kelangsungan hidup biota air tersebut.

Dalam kegiatan budidaya dengan sistem tradisional masih banyak masyarajat yang abai dalam melestrikan mangrove, maka dari itu perlu ada suatu sistem yang bisa digunakan agar kelestarian mangrove bisa tetap terjaga dan para pembudiya dapat merasakan dari budidaya yang dikolaborasikan dengan menjaga kelestarian hutan mangrove.

Salah satu sistem yang saat ini banyak digunakan adalah sistem silvofishery atau wanamina, dimana silvofishery adalah pengelolaan terpadu mangrove-tambak diwujudkan dalam bentuk sistem budidaya perikanan yang memasukkan pohon mangrove sebagai bagian dari sistem budidaya, pada dasarnya ialah perlindungan terhadap kawasan mangrove dengan cara membuat tambak yang berbentuk saluran yang keduanya mampu bersimbiosis sehingga diperoleh kuntungan ekologis dan ekonomis, karena sistem ini telah terbukti mendatangkan keuntungan bagi pemerintah dan nelayan secara ekonomis. Keuntungan ganda telah diperoleh dari simbiosis ini.

Selain memperoleh hasil perikanan yang lumayan, biaya pemeliharaannya pun murah, karena tanpa harus memberikan makanan setiap hari. 

Prinsip dasar dari silvofishery ialah untuk melindungi tanaman mangrove tapi memberikan nilai lebih dari segi perikanan, karena dengan adanya sistem ini seluruh ekosistem di seiktaran mangrove tetap terjaga dan menjadi salah satu usaha yang terpadu antara hutan mangrove dan perikanan budidaya.

Faktor terpenting yang utama adalah sistem ini menghasilkan keuntungan yang maksimal dari segi ekonomi tapi tetap menjaga hutan mangrove sehingga terjadi kegiatan budidaya yang berkelanjutan secara ekologinya.

Editor : Herlan Heryadie

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI