Sukabumi Update

Hindari Korupsi Beras, Dinsos Kabupaten Sukabumi Mantapkan Bantuan Rastra

SUKABUMIUPDATE.com - Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Sukabumi sedang memantapkan program bantuan pangan non-tunai yang bertajuk Rastra (Beras Sejahtera), baik itu dari pendataan, anggaran, dan ketersediaan barang. "Itu yang sedang kami lakukan," ujar Kepala Dinas Sosial, Iwan Ridwan kepada sukabumiupdate.com, Rabu (9/5/2018).

Iwan mangatakan, data yang dihimpun Dinsos Kabupaten Sukabumi tercatat lebih dari 168 ribu kepala keluarga yang tidak mampu yang menjadi sasara program ini. "Namun data ini masih banyak yang miss di lapangan, terkait kepala keluarga yang layak disubsidi. Sampai saat ini keluarga mampu bisa mendapatkan bantuan," katanya.

BACA JUGA:  Dinsos Bagikan Ribuan Kartu BPNT di Kecamatan Ciracap Sukabumi

Validasi data menjadi catatan penting dari program rastra, yang dinilai Iwan jauh lebih baik dari program sebelumnya yaitu beras miskin atau raskin. Ia menuturkan bahwa hasil evaluasi dinsos pada bantuan pangan program raskin, menemukan banyak kejanggalan.

"Pemerintah menyediakan beras raskin 15 kilogram perbulan untuk setiap kepala keluarga.  Harganya Rp 22.500, namun kenyataan di lapangan beras raskin tidak dibayar semuanya oleh keluarga tidak mampu, rata-rata setiap kepala keluarga hanya membayar untuk tiga kilogram beras, nah sisanya ini kemana?," jelas Iwan.

BACA JUGA: Mudahkan Belanja Sembako Bagi PKM, Dinsos Kabupaten Sukabumi Gulirkan  Bantuan Non Tunai 

Ia menduga, beras raskin yang tidak terserap semua oleh masyarakat penerima bantuan banyak diperjual-belikan. "Jadi untuk masalah korupsi beras atau jual beli beras diminimalisir oleh program rasta. Rastra tidak ada celah untuk seperti itu, walaupun masih harus diptimalnya datanya, karena masih ada laporan warga mampu menjadi penerima bantuan," jelasnya.

Dalam program bantuan pangan non-tunai setiap keluarga kurang mampu berikarikan kartu e-money dengan saldo Rp 110 ribu. Saldo tersebut dapat ditukarkan dengan beras Rastra di e-warong yang berada di setiap desa. "Jadi dengan metode seperti ini mengurangi celah untuk korupsi, dan saldo yang berada di e-money hanya dapat dengan beras," tutupnya.

Editor : Andri Somantri

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI