Sukabumi Update

Serapan Anggaran Mengecewakan, Bupati Sukabumi: Lamun Bisa Geus Ditarajong Ku Saya!

SUKABUMIUPDATE.com - Bupati Sukabumi, Marwan Hamami, dibuat kesal setelah mengetahui serapan anggaran yang masih minim jelang akhir tahun ini. Iya pun mengaku sempat berandai-andai memecat bawahannya yang tak becus kerja.

Marwan menilai serapan anggaran yang hanya di kisaran 50-60 persen berbanding terbalik dengan kebutuhan masyarakat terhadap percepatan pembangunan. Ia pun mengeluhkan kinerja dinas-dinas.

"Rakyat hari ini begitu membutuhkan percepatan pembangunan. Tapi dinasnya sendiri, kalau hari ini Pemerintah Pusat memberikan kebijakan, geus ditarajong ku saya nu gawe na (Sudah saya tendang yang kerjanya)," kata Marwan usai menghadiri sosialisasi Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintahan dan Pembangunan Daerah (TP4D) di Aula Setda Kabupaten Sukabumi, Rabu (17/10/2018).

BACA JUGA: Libatkan Kejaksaan, Bupati Sukabumi : Pembangunan Lebih Transparan

Kendati demikian, Marwan menyadari tak bisa seenaknya memecat bawahan. Mirisnya, keterbatasan ini justru dijadikan celah.

"Itu lah yang dipakai mereka hari ini. Ah da Bupati moal bisa ngereunkeun begitu saja (Bupati tidak bisa memecat begitu saja)," tutur Marwan.

"Nah ini sistem yang tadinya mau melindungi, tapi malah mempersulit," tambah Marwan.

Politisi Partai Golkar ini mengungkapkan keherannya terhadap minimnya serapan anggaran. "Duit keur hese diteangan, aya duitna diantepkeun (Uang lagi susah dicari, ini ada uang tapi dibiarin)," tegas Marwan.

Diberitakan sebelumnya, Marwan Hamami juga pesimis serapan anggaran pada akhir tahun nanti bisa mencapai 70 persen. Ia menyebut, jika sampai tembus 70 persen, bisa dikatakan hebat.

"Saat ini serapan anggaran 50-60 persen. Bisa di angka 70 persen sampai di akhir tahun, bisa hebat ini," kata Marwan.

BACA JUGA: Haduh! Serapan Anggaran Kabupaten Sukabumi Cuma 60 Persen

"Kecuali teu puguh-puguh bulan ayeuna kabeh digawean," tambahnya.

Oleh karena itu, lanjut Marwan, tidak heran jika ada proyek-proyek yang mangkrak. Ini adalah salah satu akibat dari minimnya serapan anggaran.

"Contonya Graha Pemuda. Ini pasti dipending sampai 2019," pungkas Marwan.

Editor : Ardi Yakub

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI