Sukabumi Update

Status Unesco Global Geopark Terancam? Simak Pengakuan Komisi X DPR RI dan Sekda Iyos

SUKABUMIUPDATE.com - Pemerintah Kabupaten Sukabumi hanya punya waktu satu tahun untuk menyelesaikan 13 rekomendasi dari Unesco terkait status Geopark Global Ciletuh Palabuhanratu. Unesco akan melakukan revalidasi status Ciletuh Palabuhanratu UNESCO Global Geopark (CPUGGp), dicabut atau dipertahankan?

Rabu kemarin 24 Juli 2019, Sekretaris Daerah Iyos Somantri memimpin langsung rapat evauasi terkait 13 rekomendasi Unesco ini di pendopo Sukabumi. "”Kita evaluasi perkembangan 13 rekomendasi yang disarankan oleh UNESCO mengenai persiapan revalidasi Geopark Ciletuh Palabuhanratu yang akan dilaksanakan tahun 2021" ungkap Iyos.

BACA JUGA: Penambangan dan Sampah Merusak Geopark Nasional Ciletuh

Sekda menambahkan, ada waktu satu tahun untuk menyempurnakan kekurangan kekurangan atas hal yang direkomendasikan" Insya Allah kita sepakat dengan instansi terkait untuk menuntaskan permasalahan- permasalahan yang sarankan oleh Unesco"

Menurut Iyos akan dilaksanakan rapat lanjutan untuk meningkatkan sinergisitas antara perangkat daerah dengan konsultan terkait revisi masterplan termasuk provinsi dan pemerintah pusat, bersinergi membangun kawasan geopark yang telah disepakati bersama.

Disempat terpisah, anggota Komisi X DPR RI yang membawahi bidang pariwisata dan Pendidikan, Reni Marlinawati ikut berkomentar terkait belum terselesaikan 13 rekomendasi Unesco sebagai syarat keberlanjutan status Geopark Ciletuh Palabuhanratu sebagai aset dunia. “Selain pusat kajian dan ilmu pengetahuan, geopark dunia ini harus memberikan dampak ekonomi dan sosial kepada masyarakat. Ini menjadi inti dari status Unesco tersebut.”

BACA JUGA: Batu Punggung Naga, Spot Favorit di GCP Ciemas Sukabumi

Kepada wartawan usai menjadi pemateri dalam bimbingan teknis kepariwisataan di Palabuhanratu kemarin, Reni mengakui jika selama ini pemerintah seluruh tingkatan termasuk legislatif sudah melakukan banyak hal untuk mempertahankan status geopark global. “Bukan agul (bangga) ku payung butut (jelek), tapi sudah berapa banyak pelatihan dalam rangka peningkatan sdm dilakukan termasuk pembangunan fisik dan infraturktur terkait geopark. Perlu dievaluasi dan dikejar kekurangannya,”

Menurut Reni tergantung sejuah mana antusias masyarakat dan kemampuan pemda memfasilitasi, sosialisasi dan memberdayakan masyarakat agar sektor ini bisa bergerak dan memberikan dampak ekonomi yang lebih luas kepada masyarakat. “Saya yakin masih bisa dikejar, kuncinya perlu soliditas dan sinergitas seluruh elemen.”

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI