Sukabumi Update

Musim Libur Pengaruhi Kasus Penyebaran Corona di Kabupaten Sukabumi 

SUKABUMIUPDATE.com - Pemerintah Kabupaten Sukabumi terus berupaya secara optimal melakukan pencegahan penyebaran virus corona atau Covid-19.

Namun, ancaman datang saat hari libur panjang. Ketika itu, banyak warga luar daerah masuk ke Sukabumi untuk berwisata kemudian ditambah banyaknya warga yang bekerja di luar daerah pulang ke Sukabumi setiap akhir pekan.

BACA JUGA: Update 26/8: Suami Meninggal, Perempuan Asal Ciambar Sukabumi Sembuh Dari Covid-19

"Kendala hari ini adalah terutama di musim libur, di Jumat sore sampai minggu ini kita tidak bisa menahan mereka. Tapi bagaimana kita mengupayakan, mensosialisasikan dan mengajak mereka (ketika) melakukan kegiatan-kegiatan wajib pakai masker. Kemudian menjaga jarak," ujar Bupati Sukabumi Marwan Hamami dalam kegiatan pencanangan nasional intervensi kesehatan lingkungan pada Pencegahan Covid-19 di Desa Cisarua, kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Rabu (26/8/2020). 

Marwan menyatakan, belum lama ini sejumlah pegawai BRI terkonfirmasi positif Covid-19 setelah mengikuti pelatih di Cianjur. "Terakhir kami ini mendapat beban tambahan adalah dari pelatihan pegawai BRI. Jadi (pegawai) BRI dilatih di Cianjur pulang membawa virus. Mungkin karena melakukan pelatihan dan terkontaminasi seluruh peserta diklat itu," jelasnya.

BACA JUGA: Update 25/8: Delapan Warga Kontak Erat Positif Covid-19 di Kabupaten Sukabumi Discarded

Marwan menyatakan, dari data Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Kabupaten Sukabumi tanggal 25 Agutus 2020 total terkontaminasi Covid-19 berjumlah 95 orang. 

Dari jumlah tersebut 86 orang sudah dinyatakan sehat dan selesai ditangani, kemudian ada 4 orang yang diisoliasi. 3 Dikarantina dan 2 meninggal dunia. 

BACA JUGA: Libur Tahun Baru Islam, 162 Ribu Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Marwan menyatakan pasien Covid-19 meninggal dunia yang tercatat di GTPP Kabupaten Sukabumi tidak menetap di Sukabumi bahkan bekerjanya pun diluar Sukabumi. Mereka hanya pulang sejenak untuk menengok keluarganya. Seperti pada pasien Covid-19 yang terakhir meninggal dunia. Di Sukabumi, hanya untuk pulang ke istri mudanya. 

"Ini hampir rata-rata yang meninggal itu tidak tinggal di Sukabumi. Mereka hanya pulang kebetulan dalam satu-dua hari terinfeksi barangkali seperti itu. Sehingga (pasien Covid-19 meninggal) yang terakhir sampai bingung karena istri tua di Jakarta, istri muda di Sukabumi, mau dikubur dimana. Ini yang juga bisa jadi persoalan, ini barangkali orang-orang di Jakarta menyimpan istri-istri mudanya di Sukabumi," jelasnya. 

BACA JUGA: Update 24/8: Masih Ada 7 Kasus Positif Covid-19 di Sukabumi, Cicurug Paling Banyak!

Menurut dia, banyaknya warga yang kerja diluar ini yang mempengaruhi kasus penyebaran Covid-19. "Kondisi inilah yang mempengaruhi kasus penyebaran. Yang datang ke kami (Sukabumi) ini bapak-bapak yang bekerja di Jakarta, Bogor, Depok maupun di Bekasi, sabtu minggunya pulang ke Sukabumi," kata dia. 

Sementara itu, kegiatan pencanangan nasional intervensi Kesehatan Lingkungan pada Pencegahan Covid-19 di Desa Cisarua, kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, merupakan pilot project Kemenkes - Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI).

Hadir dalam kegiatan itu, Ketua HAKLI Provinsi Jawa Barat Uus Sukmara kemudian Ketua Umum Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI), Arif Sumantri lalu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Kadinkes Pemprov Jabar) Berli Hamdani Gelung Sakti. Lalu Ketua Umum Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Kabupaten Sukabumi Ujang Soleh Suryaman, kemudian Direktur Kesehatan Lingkungan Kemenkes Imran Agus Nurali lalu Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto.

Nampak hadir juga Kepala Dinas Kesehatan (Kadis) Kabupaten Sukabumi Harun Alrasyid.

Editor : Andri Somantri

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI