Sukabumi Update

Bak Jatuh Tertimpa Tangga, Kisah Keluarga dari Warungkiara Kabupaten Sukabumi

SUKABUMIUPDATE.com - Suatu ketika, Nabi Musa AS bertanya kepada Allah SWT, “Tuhanku, di mana aku harus mencariMu?” Allah menjawab, “Carilah Aku di tengah-tengah mereka yang hancur hatinya.”

Hidup dalam kemiskinan, bukanlah alasan untuk menjadikan hancur hati siapa pun. Namun, bukan pula keinginan semua orang, terlebih ketika salah satu anggota keluarga membutuhkan biaya tidak sedikit untuk biaya pengobatan sakit yang dideritanya.

Itu pula yang dirasakan Yadi (35) dan Nina Nurkomalasari (25), warga Kampung Santiong RT 04/19, Desa Ubrug, Kecamatan Warungkiara, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Hidup dari hasil bekerja serabutan, yang bahkan untuk untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari pun kerap kali kekurangan, bak hidup dihantui mimpi buruk yang tiada berakhir.

Jika bukan karena bersyukur atas nikmat yang diterimanya, ketika mendapat uluran tangan dari tetangga saat anak semata wayangnya, Reza Mulyadina (7) yang menderita hirschprung harus berobat, Yadi nyaris frustasi.

Hirschprung adalah suatu kondisi yang mempengaruhi usus besar (kolon) dan menyebabkan masalah dengan pembuangan kotoran. Diakui oleh Nina, penyakit ini diderita anaknya sejak lahir.

“Penyakit ini sudah diderita Reza sejak lahir. Mungkin kalau bisa meminta, Reza tak akan mau dilahirkan mengidap penyakit yang bisa membuat perutnya terus membesar,” kepada sukabumiupdate.com, Nina bertutur, Selasa (7/2).

Segala upaya telah dilakukan Yadi dan Nina demi kesehatan anaknya. Lazimnya anak usia tujuh tahun, keduanya ingin melihat Reza seperti anak sebayanya, bermain dan bersenda gurau. Tetapi kondisi saat ini, memaksa Reza lebih banyak berdiam diri di dalam rumah sembari menahan sakit di bagian perutnya.

BACA JUGA:

Bocah Hirschsprung Warungkiara Kabupaten Sukabumi Butuh Uluran Tangan

Bupati Ngambek di Depan Pejabat Dinkes Kabupaten Sukabumi

Diceritakan Nina, anaknya itu sudah pernah menjalai operasi kolostomi (pembuatan lubang pada dinding perut yang disambungkan dengan ujung usus besar, agar penderita bisa lancar ketika buang air besar-red) sebanyak tiga kali. Saat itu, Reza menjalani operasi atas kebaikan tetangga dan donatur. Bahkan ia dua kali mendapat donasi dari salah satu stasiun televisi swasta.

Namun, tiga kali operasi tidak jua membuat Reza sembuh dari sakitnya. Perutnya masih buncit, dan kerap mengalami sembelit.

Pernah suatu ketika, Yadi dan Nina mendapat bantuan uang sebesar Rp2 juta, donasi dari para tetangga untuk biaya pengobatan Reza. Bukan main rasa bahagia keduanya saat itu, merasa seperti memiliki harapan lebih akan masa depan kesehatan anaknya. Keduanya pun lantas membawa Reza ke Rumah Sakit (RS) Hasan Sadikin, Kota Bandung.

Namun, bak sudah jatuh tertimpa tangga, derita Yadi dan Nina belum berakhir sampai di situ. Belum juga tiba di RS Hasan Sadikin, uang hasil patungan tetangga raib disikat copet, saat turun dari bis di Terminal Leuwipanjang.

“Harapan agar Reza mendapatkan pelayanan medis yang layak jadi hilang. Kami pun akhirnya memilih pulang. Malu sama tetangga,” tutur Nina yang tak lagi mampu menahan air matanya.

Kini, untuk mengurangi rasa sakit ketika Reza mengalami sembelit, Yadi dan Nina selalu berusaha sekuat tenaga dan pikiran untuk membawa anaknya itu ke dokter spesialis. Walaupun jarak dari rumahnya tidak dekat, tetap mereka tempuh.

BACA JUGA:

Kisah Tak Terungkap dari Ujang Nurjani, Bocah Warungkiara Kabupaten Sukabumi

Wabup Ajak Kadinkes Sukabumi Minta Maaf ke Keluarga Ujang Nurjani 

“Tapi sudah dua minggu ini Reza tidak pernah lagi berobat ke dokter spesialis, karena tidak mampu membayar biaya untuk chek-up atau membeli obat,” terang Yadi.

Dijelaskan Yadi dengan mimik sumringah, jika dua hari lagi ia akan kembali bekerja. Ketika sukabumiupdate.com bertanya, pekerjaan apa yang akan dilakukannya dalam dua hari ke depan, Yadi menjawab, ”Kuli, panen sampeu anu tatangga. Lumayan sugan aya leuwih kanggo nambah-nambah berobat Reza.”

Saat ini, Yadi dan Nina hanya bisa berharap agar anaknya dapat sembuh dari penyakit yang dideritanya, entah dengan cara apa. Ia hanya ingin Reza meraih mimpi indah di masa depan.

Untuk kesembuhan anaknya, Yadi dan Nina berharap bantuan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi. Diakui keduanya, selama tujuh tahun Reza sakit, tidak pernah sekalipun mendapat bantuan dari pemerintah.

“Semoga pemerintah sekarang mau membantu. Saya hanya ingin melihat anak saya sehat,” kata Yadi seraya memeluk Nina yang tak henti meneteskan air matanya.

Entahlah, apa yang kini ada di benak Yadi dan Nina. Namun, jika membaca pertanyaan Musa AS di atas, mungkin di rumah merekalah kita bisa dekat dengan Allah SWT.

Editor : Administrator

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI