Sukabumi Update

Ribuan Ekor Puyuh Peternak Kota Sukabumi Mati Mendadak

SUKABUMIUPDATE.com - Ribuan ekor unggas jenis puyuh, mati secara mendadak di Kampung Selagombong RT 04/03, Kelurahan Cibeureum Hilir, Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi. Peternak diperkirakan alami kerugian hingga  puluhan juta rupiah.

Ece Suhendar Al Ghifari (41) kepada  sukabumiupdate.com, Minggu (12/2) menerangkan, kejadian seperti ini sangat jarang terjadi. Tetapi semenjak intensitas hujan tinggi sebulan terakhir ini, puyuh-puyuh itu mulai mati mendadak. "Jarang sekali ada kejadian seperti ini, terakhir kali waktu tiga tahun kebelakang pada musim hujan juga, namun malah lebih parah saat ini," tutur Ece Suhendar Al Ghifari.

Penyebab utama kematian ternak peliharaan Ece ini akibat penyakit Snot. Ciri-ciri penyakit snot pada unggas, kata Ece,  bagian kepala membengkak, bernanah dan dalam hitungan menit unggasnya tersebut mati. “Semacam penyakit bisul kalau untuk manusia. Penyakit ini biasanya menyerang kelopak mata unggas,” jelas Ece.

Untuk mengantisipasi semakin  banyaknya ternak yang mati, ujar Ece,  melakukan vaksinasi serta vitamin tambahan. "Selama satu minggu sekali diberi vaksin anti penyakit. Kemudian  Vitamin dan membersihkan kandang setiap hari. Upaya ini sebenarnya tidak membuahkan hasil yang signifikan,” imbuh Ece.

Ia mengatakan, setiap hari unggas yang mati mencapai 50 hingga 70 ekor bahkan, kata dia, pernah dalam sehari sebanyak 270 ekor mati sekaligus.

BACA JUGA:

Pemkot Sukabumi Deteksi Flu Burung Dari Telur Unggas

China Konfirmasi Kasus Baru Flu Burung pada Manusia

Ternyata bukan hanya puyuh yang mati akibat virus snot ini. Bebek, ayam dan Itik juga mengalami hal sama apabila sudah terjangkit snot. “Hanya bedanya, bebek, ayam dan itik tidak begitu banyak yang mati." akunya.

Ece menambahkan, unggas-unggas miliknya yang mati terpaksa dikubur guna mengantisipasi penularan penyakit terhadap unggas lainnya. “Sebahagian unggas yang mati itu jadi pakan ikan lele. Yang jelas, akibat kejadian ini, saya alami kerugian hingga puluhan juta,” katanya.

Ia mengataka, setiap hari unggas yang mati mencapai 50 hingga 70 ekor bahkan, kata dia, pernah dalam sehari sebanyak 270 ekor mati sekaligus.

Ternyata bukan hanya puyuh yang mati akibat virus snot ini. Bebek, ayam dan Itik juga mengalami hal sama apabila sudah terjangkit virus yang sama. “Hanya bedanya, bebek, ayam dan itik tidak begitu banyak yang mati." akunya.

Ece menambahkan, unggas-unggas miliknya yang mati terpaksa dikubur guna mengantisipasi penularan penyakit terhadap unggas lainnya. “Sebagian unggas yang mati itu jadi pakan ikan lele. Yang jelas, akibat kejadian ini, saya alami kerugian hingga puluhan juta Rupiah,” katanya.

Editor : Administrator

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI