Sukabumi Update

Bapak Bisu, Ibu Lumpuh, Dua Anak Tak Sekolah karena Tiada Biaya, Warga Cioray Kabupaten Sukabumi

SUKABUMIUPDATE.com - Miris, kata tepat untuk menggambarkan kehidupan pasangan Saripudin (34) dan Esih (37). Pasangan suami istri tersebut adalah warga Kampung Cioray RT 19/03, Desa Palasari Hilir, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi. Keduanya, sama-sama mememiliki kekurangan fisik, Saripudin menderita tunawicara, dan Esih alami kelumpuhan.

Saripudin hanya seorang buruh harian lepas. Sedangkan Esih tidak bisa membantu suaminya untuk mencari tambahan nafkah, karena sehari-hari untuk beraktivitas saja, ia harus ngesot. Dari mulai melakukan aktivitas pribadi, hingga urusan rumah tangga.

Kendati demikian, pasangan ini memiliki empat anak, yakni Melani (10) kini duduk di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 1 Cioray. Reza (8) dan Despi (6), belum sekolah karena ketiadaan biaya. Sedangkan si bungsu Regina Putri, baru berusia dua tahun.

“Kalau Reza walau sudah berusia delapan tahun, dan Despi enam tahun, belum sekolah karena belum memiliki biaya,” terang Esih kepada sukabumiupdate.com, Selasa (4/4).

BACA JUGA:

Miris, Janda Warga Cibodas Kabupaten Sukabumi Ini Hanya Butuh Ongkos untuk Berobat

Miris, Ini Cara Rohayati Asal Cikangkung Kabupaten Sukabumi Tetap Sehat

Miris, Kakak Adik Warga Sukasirna Cibadak Kabupaten Sukabumi Dibiarkan Lumpuh

Esih mengaku, sebenarnya ia mengalami kelumpuhan semenjak usia tujuh tahun. Namun saat beranjak dewasa, ia bisa berjalan sendiri walaupun tidak normal. “Ketika melahirkan anak pertama, saya kembali lumpuh sampai sekarang. Semua aktivistas saya lakukan dengan ngesot,” ujarnya.

Lebih jauh, Esih menerangkan, akibat kemiskinan yang mendera, dua anak mereka yakni Reza dan Neng Depi, saat ini dirawat oleh Rini (33), bibi dari Esih. "Sehari-hari untuk menghidupi keluarga, bapaknya bekerja di sawah milik warga. Sedikit tapi cukup,” lirih.

Sementara Rini (33), bibi dari Esih mengatakan, keponakannya itu sampai saat ini belum pernah berobat. “Hanya pernah mendapatkan pengobatan tradisional dengan cara di urut. Sebenarnya Esih memiliki Kartu Indonesia Sehat (KIS). Tapi untuk jalan berobat juga kan butuh biaya."

Rini menambahkan, keluarga selalu berupaya membantu keluarga Saripudin. Ada keinginan agar keluarga itu memiliki aktivitas yang bisa menambah penghasilan. “Tapi kami belum punya uang untuk memodali keluarga ini,” katanya.

Ia berharap pemerintah bisa meringankan beban keluarga Saripudin, agar masa depan anak-anak pasangan Saripudin-Esih bisa meraih masa depan baik kelak.

Editor : Administrator

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI