Sukabumi Update

Bunga Rafflesia Tumbuh di Hutan Cipeucang GCP Sukabumi, Peneliti LIPI : Ini Catatan Baru

SUKABUMIUPDATE.com - Bunga Rafflesia ditemukan tumbuh mekar di Hutan Konservasi Cipeucang, yang masuk ke kawasan Geopark Ciletuh Palabuhanratu. Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebut temuan ini bisa mengindikasikan habitat baru bunga langka tersebut.

Peneliti Rafflesia LIPI, Sofi Mursidawati mengatakan, dari foto-foto yang dilihatnya, Ia memperkirakan jenis bunga yang ditemukan adalah Rafflesia Patma. Bunga jenis ini biasa ditemukan di sejumlah titik sepanjang Pantai Selatan Pulau Jawa.

BACA JUGA: Berdiameter 47 cm, Ternyata Ada Banyak Rafflesia di Kawasan GCP Sukabumi

"Beberapa waktu lalu ada juga laporan dari Ciletuh. Kemungkinan besar jenisnya Rafflesia Patma," ujar Sofi dihubungi sukabumiupdate.com melalui sambungan telepon, Selasa (26/6/2018).

Selama ini lanjut Sofi, kawasan Hutan Konservasi Cipeucang tidak tercatat sebagai habitat Rafflesia Patma. Adapun lokasi di Pantai Selatan Pulau Jawa yang sudah tercatat sebagai habitat Rafflesia Patma diantaranya Nusakambangan, Leuweung Sancang, Pangandaran, Cagar Alam Bojong Larang, Jayanti, dan Ciletuh.

Bunga Rafflesia yang ditemukan di Hutan Konservasi Cipeucang, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi. |Sumber Foto: PAPSI Asep Supriatna

"Kalau benar Rafflesia  patma , ini berarti  catatan  baru  untuk  habitat  Rafflesia Patma  di Jawa," tutur Sofi yang juga kurator bunga Rafflesia di Kebun Raya Bogor (KRB).

Sofi menjelaskan, Rafflesia Patma biasa tumbuh dengan ukurang antara 30-50 sentimeter. Masa mekar bunga ini biasanya hanya 3-4 hari.

Rafflesia Patma memiliki ciri-ciri khusus pada bulu-bulu halus di bagian dalam mangkok bunga. Ini yang membedakan Rafflesia Patma dengan jenis lainnya.

"Bunga jantannya mekar antara 3-4 hari, kalau betina bisa lebih lama," tutur Sofi.

Diberitakan sebelumnya, bunga Rafflesia ditemukan tidak sengaja saat kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang didampingi Asep Supriatna, anggota Paguyuban Alam Pakidulan Sukabumi (PAPSI). Saat itu, Mahasiswa UGM hendak mempelajari keragaman biodiversity di Geopark Ciletuh Palabuhanratu.

Editor : Ardi Yakub

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI