Sukabumi Update

Tak Ada Jembatan, Warga Dua Kecamatan di Sukabumi Terpaksa Gunakan Rakit

SUKABUMIUPDATE.com - Warga dua kecamatan di Kabupaten Sukabumi harus menyeberangi Sungai Cikaso sepanjang 100 meter dengan rakit dalam melakukan aktivitas kesehariannya. Itu terpaksa dilakukan karena tidak ada jembatan.

Warga tersebut tinggal di Desa Neglasari, Kecamatan Purabaya dan Desa Sirnasari di Kecamatan Pabuaran. Mereka sudah terbiasa menyeberang menggunakan rakit.

"Kebetulan keluarga saya ada di seberang, dan saya juga punya sawah di sana. Jadi tiap hari saya bolak-balik ke sana untuk mengurus sawah,"ujar Lani (30 tahun), warga Kampung Ciputat, Desa Neglasari, Kecamatan Purabaya, ditemui sukabumiupdate.com, Selasa (28/8/2018).

Meski sudah terbiasa, tetap saja Lani mengaku kesulitan. Apalagi jika harus membawa hasil tani yang jumlahnya tidak sedikit.

Belum lagi jika kondisi Sungai Cikaso sedang pasang. Air sungai bisa naik hinga 5 meter, bahkan merendam sebagian sawah dan  tempat rakit dilabuhkan.

Hal senada diungkapkan Misbah (32 tahun), Warga Kampung Cilele, Desa Sirnasari, Kecamatan Pabuaran. Ia mengaku sangat kesulitan dan berharap pemerintah dapat membuatkan jembatan penghubung untuk kampung mereka.

BACA JUGA: Anak-anak di Nyalindung Sukabumi Bertaruh Nyawa Untuk Menimba Ilmu

"Saya biasa dagang ke kampung sebelah, jika air sungai sedang naik terpaksa saya memutar jalan dengan jarak hingga 30 kilometer," ungkap Misbah.

"Makanya warga disini ekonominya kurang berkembang, karena memang kami kesulitan dalam akses transportasi," sambung Misbah.

Kepala Desa Sirnasari, Bambang Gunawan, mengungkapkan kesulitan warga akibat tidak tersedianya jembatan penghubung ke Desa Neglasari, Kecamatan Purabaya.

BACA JUGA: Jembatan Cibodas di Cidadap Sukabumi Bikin Was-was, Kayu Lapuk dan Rangka Berkarat

"Warga kami banyak yang memiliki usaha di seberang sana, begitupun warga Desa Neglasari setiap harinya berusaha disini. Kami memang sangat membutuhkan pembangunan jembatan," sambungnya.

Bambang berharap ada dana pusat atau provinsi yang dapat mendanai pembuatan jembatan di desanya.  Bambang menghitung, pembuatan jembatan membutuhkan biaya yang sangat besar.

"Anggaran dana desa tidak bisa mengatasi pembuatan jembatan, karena biaya yang dikeluarkan terlalu tinggi, ini membutuhkan bantuan dari pemerintah provinsi atau pusat," pungkasnya.

Editor : Andri Somantri

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI