SUKABUMIUPDATE.com - Usai diderai hujan pada siang hari, wilayah Kota Sukabumi tiba-tiba dikelilingi kabut yang cukup tebal. Layaknya sebuah desa bernama Kirigakure di serial anime Naruto, walaupun hanya sementara namun nampaknya sangat berkesan bagi beberapa warga Kota Sukabumi dengan situasi kabut ini.
Pantauan sukabumiupdate.com, sejumlah wilayah di pusat Kota Sukabumi diselimuti kabut sekira sejak pukul 16.00 WIB. Dimulai dari wilayah Sukaraja, Subang Jaya, Ciaul dan Kebonjati, kabut memadati jalan raya yang ramai dipadati sejumlah kendaraan orang-orang yang sedang dalam perjalanan pulang setelah bekerja atau bersekolah.
Lalu di wilayah menuju arah Selabintana, massa kabut semakin tebal dikarena wilayah tersebut area dataran tinggi. Memasuki wilayah pusat kota Sukabumi, di sekitaran Dago dan Balai Kota pun sama diselimuti kabut namun tak terlalu tebal.
Suasana Jalan Siliwangi, Kota Sukabumi diselimuti kabut. (Foto: Muhammad Gumilang)
Wilayah Lapang Merdeka Sukabumi nampak seperti lapangan sepak bola di Eropa yang penuh dengan kabut namun tanpa salju yang turun mendampingi.
Anisa (17 tahun) seorang pelajar SMAN 4 Kota Sukabumi yang sedang menunggu jemputan ojek online menuturkan, baru pertama ini ia mendapati wilayah kota Sukabumi diselimuti kabut yang lumayan tebal.
BACA JUGA: Dalam Sehari Enam Bencana Terjadi di Kota Sukabumi, Ini Rinciannya!
"Mungkin karena dingin dan hujan tadi siang yah. Ini kayak di film-film gitu," tutur gadis yang akrab disapa Ica ini kepada sukabumiupdate.com, Kamis (21/2/2019).
Di tempat lainnya, Jamal (18 tahun) seorang pelajar yang baru saja berolahraga di sekitaran Lapang Merdeka Kota Sukabumi mengatakan, banyak para warga yang merasa kaget namun suka melihat pemandangan kabut seperti ini. Meskipun menurutnya akan nampam berbahay bagi pengendara kendaraan, ia berharal tak terjadi sesuatu yang buruk atas peristiwa alam ini.
"Entah pertanda apa yang datang dengan kabut ini. Tapi banyak orang yang foto-foto, bagus sih cuman saya agak khawatir juga takutnya ada pertanda atau gimana gitu," pungkasnya.
Editor : Mulvi