Sukabumi Update

114 Warga Gunung Batu Kertaangsana Malam Ini Tidur di Pengungsian

SUKABUMIUPDATE.com - Dampak tanah retak, ratusan warga Kampung Gunungbatu, Kadusunan Liunggunung, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi hingga kini masih berlindung di dalam tenda pengungsiaaan. Lokasi pengungsian berada di Pasar Desa Kertaangsana. Sudah terpasang tiga tenda pengungsian di lokasi tersebut.

BACA JUGA: Satu Persatu Warga Kertaangsana Sukabumi Mengungsi, Tanah Retak Makin Parah

BPBD Kabupaten Sukabumi mencatat hingga kini ada 114 jiwa dari 109 kepala keluarga berada di pengungsian. Data sementara, ada 12 rumah rusak berat, 57 rumah rusak sedang, kemudian 40 rumah terancam.

Sementara itu, fasilitas umum yang juga mengalami kerusakan terdiri dari satu bangunan sekolah PAUD, satu mushola dan satu unit MCK. Kerusakan juga terjadi di beberapa ruas jalan provinsi, dengan penurunan permukaan sekitar 20 hingga 30 sentimeter dengan panjang sekitar satu kilometer.

KACA JUGA: Tanah Retak di Desa Kertaangsana Sukabumi Meluas, Warga Tetap Bertahan Tunggu Solusi

"Warga yang terdampak di Kampung Gunungbatu saat ini sudah hampir semua mengungsi, namun masih ada beberapa yang tetap di lokasi. Kami masih terus pantau. Di pengungsian sudah ada bantuan logistik dan dapur umum," ungkap Kepala Desa Gunungbatu, Agus Sudrajat kepada sukabumiupdate.com, Jumat (26/4/2019). 

Diberitakan sebelumnya, tanah retak menyebabkan jalan amblas dan rumah warga rusak di Kampung Gunungbatu. Bencana ini juga membuat retakan besar di sawah warga. Peristiwa itu terjadi sejak Selasa (16/4/2019) lalu diakibatkan hujan yang terus menerus mengguyur.

BACA JUGA: Tanah Retak di Kertaangsana Sukabumi, Dua Lokasi Pengungsian Disiapkan

Salah seorang warga di lokasi pengungsian, Nurhayati (31 tahun) mengaku pasrah. Ia adalah salah satu warga yang rumahnya kena dampak cukup parah akibat tanah retak. Meski demikian, ia mengaku sudah memindahkan beberapa barang ke rumah saudaranya.

"Yang penting nyawa dan keselamatan kami. Dan kami pasrah jika kami harus direlokasi, karena kondisi rumah dan tanah kami disana sudah sangat parah," ungkapnya.

Editor : Herlan Heryadie

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI