Sukabumi Update

Update Info Tanah Retak Kertaangsana Sukabumi, Jenazah Dipindahkan Rumah Mulai Ambruk

SUKABUMIUPDATE.com - Enam jenzah di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kertaangsana, Kampung Gunungbatu, Dusun Liunggunung, Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi terpaksa dipindahkan. Hal itu dampak dari pergerakan tanah sejak 23 April 2019 lalu dan hingga kini terus terjadi.

BACA JUGA: Tanah Retak di Desa Kertaangsana Sukabumi Meluas, Warga Tetap Bertahan Tunggu Solusi

Kepala Desa Kertaangsana, Agus Sudrajat mengungkapkan TPU di Kertaangsana hancur tergerus tanah, sehingga terpaksa harus dipindahkan ke makam keluarganya masing-masing.

"Minggu 28 April 2019 dan hari ini, Senin 29 April 2019 ada enam jenazah yang dipindahkan dari TPU Kertaangsana ke makam keluarganya. Satu ke TPU Kebon Kai, satu ke Bogor dan empat lagi ke pamakaman keluarga Gununggadung," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Senin (29/4/2019).

Menurut Agus, posisi pemakaman tersebut tepat di atas jalan Provinsi. Sejak pergerakan tanah terjadi  kondisi makam semakin parah tergerus pergerakan tanah dan amblas mencapai ketinggian 1,5 meter.

BACA JUGA: Jalan Amblas Akibat Pergerakan Tanah, Kendaraan Bertonase Besar Diarahkan Jalur Lain

Lanjut Agus, pergerakan tanah sampai saat ini terus terjadi, bahkan hingga pukul 15.30 WIB berdampak di tiga RT di Kampung Gunungbatu, diantaranya RT 01, 02 dan 03 RW 09 Kedusunan Liunggunung, Desa Kertaangsanan. Sebanyak 69 rusak berat dan 45 rumah terancam.

"Jumlah warga yang direlokasi sementara ini sebanyak 52 kepala keluarga atau 124 jiwa dari 354 jiwa, diantaranya termasuk enam ibu hamil, dan 30 balita," paparnya.

Bahkan pada siang tadi, satu rumah roboh, sedangkan yang tinggal di tenda pengungsian saat ini sebanyak 37 kepala keluarga, dua keluarga ngontrak, tujuh keluarga mengungsi ke rumah keluarganya. "Selain itu lima keluarga tinggal di sebuah Masjid (Gunung Batu), dan satu keluarga di rumah ketua RT," jelasnya.

BACA JUGA: Pengungsi Bencana Pergerakan Tanah Nyalindung Mulai Sakit

Sementara itu, arus kendaraan dari arah Sukabumi menuju Sagaranten atau sebaliknya masih tetap berjalan satu lajur. Karena kondisi jalan provinsi yang amblas dan semakin menganga.

"Buat pengguna jalan kami imbau untuk berhati hati, karena pergerakan tanah terus terjadi di jalan provinsi terlebih mobil bermuatan berat lebih baik menggunakan jalur Jampangtengah," pungkasnya.

Editor : garis

Tags :
BERITA TERPOPULER
BERITA TERKINI